Minggu, 28 September 2025

Gebrakan Inovasi Kampus di Indonesia Warnai Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri ITB 2025

Banyak inovasi unggulan yang ditampilkan di KSTI 2025 berasal dari ITB, seperti Katalis Merah Putih dan riset kuantum

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Erik S
Istimewa
Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) ITB 2025 menjadi panggung unjuk kebolehan inovasi kampus dari seluruh penjuru Indonesia. Karya-karya ini memikat perhatian Presiden Prabowo Subianto dan para menteri yang hadir langsung di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 7 Agustus 2025 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2025 menjadi panggung unjuk kebolehan inovasi kampus dari seluruh penjuru Indonesia. 

Dari teknologi kesehatan berbasis kecerdasan buatan, minyak nabati sehat olahan kemiri, hingga ventilator adaptif yang menyesuaikan kebutuhan pasien, karya-karya ini memikat perhatian Presiden Prabowo Subianto dan para menteri yang hadir langsung di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 7 Agustus 2025.

Presiden Prabowo Subianto menyaksikan bagaimana inovasi-inovasi baru dibuat anak bangsa dan diperlihatkan dalam KSTI Tahun 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Provinsi Jawa Barat, pada Kamis, 7 Agustus 2025.

Baca juga: Telkomsel dan ITB Jalin Kolaborasi Hadirkan AI Innovation Hub di KSTI Indonesia 2025

ITB dipilih sebagai lokasi Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 karena sejumlah alasan strategis dan simbolis yang menjadikannya sangat relevan untuk agenda nasional ini.

ITB adalah kampus teknik dan sains terkemuka di Indonesia, dengan kontribusi besar dalam riset dan inovasi nasional. Banyak inovasi unggulan yang ditampilkan di KSTI 2025 berasal dari ITB, seperti Katalis Merah Putih dan riset kuantum

KSTI 2025 adalah forum strategis nasional dan internasional yang digelar pada 7–9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB).

KSTI 2025 ini menjadi ruang kolaborasi strategis antara pemerintah, dunia akademik, dan industri dalam mendorong kedaulatan teknologi Indonesia. 

Kehadiran langsung Presiden Prabowo di pameran sebelum memberikan pidato utama memperkuat pesan bahwa negara hadir dan siap mendukung kemajuan sains dan teknologi sebagai pilar pembangunan nasional.

Inovasi-inovasi ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar dalam riset dan teknologi yang aplikatif dan berdampak luas.

Di antaranya, yaitu Kemirich Gold, minyak nabati hasil olahan kemiri yang dapat menjadi salah satu alternatif minyak sehat karya anak negeri.

Minyak nabati sehat berbasis kemiri karya Dr. Hery Sutanto dari SGU.

Baca juga: KSTI 2025 Resmi Digelar! Sains dan Teknologi Dorong Ekonomi dan Industri Nasional

Dua alat revolusioner: Dub-Dub Mini EKG dan Stetoskop Digital yang keduanya berbasis AI.

Ini merupakan karya Aulia Arif Iskandar dari SGU, untuk deteksi dini penyakit jantung dan paru-paru.

Seorang akademisi dan peneliti dari Swiss German University (SGU) Dr. Hery Sutanto mengembangkan Kemirich Gold, minyak nabati hasil olahan kemiri yang dapat menjadi salah satu alternatif minyak sehat karya anak negeri.

Dia saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Life Sciences & Technology. Ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang kimia dan teknik kimia, dengan gelar doktor dari Universitas Indonesia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan