Arahan Tegas SBY: Tidak Boleh Ada Matahari Kembar di Pemerintahan Prabowo
Menurut Dede, yang perlu dicermati bukan sekadar pertemuan antar tokoh, tetapi potensi munculnya kekuatan politik di luar struktur resmi pemerintahan.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Dede Yusuf, menegaskan kembali prinsip yang selalu dipegang oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait kepemimpinan nasional.
Menurutnya, SBY selalu menekankan bahwa dalam pemerintahan tidak boleh ada dua kekuatan yang saling bersaing atau istilahnya matahari kembar.
“Sebetulnya kalau Pak SBY selalu mengatakan tidak boleh ada matahari kembar. Artinya kalau tidak ada matahari kembar itu jangan sampai kita berpikir ada yang lain selain Bapak Prabowo saat ini," kata Dede Yusuf di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Dede menanggapi dinamika politik terkait sejumlah tokoh nasional yang melakukan kunjungan ke rumah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Ia menilai hal itu sah-sah saja dilakukan, selama tidak bertentangan dengan garis kepemimpinan yang sah.
“Sebetulnya sowan ke mana saja boleh kan ya, apalagi sebagai senior-senior di pemerintahan. Saya rasa wajar kalau saling sowan, momennya ada. Tapi masalahnya konteksnya bukan disowannya,” ucapnya.
Baca juga: Pertemuan Lanjutan Prabowo-Megawati Buka Jalan Kader PDIP Masuk Kabinet
Menurut Dede, yang perlu dicermati bukan sekadar pertemuan antar tokoh, tetapi potensi munculnya kekuatan politik di luar struktur resmi pemerintahan.
Hal itulah yang dimaksud dengan matahari kembar oleh SBY.
“Konteksnya adalah yang disebut dengan matahari kembar itu adalah tidak boleh ada seperti kayak aturan-aturan lain selain yang diberikan oleh aturan presiden kita. Ya itu saja,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa dalam konteks pemerintahan saat ini, Demokrat berkomitmen mendukung penuh Presiden Prabowo Subianto sebagai pemimpin tunggal dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Kalau dalam konteks apapun juga ya kami tidak mengetahuinya, tetapi sekali lagi saya hanya menyadur dari pernyataan Bapak SBY, tidak boleh ada matahari kembar. Saat ini di pemerintahan ya hanya Bapak Prabowo,” pungkas Dede Yusuf.
Baca juga: Tangis Diam Seorang Sahabat, Menag Nasaruddin Umar Kenang Momen Bersama Paus Fransiskus
Sebelumnya, sejumlah Menteri di Kabinet Merah Putih juga menemui Presiden Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Solo, Jawa Tengah. Para menteri tersebut sebagian temui Jokowi saat Presiden Prabowo tengah melakukan lawatan luar negeri.
Menteri yang menemui Jokowi tersebut merupakan Menteri yang pernah duduk di Kabinet pada era Jokowi.
Diantaranya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Ketua Umum Partai Golkar itu menemui Jokowi di Solo pada Selasa (8/4/2025).
Kemudian sehari setelahnya Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) juga melakukan hal yang sama. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025) siang.
Begini Jawaban Bos Boeing Soal Rencana Indonesia Borong 50 Pesawat |
![]() |
---|
KPK Bakal Dalami Temuan 4 HP di Plafon Rumah Immanuel Ebenezer: Apa Itu Memang Kebiasaannya? |
![]() |
---|
Jasman Tongi Minta Prabowo Bertindak, Tambang Ilegal Kotamobagu Meningkat Usai Pidato Kenegaraan |
![]() |
---|
Elite Golkar Bertemu Prabowo Hampir Tiga Jam di Istana, Sejumlah Hal Dibahas, Termasuk Isu Munaslub? |
![]() |
---|
Kisah Teungku Nyak Sandang, Tokoh Kemerdekaan Bantu Beli Pesawat Pertama RI, Terima Bintang Jasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.