Rabu, 13 Agustus 2025

Hasil Autopsi Sementara Jurnalis Palu yang Tewas di Hotel Jakbar: Ada Infeksi Paru-paru, Diduga TBC

Polisi menyebut adanya indikasi terjadinya infeksi paru-paru atau TBC yang dialami oleh Sintur Wijaya yang jasadnya ditemukan di sebuah hotel.

NST
HASIL AUTOPSI - Ilustrasi - Polisi menyebut adanya indikasi terjadinya infeksi paru-paru atau TBC yang dialami oleh Sintur Wijaya, jurnalis asal Palu, Sulteng yang jasadnya ditemukan di sebuah hotel di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat (4/4/2025) lalu. Selain itu, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengungkap hasil autopsi sementara terkait kasus tewasnya jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) bernama Situr Wijaya (32) yang jasadnya ditemukan di kamar salah satu hotel di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar), pada Jumat (4/4/2025).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa berdasarkan hasil autopsi sementara, paru-paru Situr Wijaya mengalami infeksi.

Ade Ary mengatakan menurut dugaan dokter, infeksi tersebut adalah penyakit tuberkulosis (TBC).

"Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yakni penyakit TBC)," ujar Ade Ary dalam keterangan tertulis, Minggu (6/4/2025).

Ade Ary mengatakan hasil autopsi sementara itu akan dipastikan lagi lewat hasil pemeriksaan lanjutan.

"Guna memastikannya, menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi," jelasnya.

Selain itu, hasil autopsi juga menunjukkan adanya perlengketan hebat di paru-paru kanan korban yang menandakan adanya infeksi paru-paru.

"Paru-paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukannya ke dinding dada (tanda adanya infeksi paru)," kata Ade Ary.

Baca juga: Fakta Rekaman CCTV soal Jurnalis asal Palu Tewas di Hotel Jakbar: Tak Ada Orang Lain Masuk Kamar

Tak cuma itu, ditemukan pula luka lecet di bibir yang diduga akibat kekerasan tumpul.

Namun, Ade Ary menjelaskan luka tersebut diduga bukan akibat penganiayaan tetapi karena jatuh ke lantai.

"Luka lecet pada bibir akibat kekerasan tumpul (diduga karena jatuh membentur lantai," katanya.

Sementara, terkait memar pada bagian tubuh diduga akibat lebam mayat.

Selain itu, Ade Ary juga mengungkapkan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada jasad Situr Wijaya.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan baik luka jeratan maupun luka sayatan. Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat," jelasnya.

Ade Ary juga menjelaskan tewasnya Situr diperkirakan terjadi pada Jumat (4/4/2025) sekira pukul 04.00 WIB-20.00 WIB.

"Perkiraan waktu kematian antara 8 jam sampai dengan 24 jam sebelum pemeriksaan luar (4 April 2025 pukul 04.00 WIB sampai dengan 4 April 2025 pukul 20.00 WIB)," katanya.

Ditemukan Obat di Kamar Korban

Ade Ary juga mengungkapkan terkait ditemukannya obat di kamar Situr Wijaya ketika polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dia mengatakan ada empat obat yang ditemukan yaitu:

- Promag Tablet;
- Mycoral ketoconazole (obat jamur);
- Rifampicin (antibiotik untuk mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis);
- Viva White Clean & Mask.

Rekaman CCTV: Tak Ada Orang Lain Masuk Kamar Situr Wijaya

Sebelumnya, Ade Ary juga mengungkap soal rekaman CCTV yang menyorot langsung ke arah kamar hotel yang dimasuki oleh Situr Wijaya.

Ade Ary menuturkan dalam rekaman CCTV tersebut, kamar Situr Wijaya tidak pernah dimasuki oleh orang lain hingga jasadnya ditemukan.

Di sisi lain, dia mengatakan korban sempat terlihat bersama saksi berinisial V pada Kamis (3/4/2025) di hotel tersebut. 

"Berdasarkan analisa CCTV, sejak saksi V bersama korban saat masih hidup pada tanggal 3 April 2025, pukul 18.50 WIB sampai dengan mayat korban ditemukan, tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar," kata Ade Ary dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Minggu (6/4/2025).

Ketika dikonfirmasi terkait sosok V tersebut, Ade Ary tidak menjelaskan secara gamblang.

Dia hanya mengungkapkan bahwa saksi berjenis kelamin perempuan.

"(Saksi) seorang perempuan," tuturnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan