Aksi Indonesia Gelap
5 Fakta Demo Mahasiswa 'Indonesia Gelap': 13 Tuntutan hingga Ungkit Deddy Corbuzier
Mahasiswa menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025) kemarin.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025) kemarin.
Demo mahasiswa yang berlangsung hingga jelang malam itu juga diikuti mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
Koordinator Aksi BEM UI Muhammad Rafid Naufal Abrar mengatakan aksi turun ke jalan ini dilakukan dalam rangka meminta pertanggungjawaban pemerintah mengenai situasi negara yang memburuk.
Kondisi itu disebut disebabkan oleh berbagai permasalahan yang terjadi, akibat tindakan sewenang-wenang pemerintah.
Berikut beberapa hal yang diulas dari unjuk rasa mahasiswa itu.
1. Demo bubar pukul 20.25 WIB
Demo mahasiswa yang berlangsung mulai pukul 12.00 WIB itu akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 20.20 WIB.
Sebanyak 1.623 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal aksi tersebut.
"Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personel gabungan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.
2. Lempar botol
Melalui pengeras suara, petugas kepolisian mengingatkan bahwa waktu telah menunjukkan pukul 18.05 WIB.
"Kami ingin aksi ini bisa berakhir dengan damai. Kami juga sudah melayani sejak sore tadi. Tidak usah menunjuk-nunjuk, tidak usah memprovokasi, tidak usah melempar-lempar ke arah petugas," kata petugas melalui pengeras suara di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Senin (17/2/2025).
Orator di atas mobil komando pun menimpali ucapan petugas. Mereka bersikukuh untuk tetap di lokasi.
"Aturan dari mana kami tidak boleh tunjuk-tunjuk?" ucap orator.
Massa kemudian mulai melempari polisi dengan botol air mineral.
"Kami imbau agar tidak melempar apapun ke arah petugas, tidak menunjuk-nunjuk," kata polisi.
3. Ungkit Deddy Corbuzier
Koordinator Pusat BEM SI Satria mengkritisi kebijakan pemerintah yang mengatasnamakan efisiensi anggaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.