Sabtu, 20 September 2025

Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Penculikan Kacab Bank BUMN: Polisi Sebut Korban Acak dari Kartu Nama, Tapi Bukti Bicara Lain

Korban belum meninggal saat dibuang. Polisi bilang acak, tapi 15 tersangka dan skema rapi bicara lain. Ada yang disembunyikan?

Penulis: Reynas Abdila
IST via TribunJakarta.com
15 TERSANGKA - Kasus pembunuhan Kacab Bank BUMN libatkan 4 klaster, 15 orang jadi tersangka di antaranya pengusaha asal Jambi hingga mantan atlet kickboxing. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Polda Metro Jaya mengungkap fakta baru dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).

Dalam konferensi pers di Gedung Ditreskrimum, Selasa (16/9/2025), Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Wira Satya Triputra menyebut korban dipilih secara acak, hanya berdasarkan selembar kartu nama.

“Kacab Bank ini dijadikan korban, ini dipilihnya secara random dan para tersangka ini punya kartu namanya saja awalnya, jadi tidak ada yang kenal dengan korban,” ujar Wira.

Namun, pernyataan itu menimbulkan tanda tanya besar.

Sebab, fakta-fakta yang terungkap dalam penyidikan justru menunjukkan adanya skema penculikan yang terstruktur, melibatkan dana operasional, pembagian peran, dan transaksi pembayaran.

Baca juga: 2 Oknum Anggota TNI Terlibat Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ini Identitasnya

Dari Kartu Nama ke Eksekusi Terencana

PEMBUNUHAN KACAB BANK - Pihak kepolisian mengungkapkan penyebab tewasnya Kacab Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025). Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, berdasarkan hasil visum, korban meninggal dunia karena kekerasan benda tumpul.
PEMBUNUHAN KACAB BANK - Pihak kepolisian mengungkapkan penyebab tewasnya Kacab Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025). Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, berdasarkan hasil visum, korban meninggal dunia karena kekerasan benda tumpul. (Tangkapan Layar di YouTube Kompas TV)

Penyidikan mengungkap bahwa tersangka C alias Ken adalah otak perencana yang memiliki akses terhadap data rekening dormant—rekening nasabah bank yang tidak aktif dan berpotensi disalahgunakan.

Ia menggandeng DH, yang berperan sebagai penghubung lapangan, untuk menyusun rencana penculikan secara sistematis.

Tujuannya bukan sekadar menculik, melainkan memaksa korban menggunakan otoritasnya sebagai kepala cabang bank untuk memindahkan dana ke rekening penampung yang telah disiapkan.

Karena beberapa kepala cabang sebelumnya menolak bekerja sama, mereka beralih ke metode paksa—dan Ilham Pradipta menjadi target setelah DH menerima selembar kartu nama dari rekannya.

“Berdasarkan keterangan saudara DH, ini merupakan salah satu orang yang mencari dan dia juga minta kepada temannya kira-kira apakah ada kenalan Kacab Bank, dan temannya hanya memberikan kartu nama sehingga dari situ dilakukan pembuntutan,” jelas Wira.

15 Tersangka, 4 Klaster, dan Skema Terstruktur

Polda Metro Jaya menetapkan 15 tersangka, terbagi dalam empat klaster peran:

Perencana:

  • C alias Ken, DH, AAM, JP — menyusun strategi, mengatur tim, dan menyiapkan dana operasional.

Eksekutor lapangan:

  • EW alias Eras, REH, JRS, AT, EWB — menyergap, melilit lakban, dan memindahkan korban.

Penganiaya dan pembuang jasad:

  • JP, MU, DSG — memindahkan korban ke Fortuner dan membuang jasad ke Bekasi.

Pendanaan dan logistik:

  • Kopda FH, Serka N, EG (buron) — memberi dana Rp45 juta, mengatur kendaraan, dan ikut membuang korban.
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan