Agung Wicaksono Kenalkan Pendekatan Strategis ITB Melalui Inovasi, Kolaborasi dan Negara
Agung Wicaksono, calon Rektor ITB, memperkenalkan pendekatan strategis melalui tiga pilar utama: I-novasi, K-olaborasi, dan N-egara.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka mewujudkan visi “ITB 2030”, Agung Wicaksono, calon Rektor ITB, memperkenalkan pendekatan strategis melalui tiga pilar utama: I-novasi, K-olaborasi, dan N-egara.
Pendekatan ini dirancang untuk meningkatkan peran ITB sebagai universitas unggul yang membawa perubahan positif bagi bangsa.
Agung Wicaksono menjelaskan, ITB akan memfokuskan pengembangan pada tiga area utama, yaitu: Graduate of Choice, Innovation Ecosystem, dan Thought Leadership.
Graduate of Choice memastikan lulusan ITB siap bersaing di kancah global, Innovation Ecosystem berupaya menciptakan riset berdampak bagi bangsa.
Sementara Thought Leadership mengarahkan ITB sebagai pemimpin dalam merumuskan agenda strategis nasional dan internasional.
Menurut Agung, keberhasilan ITB mencapai visi ini sangat bergantung pada inovasi, kolaborasi lintas disiplin, dan komitmen terhadap pembangunan bangsa.
“I-novasi akan menjadi motor perubahan di ITB, sementara K-olaborasi antar fakultas menciptakan program multidisiplin yang relevan. N-egara, sebagai pilar ketiga, memastikan kontribusi nyata ITB terhadap agenda pembangunan nasional,” ujar Agung, dalam keterangannya Senin (11/11/2024).
Beberapa contoh inovasi yang akan dilakukan adalah penerapan metode flipped classroom dan omni-channel pada program magister dan doktoral, yang tidak hanya memperluas akses pendidikan tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan institusi.
Mendukung strategi Agung, Mendikbudristekdikti, Prof. Satryo S. Brojonegoro, menekankan bahwa fokus utama perguruan tinggi seharusnya bukan peringkat semata, tetapi dampak nyata bagi masyarakat.
“Penting bagi perguruan tinggi untuk mempertahankan kebebasan akademik, di mana kampus dapat bersuara dalam memberikan solusi bagi masalah bangsa,” jelasnya.
Prof. Satryo juga menyoroti pentingnya mengurangi beban administratif dosen dan menyesuaikan peran dosen sesuai keahlian masing-masing. Dosen yang tidak berfokus pada publikasi jurnal internasional dapat berkontribusi secara signifikan melalui pendekatan aplikatif di bidangnya.
Dalam hal pemilihan rektor, Prof. Satryo menekankan pentingnya integritas dan kompetensi.
“Pemilihan pimpinan perguruan tinggi harus mencari individu terbaik, bukan sekadar mengikuti popularitas seperti Pilkada,” ujarnya.
Agung Wicaksono juga menggarisbawahi pentingnya keberagaman sebagai kekuatan ITB, melalui konsep “In-Harmonia Progressio” yang berarti kemajuan dalam keberagaman.
“Unity in Diversity adalah landasan yang akan membawa ITB menuju posisi 150 besar universitas dunia,” ujarnya.
BNI dan ITB Gelar Community Run Jelang wondr ITB Ultra Marathon 2025 |
![]() |
---|
Rektor UTB: Kampus Harus Jadi Pusat Inovasi yang Relevan terhadap Tantangan Zaman |
![]() |
---|
Pererat Silaturahmi dan Kolaborasi Lintas Angkatan, PTG IA-ITB Gelar Ganesha ITB Cup 2025 |
![]() |
---|
Menko Muhaimin Orkestrasi Ribuan Rektor untuk Majukan Sains dan Teknologi, Dukung Visi Prabowo |
![]() |
---|
Raffi Ahmad Dukung Pengembangan Teknososiopreneur di Perguruan Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.