Kamis, 7 Agustus 2025

Khutbah Jumat, 20 Juni 2025: Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia

Berikut contoh teks khutbah Jumat pada 20 Juni 2025 nanti yang berjudul "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia".

Penulis: Lanny Latifah
Canva/Tribunnews.com
GRAFIS KHUTBAH JUMAT - Grafis khutbah Jumat dibuat di Canva Premium pada Jumat (20/6/2025). Berikut teks khutbah yang berjudul "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia". 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut teks khutbah yang berjudul "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia".

Adapun teks khutbah ini dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 18 Juni 2025.

Teks khutbah "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia" bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 20 Juni 2025, nanti.

Khutbah ini bertema sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu membahas pentingnya silaturahmi sesama umat manusia.

Dikutip dari laman Simbi Kemenag, berikut teks khutbah Jumat, 20 Juni 2025:

Baca juga: Khutbah Jumat, 20 Juni 2025: Muhasabah Diri Jelang Tahun Baru Islam 1447 H

Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي آمَرَنَا بِلُزُمِ الجَمَاعَةِ، وَهَانَا عَنِ الإِحْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الأُمَّةِ، أَشْهَدُ أن لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْد. فَيَأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، فَيَأْيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ، أَوْصِيْكُمْ فَإِيَّايَ بِتَقْوَ الله ، فَقَدْ فَازَ المَتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيمِ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ، يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنثى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,

Pada  kesempatan  yang  berbahagia  ini,  khatib  mengajak  kita  semua  merenungkan sebuah tema yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia." Kata “silaturahmi” berasal dari dua suku kata yaitu “shilah” dan “rahim”. Shilah yang berarti hubungan dan rahim yang berarti berkasih sayang. Maka yang dimaksud dengan silaturahmi adalah tindakan menyambung hubungan tali persaudaraan dan berkasih sayang kepada sesama manusia. Bahkan perilaku silaturahmi bernilai luas terhadap ciptaan Allah Swt bahwa berkasih sayang tidak hanya kepada manusia, melainkan kepada semua makhluk ciptaan-Nya. 

Berbicara tentang silaturahmi, maka dibenak kita hadir sebuah sikap mempersatukan karena  adanya  perbedaan  yang  cenderung  pada  kenegatifan.  Apalagi  dikaitkan  dengan Indonesia sebagai negara yang memiliki ribuan perbedaan. Beberapa daerah di Indonesia, ikatan persaudaraan seringkali terkikis oleh konflik yang muncul diakibatkan adanya berbagai perbedaan.

Dengan luas wilayah dari sabang Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote, maka perbedaan terlihat jelas dari keanekaragaman agama, ras, suku, dan lainnya. Dengan minim ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, perbedaan tersebut dianggap musuh sehingga konflik sosial horizontal tidak terelakkan. Banyak konflik terjadi yang menyebabkan perpecahan sosial yang memunculkan rasa saling curiga, sehingga menciptakan suasana yang tidak kondusif untuk hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. 

Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,

Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, mengajarkan umatnya saling mencintai, menolong, dan menghormati sesama tanpa memandang agama, suku, ras, atau status sosial. Ajaran  Islam  tentang  persaudaraan  dibagi  dalam  tiga  konsep:  ukhuwah  Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Semuanya bertujuan menciptakan kehidupan yang harmonis, damai, dan penuh kasih sayang.

Nabi  Muhammad  saw  juga  menekankan  pentingnya  menjaga  hubungan  baik antarsesama. Imam Nawawi dalam kitabnya yang berjudul Syarh Shahih Muslim, berkata:

وَأَمَّا صِلَةُ الرَّحِمِ فَهِيَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ حَالِ الْوَاصِلِ وَالْمَوْصُولِ فَتَارَةً تَكُونُ بِالْمَالِ وَتَارَةٌ بِالْخِدْمَةِ وَتَارَةٌ بِالزِّيَارَةِ وَالسَّلَامِ وَغَيْرِ ذَلِكَ.

“Adapun persaudaraan adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa  kebaikan  dalam  hal  harta,  terkadang  dengan  memberi  bantuan  tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya.”

Islam mengakui perbedaan dan keberagaman adalah fitrah yang harus dihargai, dan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh asal-usul atau status sosial, melainkan oleh ketakwaannya. Penanaman nilai persaudaraan yang universal akan mendorong umat manusia untuk hidup dalam harmoni, saling menghormati, dan mengedepankan akhlak mulia dalam menjalin hubungan antarsesama. Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisa [4] ayat 1, yaitu:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

“Bertakwalah  kepada  Allah  yang  dengan  nama-Nya  kamu  saling  meminta  dan (peliharalah) hubungan silaturahmi".

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan