Aksi di Kementerian Dikti Saintek
Menteri Satryo Ungkap Respons Prabowo soal Gaduh Demo di Kemendikti
Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengaku, telah melapor kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai polemik aksi yang terjadi di kementri
Penulis:
Milani Resti Dilanggi
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengaku, telah melapor kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai polemik aksi yang terjadi di kementeriannya.
Satryo mengaku dirinya melapor melalui Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya.
Menurut Satryo, tak ada arahan khusus dari Prabowo soal gaduh di kementeriannya.
Bahkan, menurut dia, Kepala Negara menyatakan tidak ada masalah.
"Sudah (melapor ke Prabowo). Saya melapornya lewat (Sekretaris Kabinet) Mayor Teddy, kemudian Mayor Teddy menyampaikan kepada Pak Presiden," kata Satryo, Senin (20/1/2025) dikutip dari YouTube KompasTV.
"Dan dari Presiden ke Mayor Teddy dikatakan oleh beliau enggak ada masalah," lanjut Satryo.
Seperti diketahui, Satryo didemo oleh pegawainya di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senin (20/1/2025).
Aksi itu diduga dipicu karena sikap arogan dan pemberhentian sepihak salah satu pegawai.
Satryo mengungkapan, dirinya sudah melapor detail perihal kegaduhan tersebut.
Ia juga telah memaparkan hasil pertemuan dengan dua pegawai yang dinilai berperan aktif dalam aksi kemarin.
Menurutnya, Presiden Prabowo sejauh ini juga tak ada rencana untuk memanggilnya.
Baca juga: Menteri Satryo Bantah Rekaman Suara soal Lakukan Kekerasan: Diedit, Sudah Disiapkan sejak Lama
"Saya sampaikan detail. Saya sampaikan lewat Mayor Teddy semua yang terjadi. Kemudian juga hasil pertemuan ini juga saya sampaikan kepada beliau, sangat lengkap. Beliau kemudian menyampaikan kepada Presiden. Dan dari Presiden tidak ada instruksi lebih lanjut," kata Satryo.
Aksi kemarin diketahui, menuntut keadilan bagi salah satu pegawai yang Kemdiktisaintek bernama Neni Herlina, yang diberhentikan secara sepihak, beberapa waktu lalu.
Satryo menyebut ia dan jajarannya sudah melakukan audiensi dengan dua pegawainya, termasuk Neni, di kediamannya pada Senin malam pukul 20.00 WIB.
Dari pertemuan itu, Neni, kata Satryo, sudah meminta maaf kepadanya.
Selain Neni, Satryo menyebut orang yang meminta maaf adalah orang yang turut ikut aksi demo tersebut yaitu bernama Wignyo.
“Setelah berbicara cukup panjang, kedua tokoh aksi tersebut menyampaikan permohonan maaf karena adanya kejadian tadi pagi (kemarin) itu. Mereka berjanji untuk mengikuti semua peraturan yang ada di Kemendikti Saintek,” katanya.
Satryo mengatakan, dalam pertemuan tersebut, turut menjelaskan kepada Neni dan Wignyo bahwa kementerian yang dipimpinnya memang tengah melakukan mutasi dan rotasi.
Hal itu, sambungnya, semata-mata demi meningkatkan kinerja di Kemendikti Saintek.
“Dan saya jelaskan kepada mereka kedua bahwa Kementerian Diktisaintek sedang melakukan proses mutasi-rotasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan kinerja dan juga membuat Kemendikti Saintek sebagai organisasi yang clean dan efektif,” jelasnya.
Satryo juga menegaskan bahwa mutasi dan rotasi di Kemendikti Saintek pasti akan terjadi demi terwujudnya organisasi yang baik.
Dosen Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga memastikan bahwa seluruh pegawai di Kemendikti Saintek akan terjamin kesejahteraannya.
"Dan pada akhirnya, mereka akan mendapatkan kesejahteraan yang memadai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Satryo membantah tudingan dari Neni dan Wignyo yang menyebut dirinya arogan. Menurutnya, tudingan tersebut tidak berdasar.
“Itu (sifat arogan) tidak pernah ada sama sekali dan mereka menyampaikan minta maaf dengan ungkapan yang disampaikan ternyata tidak berdasar sama sekali,” ujarnya.
Sebelumnya, Neni mengaku dipecat akibat persoalan pergantian meja kerja di ruangan Satryo.
"Saya sih sepertinya sudah ditandain ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu ada di ruang beliau, sebenarnya minta ganti saja. Sejak itu saya dipanggil. Dibilang, kamu sekali lagi melakukan kesalahan, saya pecat kamu," ungkap Neni di sela-sela demonstrasi di kantor Kemendikti Saintek, Senin (20/1/2025).
Dirinya mengungkapkan permintaan pergantian meja itu datang dari istri Satryo. Permintaan itu, kata Neni, disampaikan saat Satryo resmi dilantik sebagai Mendiktisaintek.
"Waktu itu permintaan mengganti meja itu dari istrinya sih. Karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres," tutur Neni.
Neni mengaku dimarahi oleh Satryo perihal penggantian meja tersebut. Bahkan, Neni mengungkapkan Satryo memintanya pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Ya saya disuruh ke Dikdasmen pokoknya, keluar ke Dikdasmen. Bawa barang-barang kamu," ungkap Neni.
Pemecatan itu, kata Neni, bahkan diungkapkan oleh Satryo di depan para staf Kemendikti Saintek dan magang.
"Cuma maksudnya sudah keterlaluan saja di depan anak magang, di depan staf-staf saya," ucapnya.
(Tribunnews.com/Milani/Yohanes Liestyo Poerwoto) (KompasTV)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.