Selasa, 16 September 2025

Tantangan Pemanfaatan Sumber Daya Hayati di Indonesia, Mulai Perubahan Tata Guna Lahan hingga Iklim

Riki Frindos mengatakan, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini menghadapi tantangan besar,

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
Direktur Eksekutif Yayasan Kehati  Riki Frindos (kanan) dan Amanda Katili Niode Ketua Dewan Juri Kehati Award 2024 (tengah) saat konferensi pers   pengumuman peraih Kehati Award 2024 di Jakarta belum lama ini 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan masuk salah satu dari 17 ‘Negara Megadiversitas’ dunia yang secara total memiliki 70 persen keanekaragaman hayati dunia.

Bahkan World Economic Forum (WEF) mencatat, keanekaragaman hayati di Indonesia tertinggi nomor dua di dunia setelah Brazil.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati Riki Frindos mengatakan, sayangnya upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan tata guna lahan dan laut, kurangnya pemanfaatan yang berkelanjutan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim.

"Padahal, keanekaragaman hayati berperan penting menciptakan keseimbangan ekosistem, melestarikan ragam budaya, mendukung pertumbuhan ekonomi, sumber penghidupan masyarakat adat, serta menyediakan jasa lingkungan yang dapat dinikmati masyarakat luas," kata Riki Frindos di sela-sela pengumuman peraih Kehati Award 2024 di Jakarta belum lama ini.

Menghadapi tantangan ini, kata dia perlu solusi berbasis alam melalui pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkeadilan.

Salah satu arahan strategis adalah mendorong upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan inovatif, guna menjawab masalah triple planetary crisis, menguatkan kapasitas masyarakat, serta membuka akses dan pembagian manfaat keanekaragaman hayati yang adil dan inklusif. 

"Apalagi di tahun 2045, Indonesia diperkirakan menjadi negara industri dan menjadi kekuatan ekonomi keempat di dunia," katanya.

Oleh karena itu, Indonesia harus mengakar pada kekayaan sumber daya keanekaragaman hayati dan keragaman kebudayaan.

“Keanekaragaman hayati tak terbatas pada upaya konservasi, tapi bisa menjelma menjadi sumber-sumber inspirasi, pengetahuan, paradigma berpikir," katanya.

Terkait dengan penilaian penghargaan ini, Amanda Katili Niode Ketua Dewan Juri Kehati Award 2024 mengatakan beberapa kriteria yang menjadi penilaian ialah besarnya manfaat dan dampak positif terhadap keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup dan dampak positif kepada masyarakat, baik di sekitar lokasi maupun masyarakat umum.

"Kriteria lain yakni keberlanjutan kegiatan, apakah hanya sesaat atau jangka panjang, serta besarnya upaya dan pengorbanan yang dicurahkan di luar tugas dan kewajiban seseorang atau kelompok/organisasi," katanya.

Baca juga: Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkatan, dan Persebaran

Berikut daftar Peraih Penghargaan KEHATI Award 2024 : 

1.  Kategori Forestry : Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan judul program Giat Konservasi Lokal Untuk Lestarikan Alam Bukit Barisan Selatan, lokasi  Tanggamus, Lampung

2. Kategori Marine : Natural Aceh dengan judul program: Budidaya Tiram Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di Alue Naga Pasca-Tsunami, lokasi Desa Alue Naga, Banda Aceh

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan