Minggu, 10 Agustus 2025

Kasus Joki UTBK-SBMPTN Marak, Pakar Keamanan Siber: Bukan Ulah Hacker, Ada Keterlibatan Orang Dalam

Alfons menjelaskan tidak mudah menanamkan orang ke dalam sistem UTBK-SBMPTN. Itu juga merupakan domain dari tanggung jawab penyelenggara UTBK-SBMPTN.

Editor: willy Widianto
TribunTimur.com/Muslimin Emba
SINDIKAT JOKI UTBK - Polrestabes Makassar merilis pengungkapan sindikat joki UTBK SBMPTN Unhas dengan menghadirkan enam pelaku di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Rabu (7/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sindikat joki Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan sebanyak enam orang diringkus polisi.

Baca juga: Peran 6 Joki UTBK Fakultas Kedokteran Unhas, Pemenang Olimpiade Jadi Pemberi Jawaban

Dalam praktiknya mereka bekerja secara jarak jauh dengan cara menanamkan aplikasi di komputer peserta UTBK​-SBMPTN.

Aplikasi tersebut berfungsi menampilkan soal di komputer yang digunakan oleh tersangka. Ia menuturkan, tersangka CAI bertugas sebagai joki untuk menggantikan peserta UTBK yang mendaftar di FK Unhas.

CAI mengerjakan soal ujian dari soal yang dikirimkan oleh aplikasi yang tertanam di komputer peserta ujian.

Praktik joki UTBK-SBMPTN tidak hanya terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Kasus-kasus serupa terjadi juga di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Sumatera Utara (USU). Bahkan di USU joki menggunakan kacamata berkamera dan gunakan dokumen palsu.

Menyikapi hal tersebut Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya mengatakan sebenarnya sistem IT pelaksanaan UTBK-SBMPTN sudah baik, hanya saja kontrolnya yang memang bermasalah.

"Ini masalah manusia dan kontrol bukan masalah sistem," ujarnya saat berbincang dengan Tribun, Kamis(8/5/2025).

Baca juga: Sosok CAI, Mahasiswi Peraih Juara Olimpiade Matematika, Kini Jadi Tersangka Kasus Joki UTBK Unhas

Alfons menduga adanya praktik perjokian tersebut melibatkan orang dalam. Sebab kata dia dari pola-pola operasi secara IT yang dilakukan seperti menanamkan aplikasi di komputer peserta UTBK, lalu menggunakan remote control tidak biasa dilakukan oleh seorang hacker.

"Ini mah kaya pengkhianat saja merusak dari dalam bukan hacker ini. Nggak berkelas tapi seolah ngehack," ujar Alfons.

"Mau sistem sebaik apapun kalau ada tikus di dalam ya akan dijebol dari dalam," tambahnya.

Alfons menjelaskan tidak mudah menanamkan orang ke dalam sistem UTBK-SBMPTN. Itu juga merupakan domain dari tanggung jawab penyelenggara UTBK-SBMPTN dan memang merupakan tanggung jawab penyelenggara untuk mengamankan sistem UTBK-SBMPTN ini.

Baca juga: 5 Model Kecurangan UTBK Diungkap Panitia SNPMB 2025, Klaim Ada Keterlibatan Orang Dalam di Pusat

"Jadi jika tidak ada kontrol yang baik dan ketat, ya akan mudah dieksploitasi," ujarnya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan