Harga Bawang Merah Tinggi, Kemendagri Minta Pemerintah Daerah Lakukan Pengendalian
Selain itu, harga bawang merah hingga minggu kedua Januari 2025 naik sebesar 2,84 persen dibanding Desember 2024.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komjen Pol Tomsi Tohir meminta pemerintah daerah (Pemda) mengendalikan harga bawang merah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara nasional rata-rata harga bawang merah pada minggu kedua Januari 2025 berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP).
Selain itu, harga bawang merah hingga minggu kedua Januari 2025 naik sebesar 2,84 persen dibanding Desember 2024.
"Kita harus sudah mulai mewaspadai bahwa bawang merah ini sudah melebihi daripada harga patokan. Jadi, kita sudah bersiap-siap untuk mengantisipasi,” ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Senin (13/1/2025).
Tomsi menyebutkan, sejumlah pemerintah daerah (pemda) yang perlu melakukan langkah pengendalian terhadap harga bawang merah.
Daerah tersebut seperti Kabupaten Nias Selatan dan Kota Administrasi Jakarta Utara.
Selain itu, daerah di luar Jawa-Sumatera yakni Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Lanny Jaya, dan Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Kabupaten Lanny Jaya kemarin panennya bagus kemudian barusan juga dijelaskan, tapi harganya masih belum turun,” jelasnya.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Naik 42 Persen Sejak Desember 2024, di Nduga Papua Dibanderol Rp 180 Ribu
Dirinya berharap, harga bawang merah di Kabupaten Lanny Jaya dapat segera terkendali mengingat hasil panen yang cukup bagus tersebut.
Ia juga mendorong Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di wilayah Papua dapat belajar dari Kabupaten Lanny Jaya dalam memenuhi kebutuhan bawang merah secara mandiri.
“Kami mohon untuk teman-teman kepala daerah bisa mengantisipasi [harga bawang merah] ini sehingga tidak berkelanjutan harganya naik,” pungkas Tomsi.
| Kemendagri: Sistem Pilkada Langsung Tidak Hasilkan Pemimpin Negarawan |
|
|---|
| Kemendagri Soroti Tingginya Politik Uang saat Pemilu, Singgung 194,7 Juta Warga Masih Miskin |
|
|---|
| Pemilu 2024: 80 Persen Pemilih ke TPS karena Uang, Bukan Kesadaran |
|
|---|
| Tinjau Mal Pelayanan Publik Surabaya, Mendagri dan Menteri PKP Pastikan Optimalisasi Layanan Publik |
|
|---|
| Target Rampung 2027, Kemenhub Bahas Sistem Transportasi Massal di Wilayah Medan-Binjai-Deli Serdang |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.