Reshuffle Kabinet Prabowo Gibran
Brian Yuliarto Ternyata Baru Dikabari Jadi Mendikti Saintek Rabu Pagi, Beberkan Pesan Prabowo
Setelah resmi dilantik menjadi Mendikti Saintek, Brian Yuliarto mengungkapkan harapan dari Presiden Prabowo Subianto terhadapnya.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Whiesa Daniswara
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, berharap tidak ada lagi kekerasan yang terjadi di lingkungan Kemendiktisaintek.
"Ya kalau pergantian menteri kan kewenangan Presiden, jadi secara prinsip kami paguyuban hanya berharap bahwa kejadian kesewenang-wenangan dan kekerasan tidak lagi terjadi di Diktisaintek dilakukan siapapun dari pegawai maupun pimpinan," ujarnya kepada Tribunnews.com, Rabu.
Ia juga berharap pergantian kepemimpinan di Kemendiktisaintek dapat membawa pendidikan tinggi menjadi lebih baik.
Selain itu, Suwitno berharap agar Mendiktisaintek yang baru dapat bersinergi dengan jajaran pegawai Kemendiktisaintek.
"Harapannya, menteri dapat melaksanakan program secara baik dan mencapai target atau capaian dengan dukungan seluruh pegawai," paparnya.
Baca juga: VIDEO Reshuffle! Prabowo Ganti Satryo Soemantri, Lantik Brian Yuliarto sebagai Mendikti Saintek

Diketahui, sebelum isu reshuffle kabinet terhadap Satryo Brodjonegoro mengemuka, menteri dari kalangan akademisi ini pernah dirundung dua masalah yang sempat mengemuka di publik.
Padahal baru sekitar tiga bulan dia menjabat sebagai menteri.
Satryo dilantik pada 21 Oktober 2024 silam untuk memimpin kementerian baru yang merupakan pecahan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Selama mengemban jabatannya, Satryo tercatat dua kali didemo bahkan salah satunya didemo oleh pegawainya sendiri.
Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) pernah melakukan demo di Gedung Kemendikti Saintek.
Mereka menggelar aksi kirim karangan bunga ke Kantor Kemendikti Saintek.
Protes itu dilakukan simbolik dengan memberikan 60 karangan bunga ke Kantor Kemendikti Saintek pada Senin (6/1/2024).
Satryo Soemantri juga didemo pegawai Dikti yang berkumpul pada Senin (20/1/2025) pagi dengan membawa spanduk protes bahwa mereka bukan pegawai pribadi Prof. Satryo dan istri.
"Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk keluarga, bukan babu keluarga," demikian bunyi kalimat yang tertera di spanduk itu.
"Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!" bunyi spanduk lain yang dibawa para pegawai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.