Program Makan Bergizi Gratis
Daripada Asuransi, DPR Lebih Setuju Pemerintah Maksimalkan BPJS Kesehatan untuk Korban Keracunan MBG
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI mengatakan wacana asuransi penerima manfaat MBG menimbulkan kesan seolah-olah program MBG membahayakan nyawa penerimanya.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Sri Juliati
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, menyatakan bahwa wacana asuransi untuk penerima manfaat MBG itu dinilai sebagai bentuk pemborosan anggaran negara.
Padahal, sudah ada BPJS Kesehatan yang bisa dimaksimalkan lagi penanganannya untuk korban keracunan MBG.
Menurut Irma, BPJS Kesehatan itu seharusnya sudah cukup untuk menjamin kebutuhan pengobatan.
“Kan sudah ada BPJS! Koordinasikan saja dengan BPJS Kesehatan, ngapain buang-buang duit anggaran negara lagi?” ujar Irma saat dimintai tanggapan, Senin (12/5/2025).
“Kalau ada makanan basi dan tidak sampai berakibat fatal, ya bawa saja ke puskesmas atau RSUD dengan jaminan BPJS. Kan sekarang pemda juga sudah kerja sama dengan BPJS Kesehatan?” jelasnya.
Irma juga menyoroti efektivitas penggunaan dana negara dan meminta agar BGN memprioritaskan skema perlindungan yang sudah tersedia.
Kendati demikian, jika kejadian yang terjadi tergolong fatal, Irma mengatakan santunan tetap perlu diberikan.
“Kecuali jika, mohon maaf, ada kejadian yang fatal, BGN wajib beri santunan. Tapi kalau asuransi menurut saya berlebihan,” tegasnya.
Untuk perlindungan pekerja dapur MBG, Irma juga mendorong BGN agar memastikan mereka ikut dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
“Mereka wajib jadi peserta BPJS TK yang dua program, yang preminya Rp16.800. Yang di-cover adalah kecelakaan kerja dan tunjangan kematian,” jelasnya.
Kasus Terbaru Keracunan MBG
Keracunan MBG terbaru terjadi di Kota Bogor, bahkan korbannya hingga saat ini terus bertambah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes), korban keracunan ini menjadi 223 orang.
Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, penambahan itu terjadi pada hari kemarin Senin (12/5/2025).
Tercatat ada sembilan orang yang terindikasi keracunan MBG.
“Secara kumulatif total korban yang tercatat sebanyak 223 orang, dengan rincian 45 orang menjalani rawat inap, 49 orang menjalani rawat jalan, dan 129 orang mengalami keluhan ringan,” kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/5/2025), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.