Rabu, 3 September 2025

Di Depan Menteri PKP Maruarar Sirait, DPR Sebut Program 3 Juta Rumah Hanya Jadi Omon-omon

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo menilai Program 3 Juta Rumah hanya omon-omon, pasalnya program dilengkapi anggaran.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Chaerul Umam
PERUMAHAN - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi V DPR RI pada Senin (19/5/2025). Dalam rapat anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo menilai Program 3 Juta Rumah hanya omon-omon. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo, mempertanyakan indikator capaian Program 3 Juta Rumah.

Dia menilai program 3 Juta Rumah sebatas omon-omon.

Menurutnya, apa yang dipaparkan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara belum dilengkapi anggaran untuk mencapai target program.

Adapun Kementerian PKP masih mengupayakan penyediaan 2.247.088 unit rumah.

"Ini belum ada anggarannya, belum ada pelaksanaannya. Ini sudah bulan Mei lho Pak, yang 2.247.088 ini masih entah di mana," ujar Yanuar dalam Rapat Komisi V DPR RI dan Kementerian PKP di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).

Baca juga: Ini Deretan Konglomerat Indonesia yang Bantu Program Tiga Juta Rumah, Dari Aguan Hingga James Riady

Yanuar juga menyoroti soal akses kepemilikan atau mendapatkan rumah yang layak. 

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipaparkan, kenaikan hanya 1,7 persen dengan ada Program 3 Juta Rumah. 

"Tentang angka 3 juta tadi yang disampaikan, ini menarik sekali. Dari yang disebut upaya lain, selesai proses rencana upaya ini, saya melihat kok ini Pak Menteri, mengambil bahasa Pak Presiden, ini rencana 3 juta ini kok jadi omon-omon begitu," pungkasnya.

Baca juga: Rumah Pak Kades di Ponorogo Tertimpa Tebing Setinggi 10 Meter, Istri dan Anak Jadi Korban

Sementar Maruarar Sirait dalam kesempatan yang sama memaparkan sejumlah konglomerat di Indonesia siap mendorong program tiga juta rumah.

Mereka disebut akan membantu baik di pembangunan hunian melalui corporate social responsibility (CSR) dan renovasi rumah tak layak huni (RTLH).

“Ini kita bagi tiga, Pak. Yang sudah selesai, yang masih dilaksanakan, artinya berproses tapi sudah mulai dibangun. Yang masih rencana atau yang sudah disampaikan oleh pihak yang mau memberi, ini istilahnya rencana atau itikad baik mereka seperti itu,” katanya.

Dalam paparannya, Ara mengatakan pembangunan hunian baru yang telah rampung adalah rumah apung di Muara Angke, Jakarta Utara yang dibiayai oleh PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebanyak 30 unit. 

Kemudian, dikatakan Ara, ada tiga perusahaan yang telah berproses membangun hunian mulai dari Adaro Group sebanyak 500 unit rumah tapak di Kalimantan Selatan, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) sebanyak 500 unit di Kalimantan Timur, dan Agung Sedayu Group sebanyak 250 unit di Banten.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dikatakan Ara, juga turut andil dengan merenovasi 500 RTLH di Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bangka Belitung (Babel). 

Selanjutnya, Yayasan Buddha Tzu Chi juga tengah merenovasi RTLH sebanyak 1.000 unit di Jakarta dan Bandung.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan