Sekjen PDIP Sambut Positif Pertemuan Jokowi dan SBY: Tradisi Silaturahim Baik Para Pemimpin
Sementara, saat ditanya soal momentum pertemuan Jokowi dan SBY dikaitkan dengan reshuffle kabinet, Hasto menilai hal tersebut tak kondusif.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyambut positif pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Hasto, pertemuan antara Jokowi dan SBY sangat baik. Apalagi, keduanya merupakan tokoh pemimpin bangsa.
Baca juga: Besok Rabu Pon, Wacana Reshuffle Mencuat Usai Jokowi Bertemu SBY, Demokrat Masuk Kabinet?
Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya wartawan soal pertemuan Presiden Jokowi dan SBY yang berlangsung di Istana Kepresidenan, Bogor, kemarin.
"Ya pertemuan di antara pemimpin, suatu hal yang baik, apalagi Bapak SBY beliau juga sosok presiden keenam, dan Pak Jokowi Presiden ketujuh," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Fahri Hamzah Tanggapi Pertemuan Jokowi dengan SBY: Adem Kalau Presiden dan Mantannya Akur
Politisi asal Yogyakarta ini juga menilai, pertemuan Presiden Jokowi dan SBY merupakan sebuah tradisi silahturahmi yang baik yang dilakukan para pemimpin.
"Pertemuan itu dinilai oleh PDI Perjuangan merupakan bagian dari tradisi silaturahim yang baik dilakukan di antara para pemimpin," sambung dia.
Sementara, saat ditanya soal momentum pertemuan Jokowi dan SBY dikaitkan dengan reshuffle kabinet, Hasto menilai hal tersebut tak kondusif.
"Reshuffle dalam situasi sekarang ya tentu saja kurang kondusif," kata Hasto.
Hasto mengatakan saat ini tahapan Pemilu 2024 sudah berjalan dan pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) akan dibuka mulai 19-25 Oktober 2023.
Menurutnya, momentum ini baiknya digunakan untuk percepatan terhadap seluruh target-target program strategis yang sudah dicanangkan Presiden Jokowi.
"Kemudian melakukan evaluasi-evaluasi secara konstruktif untuk nantinya diberikan kepada pemerintahan yang akan datang," jelas Hasto.
Baca juga: Respons PPP, PSI, dan Gerindra soal Isu Reshuffle Kabinet
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/10/2023).
Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani pun membenarkan kabar pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut.
Namun, dia menegaskan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas secara khusus soal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan masuk ke dalam kabinet.
Kamhar menyampaikan bahwasanya, pertemuan Jokowi dan SBY lebih banyak membahas mengenai isu kebangsaan.
"Pembicaraan dua tokoh bangsa seperti ini lebih pada isu-isu yang sifatnya kebangsaan dan kenegaraan," kata Kamhar, Selasa (3/10/2023).
Dia menilai silaturahmi antara Presiden Jokowi dan SBY itu merupakan hal yang positif.
Pasalnya, pertemuan itu bisa memberikan dampak teduh menjelang kontestasi demokrasi pada Pemilu 2024 mendatang.
"Kami menilai silaturahmi kebangsaan ini positif, yang akan memberi dampak teduh dan sejuknya dinamika perpolitikan nasional di tahun politik ini," ungkapnya.
PK Silfester Matutina Dinyatakan Gugur, Roy Suryo Apresiasi Majelis Hakim: Keputusan Tepat |
![]() |
---|
Mahfud MD Heran Harta Kekayaan Immanuel Ebenezer Rp17,6 Miliar, dari Driver Ojol Jadi Wamenaker |
![]() |
---|
Usai Bebas Bersyarat, Bambang Tri Mulyono Menghilang: Rumahnya Sepi di Blora Jateng |
![]() |
---|
Rismon Sianipar Desak UGM Terbuka Soal Data Akademik Jokowi: Jangan Hanya Lewat Podcast Internal |
![]() |
---|
Mahfud MD Minta UGM Tak Bela Mati-matian Ijazah Jokowi: Penjelasannya Cukup, Bukan Urusan UGM Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.