Minggu, 17 Agustus 2025

Klaim Angka Pengangguran Terbuka Turun, Istana Bandingkan Perbedaan Data IMF dan BPS

Hasan Nasbi, menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut tingkat pengangguran Indonesia mencapai 5 persen tahun 2025.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI PENGANGGURAN - Pencari kerja melihat salah satu stand saat berlangsungnya Indonesia Job For Carrer 2016 di Senayan, Jakarta, Rabu (9/11/2016). Hasan Nasbi, menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut tingkat pengangguran Indonesia mencapai 5 persen tahun 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Presidential Communications Office (PCO), Hasan Nasbi, menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut tingkat pengangguran Indonesia mencapai 5 persen pada 2025.

Bahkan, angka itu terbesar kedua di Asia.

Menurutnya, data tersebut berbeda dengan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat angka pengangguran justru menurun.

“Kalau menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun. Bulan ini, sampai bulan ini justru angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,82 ke 4,76 persen. Itu artinya angka orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun,” ujar Hasan di Gedung Kwarnas, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Ia mengatakan, pemerintah tetap menghargai analisis lembaga internasional seperti IMF. Namun, data yang dijadikan dasar kebijakan tetap mengacu pada sumber resmi nasional.

“Analisis dari lembaga-lembaga seperti IMF tentu jadi masukan yang sangat penting bagi pemerintah untuk antisipasi. Tapi kita juga harus lihat data dari dalam negeri untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh,” ucapnya.

Hasan juga memaparkan bahwa indikator ketenagakerjaan lainnya turut menunjukkan perbaikan.

Ia menyebut jumlah pekerja penuh waktu mengalami kenaikan, begitu pula angka setengah pengangguran yang turun.

“Angka pekerja penuh waktu itu naik dari 65,6 persen jadi 66,2 persen. Yang setengah pengangguran juga turun, dari 8,5 menjadi 8,08 persen,” jelasnya.

Meski begitu, Hasan mengakui ada tambahan jumlah pengangguran absolut sekitar 83 ribu orang.

Namun ia menyebut hal itu tidak semata karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), melainkan karena bertambahnya usia angkatan kerja baru.

“Ini juga tidak hanya karena orang di-PHK, tapi juga naiknya orang-orang di usia angkatan kerja. Misalnya anak sekolah selesai, masuk usia kerja, belum dapat kerja,” katanya.

Menurutnya, kondisi ketenagakerjaan Indonesia saat ini masih cukup stabil dan optimistis.

Ia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan dan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan menjaga daya beli masyarakat.

Baca juga: Tekan Angka Pengangguran, Wamen Ketenagakerjaan Dukung Industri Buka Rekrutmen Tenaga Lokal 

“Kita masih tumbuh hampir 5 persen. Negara-negara lain bahkan hanya 1–2 persen atau minus. Kita punya amunisi lebih dari cukup untuk tetap optimis sebagai bangsa,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan