Selasa, 2 September 2025

Sederet Peluang Ekonomi yang Timbul dari Penutupan TPA Open Dumping, Ini Rinciannya

Penutupan TPA open dumping dan transformasi menuju sistem pengelolaan sampah terintegrasi, tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi ekonomi.

zoom-inlihat foto Sederet Peluang Ekonomi yang Timbul dari Penutupan TPA Open Dumping, Ini Rinciannya
Istimewa
PELUANG EKONOMI-Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq. Penutupan TPA open dumping dan transformasi menuju sistem pengelolaan sampah terintegrasi, tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi signifikan, Minggu (2/3/2025).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) mempublikasikan hasil studi komprehensif mengenai peluang ekonomi yang timbul dari program penutupan 343 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) open dumping di Indonesia.

Studi yang dilakukan bersama dengan Kementerian Perindustrian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengidentifikasi setidaknya 7 sektor bisnis potensial dengan nilai ekonomi total mencapai Rp127,5 triliun per tahun yang dapat dikembangkan melalui transformasi sistem pengelolaan sampah nasional.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR telah menyampaikan, penutupan TPA open dumping dan transformasi menuju sistem pengelolaan sampah terintegrasi, tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi signifikan.

Baca juga: Eks Kadis LH Kota Tangerang Jadi Tersangka Kasus Kebakaran TPA Rawa Kucing, Diancam Penjara 10 Tahun

"Peluang ini mencakup pengembangan industri daur ulang material, produksi kompos dan pupuk organik, pembangkit listrik berbasis sampah, produksi bahan bakar alternatif, sistem pemulihan material berharga, serta jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah. Data dari Komisi XII DPR mengkonfirmasi potensi penciptaan lapangan kerja baru dengan peningkatan pendapatan bagi masyarakat," kata Hanif dikutip Minggu (2/3/2025).

Berdasarkan hasil kajian ekonomi, tujuh sektor bisnis potensial yang teridentifikasi meliputi:

1. industri daur ulang material, dengan potensi nilai ekonomi Rp42,3 triliun per tahun, meliputi daur ulang plastik, kertas, logam, dan kaca

2. Produksi kompos dan pupuk prganik yang memiliki potensi nilai ekonomi Rp18,7 triliun per tahun

3. Waste-to-energy, yang mana nilai ekonomi berpotensi Rp26,5 triliun per tahun

4. Produksi Refuse-Derived Fuel (RDF), potensi nilai ekonomi Rp13,8 triliun per tahun

5. Sistem urban mining untuk pemulihan logam berharga dengan potensi nilai ekonomi Rp9,7 triliun per tahun

6. Ekonomi berbagi dan aplikasi sampah digital dengan potensi nilai ekonomi Rp7,2 triliun per tahun

7. Jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah dengan potensi nilai ekonomi Rp9,3 triliun per tahun.

Studi ini juga mengidentifikasi 12 model bisnis berkelanjutan yang dapat dikembangkan oleh UMKM, koperasi, dan startup dengan kebutuhan investasi awal mulai dari Rp250 juta hingga Rp5 miliar dan proyeksi Internal Rate of Return (IRR) berkisar antara 18-27 persen untuk periode investasi 5 tahun. Ini akan berdampak pada kesadaran tiap individu, tetapi peluang dari implementasi ekonomi sirkular dan penciptaan lapangan kerja (green jobs).

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan