Sabtu, 23 Agustus 2025

Kecelakaan Maut di Subang

Perjuangan Korban Tewas Bus Maut di Subang, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Bayar Study Tour Rp 800 Ribu

Terselip satu kisah pilu di balik suasana duka yang menyelimuti keluarga korban kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kecana Depok.

Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). 

"Nah dari sebelas, sepuluh penumpang, terdiri dari guru dan siswa, pelajar SMK,” kata Jules saat dikonfirmasi pada Minggu (12/5/2024) dini hari.

Selain korban tewas, Jules merinci ada 12 korban yang mengalami luka berat dan 37 korban mengalami luka ringan.

Korban meninggal dunia itu sudah dimakamkan pada Minggu (12/5/2024) siang tadi.

Salah satunya yakni Mahesya Putra.

Tulang punggung keluarga

Sementara itu Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, tidak kuasa menahan haru ketika tahu anaknya turut menjadi korban tewas kecelakaan maut pada Sabtu (12/4/2024) petang.

Rosdiana bersaksi, Mahesya Putra sehari-hari merupakan sosok anak yang baik dan penurut.

Bahkan, ia merupakan tulang punggung keluarga seusai sepeninggalan ayahnya.

Rosdiana mengenang pernyataan Mahesya kepada dirinya yang ingin langsung bekerja demi membantu keluarga setelah lulus dari SMK Lingga Kencana.

Mahesya ingin membantu perekonomian keluarganya.

"Dia anaknya baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Kalau mau misalkan dia bilang udah lulus mau kerja membahagiakan orang tuanya," kata Rosdiana saat ditemui di rumah duka di jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2024).

Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat saat ditemui di rumah duka di Depok, Minggu (12/5/2024).
Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat saat ditemui di rumah duka di Depok, Minggu (12/5/2024). (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim)

Mahesya merupakan anak pertama dari 5 bersaudara.

Mahesya hanya tinggal bersama sang ibu dan keempat adiknya di sebuah gang sempit di Jalan Raya Maruyung.

Menurut Rosdiana, nantinya Mahesya ingin bekerja sembari kuliah seusai lulus dari SMK Lingga Kencana.

Namun naas, Mahesya justru tewas seusai acara perpisahannya.

"Iya dia udah rencana si untuk kerja, pergi kuliah juga," ungkapnya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan