5 Model Kecurangan UTBK Diungkap Panitia SNPMB 2025, Klaim Ada Keterlibatan 'Orang Dalam' di Pusat
Ketua Penanggung Jawab SNPMB 2025 ungkap terjadinya kecurangan UTBK diindikasi adanya keterlibatan 'orang dalam' yang sudah berada di pusat UTBK.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), mengungkapkan sejumlah kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025.
Adapun, kecurangan itu terjadi mulai dari sesi 1 hingga sesi 12.
Berdasarkan data panitia SNPMB, pada sesi 12 ditemukan kecurangan yang terjadi di 13 Pusat UTBK, dengan jumlah peserta yang terlibat kurang lebih 50 orang dan joki sebanyak 10 orang.
Ketua Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok mengungkapkan bahwa terjadinya kecurangan tersebut diindikasi adanya keterlibatan 'orang dalam' yang sudah berada di pusat UTBK.
"Tentu di poin ini, bisa saja terindikasi sudah ada di lokasi UTBK yang kita temukan ada keterlibatan 'orang dalam'."
"Saat ini sudah kita dapati namanya dan sudah kita lakukan tindakan lebih lanjut", kata Prof Eduart Wolok dalam Konferensi Pers SNPMB melalui tayangan live YouTube SNPMB ID yang tayang pada Selasa (29/4/2025).
Diketahui, ada lima model kecurangan yang didapati oleh panitia SNPMB pada UTBK 2025, sebagai berikut.
1. Mengambil Soal dengan berbagai macam cara
- Foto layer PC peserta dengan perangkap yang disembunyikan
- Record Desktop PC peserta dengan memasang aplikasi record pada PC peserta
- Remote Desktop PC peserta dengan memasang aplikasi remote dan perangkap lain sebagai proxy agar bisa komunikasi ke jaringan luar
Baca juga: Nasib Mahasiswa ITB Lucas Valentino Nainggolan Joki UTBK 2025, Terancam Dapat Sanksi
2. Menggantikan peserta mengerjakan ujian di dalam ruang ujian (Joki)
- Mengganti foto peserta dengan joki saat buat akun SNPMB
- Memalsukan dokumen seperti KTP, copy ijazah, dan Surat Keterangan Kelas 12
3. Memberikan jawaban ke peserta yang sedan berada di ruang ujian
- Memasang alat di badan peserta sebagai receiver dan/ atau juga transmitter untuk komunikasi transfer jawaban
4. Melakukan remote PC peserta dari luar dan mengendalikan sekaligus menjawab ujiannya
5. Mengambil alih akses perangkat jaringan untuk melakukan setting tertentu pada perangkap tersebut.
Mendiktisaintek Sebut Kecurangan UTBK Libatkan Jaringan Terorganisir
Dalam hal ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, juga menyebutkan bahwa kecurangan dalam UTBK itu melibatkan jaringan kejahatan yang terorganisir.
Brian mengatakan, indikasi kuat sudah ditemukan dan investigasi mendalam pun tengah dilakukan.
“Panitia melihat adanya indikasi kejahatan yang terorganisir ya, untuk melakukan kecurangan-kecurangan UTBK," ujar Brian ditemui di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Dalam hal ini, Brian memastikan bahwa Kemendiktisaintek sejauh ini tidak kebocoran soal UTBK-SNBT 2025.
“Panitia menjamin tidak ada kebocoran,” tuturnya.
Untuk itu, Brian menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi secara mendalami terkait dugaan kecurangan ini.
Dia mengungkapkan, terdapat indikasi kejahatan yang terorganisir dalam kecurangan UTBK-SNBT.
"Kita akan melakukan pendalaman-pendalaman, karena kita melihat,” ujarnya.
Untuk keterangan selengkapnya atau mengenai dugaan kecurangan ini, Brian mengatakan bakal dijelaskan oleh panitia pelaksanaan UTBK-SNBT.
"Tapi nanti tolong dikonfirmasi kepada teman-teman panitia UTBK yang lebih mengetahui," pungkasnya.
Ada 14 Kasus Kecurangan Dalam UTBK-SNBT 2025
Sejauh ini, panitia SNPMB mengungkapkan sudah ada 14 kasus kecurangan yang terjadi dalam UTBK, sejak dimulainya ujian pada 23 April lalu.
"Kalau kita melihat teman-teman sekalian, bahwasannya kasus kecurangan itu terjadi sejak tanggal 23 April. Ada 9 kasus yang tercatat, 24 April ada 5 kasus," ujar Eduart pada konferensi pers daring, Jumat (26/4/2025).
Meski jumlah temuan kasus kecurangan tidak besar, Eduart mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendalaman.
"Memang ini sedikit, tetapi kami tidak menutup mata terhadap kasus ini dan terus kami lakukan pendalaman," katanya.
Eduart mengungkap bahwa modus kecurangan terus berkembang dan memanfaatkan teknologi.
Panitia SNPMB pun melakukan investigasi mendalam terhadap temuan ini, termasuk analisis log sistem, rekaman CCTV, serta pelacakan akun peserta yang terindikasi terlibat.
"Bahkan ada yang menggunakan berbagai macam teknologi, misalnya dengan mencoba untuk mengambil soal dengan berbagai macam cara dan sarana teknologi."
"Baik dari perantara hardware, software, memakai HP semuanya. Bahkan semua dengan cara konvensional, serta melakukan remote desktop," jelasnya.
Eduart menyayangkan upaya-upaya kecurangan dalam pelaksanaan UTBK-SNBT tersebut, karena memberikan contoh buruk kepada para peserta ujian.
"Kalau kita ingin merubah masa depan, kita ingin melalui tes ini harus dengan cara yang baik, bukan dengan cara-cara yang tidak baik," ujar Eduart.
Terkait dengan hal ini, Eduart menegaskan bahwa panitia akan terus melakukan investigasi terhadap berbagai temuan tersebut dan akan mengambil langkah tegas untuk menjaga integritas pelaksanaan UTBK-SNBT.
Sebagian artikel ini telah tayang di Prohaba.tribunnews.com dengan judul Panitia SNPMB 2025 Ungkap Model Kecurangan UTBK dan Pemberian Sanksi Tegas Bagi Pelaku
(Tribunnews.com/Rifqah/Fahdi Fahlevi) (Prohaba.tribunnews.com/Amelia Puspa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.