Jumat, 8 Agustus 2025

Kecelakaan Maut di Subang

Dedi Mulyadi Minta Kecelakaan Bus di Subang Diusut Tuntas: Jangan Hanya Sopir yang Tanggung Jawab

Mantan bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, meninjau bangkai bus yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat.

dok. DPR RI
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat RDP dengan Badan Keahlian DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Dedi Mulyadi meninjau bangkai bus yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, meninjau bangkai bus yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi ini meninjau bangkai bus tersebut di Terminal Subang, Sabtu (18/5/2024).

Ia meminta aparat berwenang mengusut tuntas kasus kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang itu.

Menurutnya, Sadira selaku sopir bus Putera Fajar yang kini telah menjadi tersangka lalai dalam bertugas.

Pasalnya, ketika rombongan sedang berhenti di rumah makan, bus mengalami kerusakan, tetapi terus melanjutkan perjalanan sampai akhirnya terjadi kecelakaan.

Saat ini, Sadira telah ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga tak bisa memberikan nafkah bagi anak dan istrinya di rumah.

Kang Dedi pun berpandangan seharusnya bukan hanya sang sopir yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

“Adil kah kalau hanya sopir yang harus bertanggung jawab pada peristiwa ini?"

"Dalam pandangan saya harus terus dikejar pihak-pihak yang bertanggung jawab penyebab dari kecelakaan ini," ujar Kang Dedi, Sabtu.

Selain kelalaian, penyebab fatal kecelakaan ialah modifikasi yang dilakukan terhadap bus.

“Tanpa menggiring opini, tanpa melebihi kewenangan penyidik, sudah selayaknya penyidikan diarahkan pada siapa yang melakukan perubahan spesifikasi mobil itu."

Baca juga: Muncul Donasi Palsu Korban Kecelakaan Maut Subang, Ngaku Paman Mahesya, Donasi Terkumpul Rp 11 Juta 

"Dia lah yang harus bertanggung jawab," ucap Kang Dedi.

Ia pun berharap peristiwa ini bisa menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.

Mulai dari pembangunan dan penataan infrastruktur supaya tak ada bangunan di bibir jalan seperti warung lokasi bus terguling yang menjorok ke dalam sehingga meminimalkan korban di luar.

Lalu, keberadaan drainase besar di pinggir jalan tak hanya sebagai jalan air, tetapi juga penahan dan pembatas kendaraan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan