2 Juni Hari Apa? 128 Tahun Lalu Bapak Republik Indonesia Lahir, Kisah Tan Malaka
2 Juni merupakan tanggal untuk memperingati hari lahir seorang pahlawan Indonesia, Tan Malaka, seorang Bapak Republik Indonesia
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Whiesa Daniswara
Namun, pada 1922, ia ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda karena dianggap terlibat dalam pemogokan buruh, dan akhirnya diasingkan ke Belanda.
Tak lama kemudian, ia berpindah ke Moskwa.
Karya-Karya dan Pengaruh Pemikiran
Selama masa pengasingan, Tan Malaka menulis sejumlah buku penting. Salah satu karya monumental adalah Naar de Republiek Indonesia, yang ia selesaikan pada 1925 saat berada di Tiongkok.
Buku ini menjadi tonggak penting dalam pemikiran kemerdekaan Indonesia.
Melalui tulisannya, ia mendorong kaum intelektual Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan secara penuh dan memperhatikan nasib rakyat kecil.
Ia juga menawarkan program perjuangan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, dan bahkan militer.
Antara 1942 hingga 1943, ia menulis Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika), buku yang dianggap sangat penting dalam sejarah pemikiran Indonesia.
Buku ini mengajak masyarakat untuk meninggalkan cara berpikir mistis dan takhayul, serta menggunakan logika dalam menghadapi kenyataan.
Sikap dialektisnya terlihat dari perbedaan tajam yang ia tunjukkan terhadap kelompok tua seperti Soekarno-Hatta, yang ia nilai terlalu kompromistis, dibandingkan dengan kaum muda yang ia anggap sebagai harapan bangsa.
Peran Pasca Kemerdekaan dan Akhir Hayat
Setelah Indonesia merdeka, Tan Malaka sempat ditawari oleh Sutan Syahrir untuk memimpin Partai Sosialis, namun ia menolak.
Menurutnya, Syahrir bukanlah seorang revolusioner sejati dan partai sosial demokrat tidak sejalan dengan prinsip komunismenya.
Ia pun menolak jabatan formal dan memilih berdiri di luar sistem partai, mendirikan Persatuan Perjuangan—koalisi 141 organisasi politik—yang menuntut kemerdekaan penuh dan menolak kompromi diplomatik seperti dilakukan kabinet Syahrir.
Karena keterlibatannya dalam peristiwa kudeta 3 Juli 1946, Tan Malaka ditahan selama dua setengah tahun tanpa proses pengadilan. Ia dibebaskan setelah pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.
Tak lama kemudian, Tan Malaka mendirikan Partai Murba pada 7 November 1948 di Yogyakarta. Meskipun menjadi pendiri, ia menyerahkan kursi kepemimpinan kepada Sukarni yang lebih muda.
Pada Februari 1949, Tan Malaka ditangkap dan dieksekusi oleh tentara Indonesia di daerah Kediri, Jawa Timur. Lokasi makamnya lama tidak diketahui hingga akhirnya pada 2007, peneliti asal Belanda, Harry Poeze, mengungkapkan bahwa jenazahnya dimakamkan di Desa Selopanggung, Kediri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.