Senin, 25 Agustus 2025

SBY Imbau Masyarakat Beri Kesempatan Presiden Prabowo Jalankan Tugasnya

SBY menyoroti bahwa seorang presiden harus mampu menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat agar kebijakan yang diambil dapat diterima dengan baik

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Ricard Susilo
JALANKAN TUGAS - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan sambutan dalam acara yang diadakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, Jumat (7/3/2025). SBY imbau masyarakat untuk memberi kesempatan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan tugasnya yang baru berlangsung selama 5 bulan 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO  – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau masyarakat untuk memberi kesempatan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan tugasnya yang baru berlangsung selama lima bulan.

"Prabowo baru lima bulan bekerja. Berikanlah dulu kesempatan kepadanya untuk menjalankan tugasnya dengan baik karena saya percaya dia akan menjalankan tugasnya dengan baik nantinya," ujar SBY saat menghadiri acara di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, Jumat (7/3/2025).

Menurutnya, Presiden Prabowo memiliki keinginan kuat untuk mendengar suara rakyat.

"Beliau senang sekali dan memang ingin mendengarkan berbagai suara dari masyarakat. Pemimpin yang tidak mau mendengarkan rakyatnya adalah pemimpin yang buruk," tuturnya.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan rakyat. 

"Semua komentar dari masyarakat harus didengar. Selama realistis dan jernih, harus direspons dengan baik. Jika ada kesalahan informasi, pemerintah perlu menjelaskannya secara terbuka. Dialog dengan masyarakat luas sangat penting untuk menjaga demokrasi yang sehat," katanya.

Baca juga: SBY: Tentara Aktif Masuk Pemerintahan Harus Pensiun

Komunikasi dan Stabilitas Demokrasi

SBY menyoroti bahwa seorang presiden harus mampu menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat agar kebijakan yang diambil dapat diterima dengan baik.

"Jangan sampai ada kemacetan komunikasi antara Istana dan rakyat. Itu bisa berbahaya," tegasnya.

Ia juga berharap tidak ada pihak yang mencoba mengadu domba antara pemerintah, DPR, dan rakyat.

"Kita harus bersatu, jangan mudah terpancing oleh pihak yang ingin memecah belah," ujarnya.

Ekonomi dan Investasi

Dalam kesempatan tersebut, SBY membagikan pengalamannya dalam meningkatkan iklim investasi di masa kepemimpinannya, yang berhasil mencapai pertumbuhan 5,1 persen.

"Saat ini harga-harga terus naik. Konsumsi rumah tangga harus diperhatikan. Tingginya angka pengangguran dan daya beli yang rendah menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, belanja pemerintah harus dijaga, impor tidak boleh lebih besar dari ekspor, serta investasi dan industrialisasi perlu ditingkatkan," katanya.

Ia optimistis Prabowo mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.

"Jika perekonomian tumbuh, rakyat akan merasakan manfaatnya. Saya yakin Presiden Prabowo bisa membuat kebijakan yang tepat untuk itu," kata SBY.

Demokrasi dan Kepemimpinan

SBY menegaskan bahwa kebebasan berpendapat harus dijaga dengan baik dalam sistem demokrasi.

"Selama tidak melawan hukum atau membuat onar, kebebasan berbicara adalah hak yang harus dihormati," ujarnya.

Mengenai kondisi politik global, SBY menyayangkan banyaknya konflik yang terjadi di berbagai negara.

Baca juga: SBY Harap Mahasiswa Indonesia di Jepang Selesaikan Kuliah Lalu Pulang ke Indonesia Mengabdikan Diri

"Kita bisa damai, mengapa harus perang? Namun, melihat dunia yang semakin kacau, saya merasa sedih. Banyak isu yang harus dibenahi," ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa pemimpin harus memahami keseimbangan kekuasaan.

"Absolut power ditolak di mana-mana. Jika pemimpin haus kekuasaan dan tergoda untuk memperpanjang masa jabatannya, maka akan terjadi perlawanan dari publik," tambahnya.

Harapan untuk Masa Depan

SBY menutup pernyataannya dengan pesan optimisme bagi masa depan Indonesia.

"Harapan masa depan tidak gelap. Semua pihak harus bersama-sama berbuat yang terbaik bagi Indonesia agar menjadi negara maju. Indonesia Emas bukan hadiah, tetapi harus diraih dengan kerja keras," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa ia belum menulis memoarnya. "Almarhumah Ibu Ani pernah mengingatkan saya agar tidak sampai lupa.

Empat bulan saya di Singapura mendampinginya sebelum beliau berpulang.

Namun, buku yang telah diterbitkan, Standing Firm for Indonesia Democracy, bisa menjadi pengganti memoir saya," pungkasnya.

Diskusi tentang buku tersebut juga diadakan oleh kelompok Pencinta Jepang. Bagi yang berminat, dapat menghubungi tkyjepang@gmail.com dengan menyertakan nama, alamat, dan nomor WhatsApp.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan