Selasa, 30 September 2025

Pentingnya Pendidikan Seksual: Dukung Siswi Berkebutuhan Khusus Lebih Percaya Diri Atas Tubuh Mereka

Membantu anak muda dengan disabilitas intelektual memahami hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri mereka.

|
Editor: Content Writer
Istimewa
KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI - Siswi di SLB-C Plus Asih Manunggal, sebuah sekolah luar biasa swasta di Bandung, belajar tentang pemahaman yang lebih baik terkait kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak reproduksi mereka. Dengan demikian meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka. 

"Kami benar-benar belajar dari pengalaman ini. Sejak menerapkan program ini, kami memahami pentingnya program ini dan kami ingin program ini menjadi program nasional,”  ungkap Wiartini.

Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi

Sejalan dengan itu, Anjali Sen, Perwakilan UNFPA Indonesia menjelaskan bahwa setiap anak muda, tanpa terkecuali, memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk melindungi diri mereka sendiri dari tantangan-tantangan yang muncul di masa remaja, dan membuat keputusan yang tepat tentang tubuh dan masa depan mereka.

"Lebih penting lagi untuk memberikan pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja bagi remaja dengan disabilitas intelektual yang lebih rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan seksual,” jelasnya.

Maka dari itu, memberikan pendidikan tentang aspek emosional, fisik, dan sosial dari seksualitas kepada remaja dengan disabilitas intelektual merupakan komponen inti dari program rintisan UNFPA yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. 

Selain di Jawa Barat, di mana SLB-C Plus Asih Manunggal berada, program rintisan tahun 2020-2025 ini juga dilaksanakan di Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. 

Hingga saat ini, program ini telah melatih 332 "guru utama", yang kemudian melatih 1.158 guru di sekolah menengah pertama dan 694 guru di sekolah luar biasa dengan kurikulum ini, sehingga menjangkau 14.712 siswa sekolah menengah pertama dan 246 siswa dengan disabilitas.

Artikel ini merupakan hasil kerja sama United Nations Indonesia dengan Tribunnews. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi UN Indonesia.

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved