Jumat, 15 Agustus 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

PBNU Sebut Pihak yang Terlalu Peduli dengan Lingkungan Bisa Berdampak Negatif

PBNU mengungkapkan pihak yang terlalu peduli lingkungan bisa menebar ketakutan terhadap masyarakat dan dianggapnya merugikan. Ini penjelasannya.

Tribunnews.com/Gita Irawan
PEDULI LINGKUNGAN BURUK - Ketua Bidang Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla di kantor PBNU Jakarta Pusat pada Kamis (8/8/2024). Sosok yang akrab disapa Gus Ulil itu mengungkapkan pihak yang terlalu peduli lingkungan bisa menebar ketakutan terhadap masyarakat dan dianggapnya merugikan. Ini penjelasannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Pengurus Besar Nahdlatulu Ulama (PBNU) Ulil Abshar, menuturkan bahwa pihak yang terlalu peduli dengan isu lingkungan juga berdampak negatif terhadap masyarakat.

Dia mengungkapkan kepedulian tersebut dianggapnya justru sebagai pihak yang menebar ketakutan terhadap masyarakat atau fearmongering.

Sosok yang akrab disapa Gus Ulil itu mengeklaim metode-metode semacam itu sudah dikritik oleh beberapa aktivis yang dianggapnya lebih rasional dalam melihat isu lingkungan.

"Jadi ada satu mazhab aktivisme lingkungan yang mengedepankan pendekatan yang rasional atau reasonable enviromentalism. Jadi artinya setuju isu lingkungan diperhatikan, tapi juga harus melihat dampak-dampaknya," katanya dikutip dari program ROSI di YouTube Kompas TV, Jumat (13/6/2025).

Gus Ulil lalu mencontohkan negara-negara di Eropa yang terlalu cepat dalam transisi terkait penggunaan energi terbarukan untuk listrik dari energi non-terbarukan seperti fosil.

Dia mengungkapkan akibat dari hal tersebut, tarif listrik di negara Eropa seperti di Jerman dan Inggris mengalami lonjakan.

Menurutnya, terjadinya fenomena tersebut akibat terlalu ekstremnya 'kepedulian' pihak terhadap lingkungan.

"Saya akan kasih contoh bahwa concern terhadap lingkungan juga berdampak negatif. Ini yang dialami oleh negara Eropa."

"Sekarang ini, harga listrik di Jerman dan Inggris naik berlipat-lipat karena mereka melakukan satu transisi yang buru-buru ke energi non fosil," katanya.

Baca juga: Pemerintah Cabut IUP Nikel di Raja Ampat, Legislator Golkar Nilai Prabowo Pulihkan Wibawa Negara

Gus Ulil mengatakan dampak dari hal tersebut sampai terbentuknya suatu partai di negara-negara Eropa yang mengkritik terlalu buru-burunya kebijakan transisi energi.

Dilema Pemerintah Indonesia soal Beri Izin Tambang

Bergerak dari pernyataannya tersebut, Gus Ulil lalu berbicara terkait pemberian izin tambang di Indonesia oleh pemerintah.

Dia mengungkapkan adanya aktivitas pertambangan lewat izin oleh pemerintah bak pisau bermata dua, yaitu bisa berdampak buruk tetapi juga berdampak baik.

Gus Ulil mengaitkan bahwa terlalu peduli terhadap lingkungan dengan menolak adanya izin pertambangan juga tidak adil karena aktivitas tersebut berdampak positif.

"Menjaga lingkungan itu juga maslahat. Tetapi juga ada dampak negatifnya karena menjaga lingkungan. Menjaga lingkungan yang terlalu ekstrem sehingga tidak membolehkan sama sekali mining, itu menurut saya tidak fair," kata Ulil.

Gus Ulil pun tidak setuju dengan anggapan bahwa aktivitas penambangan hanyalah cara untuk merusak alam.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan