Minggu, 21 September 2025

Surabaya Raih Predikat KLA Utama Enam Kali Berturut-Turut: Libatkan Peran Orang Tua lewat SOTH

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Terus memperkuat strategi dalam menanggulangi kenakalan remaja, salah satunya dengan melibatkan peran orang tua.

Editor: Content Writer
dok. Pemkot Surabaya
KOTA LAYAK ANAK - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka kelas khusus bertema "Peningkatan Peran Ayah dalam Peningkatan Kualitas Keluarga" sebagai bagian dari Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di Gedung Sumber Karya Wigati, RW 8 Tambak Segaran Wetan, Tambaksari, Selasa (27/5/2025). Program ini menjadi salah satu strategi Pemkot Surabaya dalam meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama. 

TRIBUNNEWS.COM - Predikat Kota Layak Anak (KLA) kembali diraih oleh Surabaya untuk enam kali berturut-turut.  Meski dengan pencapaian ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya belumlah puas dan terus memperkuat strategi dalam mencegah maupun menanggulangi kenakalan remaja. Salah satu pendekatan yang diterapkan adalah dengan melibatkan peran aktif orang tua, khususnya ayah, dalam membentuk karakter anak.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, bahwa sejak tahun 2022, Pemkot Surabaya telah menjalankan program Sekolah Kebangsaan bagi anak-anak yang terlibat kenakalan remaja. Mereka dibina melalui kerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Namun, ia menemukan bahwa pembinaan anak saja tidak cukup jika tidak disertai perhatian dari orang tua.

“Setelah 3 bulan, 4 bulan anaknya ketangkap lagi. Akhirnya saya datang ke ibunya, ibunya menyampaikan mohon maaf. Karena beliau ini mencari nafkah sebagai buruh cuci sampai malam hari, akhirnya tidak pernah ketemu anaknya,” ujar Wali Kota Eri saat membuka Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) kelas khusus bertema "Peningkatan Peran Ayah dalam Peningkatan Kualitas Keluarga" di Gedung Sumber Karya Wigati, RW 8 Tambak Segaran Wetan, Tambaksari, Selasa (27/5/2025) 

Baca juga: Alasan Dinas Pendidikan Surabaya Adakan Ekstrakurikuler Mobile Legend di SD dan SMP, Beda dari Jabar

Dari kasus-kasus tersebut, Wali Kota Eri mencatat bahwa sekitar 90 persen kenakalan remaja disebabkan kurangnya kasih sayang dan interaksi antara orang tua dan anak.

“Maka ketika menghadapi anak nakal, anak macam-macam ini, seyogianya ada interaksi yang kuat antara orang tua dengan anak, dan ternyata faktor ayah itu pengaruhnya besar,” tuturnya.

Maka dari itu, ia menggarisbawahi pentingnya peran seorang ayah dalam membentuk identitas dan nilai tanggung jawab pada anak. Bahkan, kata dia, anak perempuan yang dekat dengan ayah, cenderung tidak mudah terjerumus ke laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

“Jadi, peran seorang ayah ini akan bergantung sangat besar kepada keluarganya,” katanya.

Baca juga: Alasan Gudang Milik Jan Hwa Diana Disegel Pemkot Surabaya, Eri Cahyadi: Tak Boleh Buat Gaduh

Faktor ini mendorong Pemkot Surabaya untuk tidak hanya fokus pada pembinaan remaja melalui pendidikan karakter, tetapi juga memberikan pendampingan psikologis dan sosial bagi orang tua. Terlebih, Surabaya sendiri telah enam kali meraih KLA Utama. Melalui strategi ini, pemkot optimistis Surabaya bisa naik ke level KLA Paripurna, terutama dengan keterlibatan aktif dalam program Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama UNICEF.

"Kalau ada anak yang (terjaring) ngelem atau ngobat, maka nanti kita tata dengan orang tuanya. Kita lakukan pendampingan, apakah itu di shelter atau di rumah sakit agar sampai bebas dari narkoba,” ujarnya.

Menurut Eri, pola pendekatan semacam ini diyakini lebih efektif karena menyentuh akar permasalahan. Ia menegaskan, anak yang nakal tidak bisa semata disalahkan, melainkan perlu dilihat bagaimana peran dan teladan orang tua dalam keluarga.

"Kalau ayahnya itu bisa memberikan ketenangan, maka ibunya ini akan bisa merawat anaknya. Jadi harus ada peran seorang ayah. Makanya saya hari ini turun sendiri untuk menyampaikan hal itu," tuturnya.

Baca juga: Eri Cahyadi Imbau Warga Peduli Bantu Keluarga Pramiskin, Terinspirasi Soekarno

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini pun menegaskan bahwa Program SOTH menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang dalam membangun ketahanan keluarga. Sebab, ia meyakini, jika perubahan perilaku anak dimulai dari perubahan di dalam rumah.

“Jadi kalau ada kenakalan anak, ada kesalahan anak, jangan dilimpahkan langsung ke anak. Tapi lihat dulu apakah orangtuanya sudah memberi contoh yang baik atau belum?" katanya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani, menekankan pentingnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak. Karenanya, dalam Program SOTH tahun ini, materi peran ayah menjadi bagian penting yang diperkenalkan kepada para peserta.

"Ada sekitar 13 materi yang disampaikan. Salah satunya adalah materi tentang peran ayah di dalam pendidikan mendidik anak-anaknya," ujar Bunda Rini, sapaan akrabnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan