Anggota DPR Ini Sentil Rencana Pangan Dialihkan ke TNI: Ini Soal Kompetensi & Pengawasan Anggaran
DPR kritik rencana pangan ke TNI: petani terpinggirkan, anggaran rawan, militer masuk sawah—apa sebenarnya yang sedang digagas pemerintah?
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, melontarkan kritik terhadap rencana pemerintah mengalihkan program ketahanan pangan ke struktur militer.
Menurutnya, penguatan sektor pangan seharusnya menjadi tanggung jawab kementerian teknis dan masyarakat sipil, bukan dijalankan oleh TNI.
Pernyataan Daniel merespons wacana pembentukan 500 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) yang digagas oleh Kementerian Pertahanan.
Salah satu tugas batalyon tersebut adalah mendukung program prioritas nasional di sektor pangan.
“Penguatan sektor pertanian seharusnya difokuskan pada pemberdayaan petani, modernisasi sistem distribusi, peningkatan produktivitas lahan, serta pengembangan teknologi pertanian. Urusan ketahanan pangan sebaiknya jangan dialihkan ke struktur militer,” kata Daniel kepada wartawan, Rabu (27/8/2025).
Daniel menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan ranah kementerian teknis seperti Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, dan BUMN bidang pangan, yang memiliki kompetensi langsung dalam produksi, distribusi, dan stabilisasi harga.
Ia menilai pendekatan sipil lebih tepat karena memungkinkan pengawasan anggaran yang transparan dan pengukuran kinerja yang jelas.
“Sehingga pembangunan sektor pangan benar-benar mendukung kesejahteraan rakyat sekaligus menjaga kedaulatan pangan nasional,” ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Rp100 Juta, Mahfud MD Duga Gaji DPR RI Capai Miliaran: Kalau Masih Korup ya Kurang Ajar
Ia juga menyarankan agar kompi pertanian, perikanan, dan peternakan yang dijalankan militer cukup difungsikan sebagai perpanjangan tangan kementerian teknis.
Peran tersebut dapat dijalankan melalui koordinasi program desa, penyuluhan, pendampingan teknologi, dan penguatan kapasitas lokal.
Pemerintahan Prabowo Ingin TNI Terlibat di Pangan hingga Kesehatan
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengembangkan konsep pertahanan baru yang tidak hanya berfokus pada kekuatan tempur, tetapi juga pada ketahanan pangan dan kesehatan rakyat.
Menurut Sjafrie, Yonif TP akan menjadi prototipe untuk 500 batalyon yang akan dibentuk dalam lima tahun ke depan.
Prajurit TNI akan dibekali kemampuan di sektor pertanian, kesehatan, dan konstruksi, selain tetap menjalankan fungsi tempur.
“Intinya, ini batalyon infanteri, tapi di saat yang sama mereka juga bisa menjadi batalyon pertanian, medis, atau konstruksi sesuai kebutuhan,” kata Sjafrie, Rabu (20/8/2025).
Pemerintah menegaskan bahwa paradigma baru pertahanan nasional mencakup perlindungan terhadap ancaman non-militer. Sinergi antara pertahanan, kesehatan, pertanian, dan keuangan diyakini dapat memperkuat daya tahan bangsa secara menyeluruh.
DPR
Komisi IV DPR
Daniel Johan
TNI
ketahanan pangan
Kementerian Pertahanan
Sjafrie Sjamsoeddin
Prabowo Subianto
Yonif TP
Rapat Terakhir Bahas Haji Bareng Menag: 'Setelah Ini Kiai Nasaruddin Umar Benar-benar Jadi Ulama' |
![]() |
---|
Momen Prabowo Bertemu Gus Miftah, Buku ‘Merawat Kebhinekaan’ Jadi Sorotan di Tengah Isu Intoleransi |
![]() |
---|
TNI Gelar Latihan Pertempuran Jarak Dekat Hingga Patroli Hutan dengan Tentara AS dan Jepang |
![]() |
---|
DPR Minta Kasus Penembakan Warga NTT oleh Aparat Timor Leste Diselidiki, Cegah Konflik Antarnegara |
![]() |
---|
Kecam Keras Oknum Polisi Aniaya Jurnalis Saat Demo DPR, Komisi III DPR: Tidak Boleh Ada Impunitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.