Kecelakaan Maut di Subang
Unggahan Terakhir Korban Kecelakaan Bus SMK di Subang: Aku Mempercayai Kehidupan setelah Kematian
Unggahan terakhir Ade Nabila Anggraini, siswi SMK Lingga Kencana Depok salah satu korban tewas kecelakaan bus di Subang mendapat sorotan warganet.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Unggahan terakhir Ade Nabila Anggraini, siswi SMK Lingga Kencana Depok yang menjadi salah satu korban tewas kecelakaan bus di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024), menjadi sorotan warganet.
Pasalnya, postingan terakhir Ade Nabila Anggarini di Instagram menyiratkan pesan kehidupan setelah kematian.
Postingan terakhir Ade Nabila Anggarini itu dibuat pada 13 Januari 2024 melalui akun Instagram @adenabillaa.
Ia mengunggah empat slide foto, di mana tiga slide awal adalah gambar bunga dan foto keempat merupakan foto selfie-nya.
Hingga berita ini diturunkan, unggahan tersebut sudah disukai sebanyak 20.000 pengguna Instagram dan memiliki lebih dari 2.000 komentar.
Dalam tulisan panjangnya itu, Nabila mengurai nasehat soal kehidupan dan kematian.
Berikut caption lengkapnya:
Hidup ini adalah tanggung jawab, bukan pelarian.
Berlari sekencang apapun, menghindar sejauh apapun, yg namanya hidup tetaplah hidup. Dan ia akan selalu penuh dengan tanggung jawab ( bagi yg menyadari, dan kuharap kita semua menjadi sadar akan esensi hidup itu).
Dalam berjuang menggaungkan kebenaran, rasanya jalan itu panjang sekali, bukan? Namun aku pernah membaca serangkaian wacana yg cukup menyentil hatiku.
"Tanggung jawab berjuang dalam jalan kebenaran itu sebenarnya singkat. Kamu hanya perlu berjuang sampai mati. Jika kamu mati besok, maka tanggung jawab mu selesai sampai besok saja. Sudah sesingkat itu."
Kita tak pernah tau kapan atma ini akan diambil oleh Si Pencipta sekaligus Si Pemberi tanggung jawab. Kehidupan ini penuh ketidakpastian. Kamu bisa saja mati saat tertidur, kamu bisa saja mati saat sedang makan makanan favoritmu, kamu juga bisa mati saat sedang tidak melakukan apa-apa. Hidup begitu singkat, tidak ada yg bisa menjamin kamu akan tetap hidup satu menit kedepan. Selagi diberi masa, maka berjuanglah sekuat tenaga dalam jalan yg benar. Tidak ada waktu untuk berlari meninggalkan apa yg sudah diamanahi.
Aku mempercayai kehidupan setelah kematian. Hidup adalah tanggung jawab yg akan dipertanggungjawabkan di kehidupan setelah kematian itu. Aku melangitkan doa, semoga apa yg kita usahakan dan perjuangkan bisa cukup dipersembahkan sampai mendapat balasan yg pantas dan paling membahagiakan juga.
Akhir kata seorang muslim seharusnya menyadari bahwa tujuan hidupnya adalah untuk menghamba kpd Allah dan juga totalitas dalam menjalankan misi sebagai khalifah fil ard, semoga kita bisa menjadi orang² yg sukses dalam pembelajaran kehidupan yg sementara ini aamiin..

Baca juga: Bus Putera Fajar Tidak Memiliki Izin Angkut dan Tidak Lakukan Uji Berkala Perpanjangan Tiap 6 Bulan
Daftar Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
Berikut daftar 11 korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat:
- Sdr. SUPRAYOGI, Jakarta 14 Juni 1961, laki-laki, swasta, guru.
- Sdri. INTAN RAHMAWATI, Depok 04 Oktober 2005, perempuan, pelajar.
- Sdr. RAKA, 21th, laki-laki, pelajar.
- Sdri. DESI YULIANTI, Depok 31 Juli 2005, perempuan, pelajar.
- Sdr. ROBIATUL ADAWIYAH, Depok 15 Februari 2005, perempuan, pelajar.
- Sdri. ADE NABILA ANGRAINI, Depok 13 Januari 2004, perempuan, pelajar.
- Sdr. MAHESYA PUTRA, Depok 14 mei 2005, laki-laki, pelajar.
- Sdr. TIARA, 18th, perempuan, pelajar.
- Sdr. AHMAD FAUZI, 19th, laki-laki, pelajar.
- Sdri. INTAN FAUZIAH, 19t, perempuan, pelajar.
- Sdr. DIMAS, 17th, laki-laki, Pelajar.
Baca juga: Hasil Olah TKP yang Dilakukan Tidak Ada Jejak Rem dari Bus yang Alami Kecelakaan Maut di Ciater
Daftar Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
- META, Perempuan, 18 th, Pelajar
- FAUZIAH, Perempuan, 18 th, Pelajar
- AHMAD FAUZI, Laki-laki, 18 th, Pelajar
- JULIAN, Laki-laki, 17 th, Pelajar
- DEVI LESTARI, Perempuan, 18 th, Pelajar
- DEWA DANDU DILATA, Laki-laki, 18 th, Pelajar
- TRIANA WIHARTANTI, Perempuan, 18 th, Pelajar
- NOVIA ANISA FITRI, Perempuan, 18 th, Pelajar
- RINDU, Laki-laki, 18 th, Pelajar
- ANINDIYA SITI FATIMAH, Perempuan, 17 th, Pelajar
- TITIN ROHATI, Perempuan, 57 th, IRT
- SUCI
- SYAHRUL RAMADAN, 17 Tahun, Laki-laki, Pelajar
- RANI OKTAVIANI, 18 Tahun, Perempuan
- ROBI KURNIAWAN, Laki-laki, 18 th, Pelajar
- MUHAMAD DZIKRI, Laki-laki, 17 th, Pelajar
- MUHAMAD FAHMI FAHREZA, 18 Tahun, Pelajar
Kronologi Kecelakaan Versi Sopir
Sopir bus pariwisata Putera Fajar, Sadira, menceritakan kronologi kendaraan yang dibawanya mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).
Kecelakaan yang menewaskan 11 orang itu diduga terjadi karena rem bus mengalami blong.
Saat itu, Sadira menyebut rombongan SMK Lingga Kencana Depok akan melanjutkan perjalanan setelah menyantap makanan di Rumah Makan Bang Jun.
Adapun, ketika rombongan berhenti di rumah makan tersebut, Sadira menjelaskan bahwa bus yang dikemudikannya itu sebenarnya sempat diperbaiki.
Menurutnya, sebelum melanjutkan perjalanan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal.
Sementara itu, jarak antara rumah makan tersebut dengan lokasi kecelakaan maut hanya 750 meter.
Kondisi jalan hanya lurus tanpa ada tikungan sama sekali. Jalan baru menikung tepat di lokasi kejadian.
Namun, dari Rumah Makan Bang Jun sampai lokasi kecelakaan, kondisi jalan menurun panjang.
"Waktu itu, pada saat abis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan."
"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong," kata Sadira, Minggu (12/5/2024), dilansir TribunJabar.id.
Saat melaju di perempatan menuju tempat wisata Sariater, rem blong mulai dirasakan Sadira.
Baca juga: Sosok Suprayogi Korban Tewas Dalam Kecelakaan di Subang, Guru Senior yang Tak Pernah Jauh Dari Istri
Posisi rem mulai blong itu dirasakannya saat melintas di perempatan menuju tempat wisata Sariater.
Jarak dari pertigaan Sariater dengan Rumah Makan Bang Jun itu 300 meter.
Sedangkan dari pertigaan Sariater ke lokasi kecelakaan, maju sepanjang 400 meter.
Dengan begitu, posisi sejak Sadira merasakan rem bus blong hingga terguling hanya sekitar 400 meter.
"Saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba-tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin gak masuk-masuk, ternyata anginnya tiba-tiba abis," terangnya.
Setelah mengetahui bahwa rem kendaraan yang dikemudikannya blong, Sadira mencari jalur penyelamat, tetapi tak ada.
Apabila bus terus dibawanya dalam kondisi blong, ia khawatir hal itu akan mengakibatkan banyak korban.
"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," paparnya.
Atas dasar itu, ia memutuskan mengarahkan busnya ke kanan.
Alhasil, kendaraan itu menyenggol Daihatsu Feroza dan dua motor.
Ia memilih membuang bus ke arah kanan karena saat itu di depannya ada sekitar lima motor.
"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.
Namun, upayanya untuk meminimalisir jumlah korban justru gagal.
Bus yang dengan sengaja ia tabrakkan ke tiang listrik di sebelah kanan tersebut malah membuat bus terguling dan terseret.
Kejadian itu mengakibatkan 10 orang tewas, empat di antaranya karena tertindih bodi bus yang terseret saat terguling.
Sementara itu, satu korban tewas lain adalah pengendara motor.
"Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," terangnya.
Di sisi lain, Sadira mengaku dirinya hanya mengalami luka sedang.
"Saya hanya mengalami luka sedang tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini, hanya mengalami memar di bagian kepala tangan dan kaki," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul PENGAKUAN Sopir Bus yang Alami Kecelakaan Maut di Ciater Subang Jawa Barat, Tak Punya Pilihan
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, TribunJabar.id/Ahya Nurdin)
Sumber: TribunSolo.com
Kecelakaan Bus di Ciater Subang
Kecelakaan Bus Putera Fajar Depok
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
kecelakaan bus
Ade Nabila Anggraini
SMK Lingga Kencana Depok
Subang
Kecelakaan Maut di Subang
Gibran: Study Tour Jangan Dilarang Tapi Pengetatan Armada Transportasinya yang Difokuskan |
---|
Kementerian PPPA: Kecelakaan Maut di Ciater Tak Boleh Jadi Alasan Pelarangan Study Tour Bagi Siswa |
---|
Dedi Mulyadi Minta Kecelakaan Bus di Subang Diusut Tuntas: Jangan Hanya Sopir yang Tanggung Jawab |
---|
Muncul Donasi Palsu Korban Kecelakaan Maut Subang, Ngaku Paman Mahesya, Donasi Terkumpul Rp 11 Juta |
---|
Pemerintah Diminta Tegas ke Pengusaha Otobus dan Tak Batasi Kegiatan Study Tour |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.