Kamis, 4 September 2025

Sebut Junjung Demokrasi, Prabowo Blak-blakan Pernah Dipecat saat Pimpin Pasukan Terkuat

Prabowo menceritakan kisahnya yang dipecat saat pimpin pasukan militer terkuat di Indonesia, ngaku tetap junjung demokrasi

Sekretariat Presiden
PERTEMUAN PRABOWO - ERDOGAN - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, di Istana Kepresidenan Turkiye, Kamis (10/4/2025). 

Indonesia percaya pemisahan kekuasaan (trias politica), pada kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat.

Percaya Demokrasi, Percaya Diplomasi

Lebih lanjut, di hadapan Presiden Erdogan dan orang-orang Turkiye, Prabowo juga memercayai soal diplomasi.

Menurutnya, diplomasi merupakan satu-satunya jalan dalam menyelesaikan masalah geopolitik global.

"Kami percaya pada sistem berbasis aturan, tapi sekarang, kita menyaksikan sendiri, seperti yang disampaikan oleh Presiden Erdogan, anak-anak yang tidak bersalah, perempuan, dan pria tak bersenjata dibantai di depan mata dunia."

"Inilah yang saya maksud. Saya tetap percaya bahwa diplomasi adalah satu-satunya jalan, jalan terbaik," ujar Prabowo dalam menanggapi persoalan dunia.

Atas hal itu, Prabowo pun menyampaikan kekecewaan terhadap dinamika diplomasi global sekarang ini.  

Ia mengaku pesimis terhadap keberhasilan cara diplomasi dalam menyelesaikan masalah global.

Pasalnya, realita di lapangan menunjukkan kelompok yang kuat selalu bebas melakukan apapun terhadap kelompok yang lemah.

Kondisi sekarang ini, lanjut Prabowo, seperti pengulangan yang terjadi di masa lampau sebagaimana yang dituliskan sejarawan Yunani kuno, Thukidides.

"Kenapa saya pesimis? Karena apa yang kita lihat sekarang di dunia nyata, di realitas yang sedang terjadi, adalah pengulangan dari filosofi lama dari Thukidides seorang sejarawan Yunani kuno, yang mengatakan bahwa yang kuat akan melakukan apa pun yang mereka bisa, dan yang lemah harus menanggung apa yang harus mereka tanggung," kata Presiden.

Kondisi tersebut menurutnya sangat menyedihkan bagi sistem yang berdasarkan aturan (rules-based order) sebagaimana yang diciptakan negara-negara Barat setelah perang Dunia II.

"Jadi pepatah ini benar-benar sedang dimainkan di depan mata kita. Karena yang terjadi sekarang adalah, yang kuat yang benar."

"Siapa yang punya kekuatan, punya kemampuan, akan melakukan apa yang mereka inginkan, dan ini sangat menyedihkan," kata Presiden.

Oleh sebab itu, ia meyakini diplomasi bisa menjadi jalan untuk memulai kedamaian dunia.

"Terus terang, saya sekarang agak pesimis terhadap keberhasilan diplomasi tapi saya sadar, kita tidak bisa menyerah pada diplomasi," kata Prabowo.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan