Khutbah Jumat, 20 Juni 2025: Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia
Berikut contoh teks khutbah Jumat pada 20 Juni 2025 nanti yang berjudul "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia".
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut teks khutbah yang berjudul "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia".
Adapun teks khutbah ini dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 18 Juni 2025.
Teks khutbah "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia" bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 20 Juni 2025, nanti.
Khutbah ini bertema sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu membahas pentingnya silaturahmi sesama umat manusia.
Dikutip dari laman Simbi Kemenag, berikut teks khutbah Jumat, 20 Juni 2025:
Baca juga: Khutbah Jumat, 20 Juni 2025: Muhasabah Diri Jelang Tahun Baru Islam 1447 H
Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي آمَرَنَا بِلُزُمِ الجَمَاعَةِ، وَهَانَا عَنِ الإِحْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الأُمَّةِ، أَشْهَدُ أن لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْد. فَيَأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، فَيَأْيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ، أَوْصِيْكُمْ فَإِيَّايَ بِتَقْوَ الله ، فَقَدْ فَازَ المَتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيمِ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ، يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنثى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.
Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengajak kita semua merenungkan sebuah tema yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu "Pentingnya Silaturahmi Sesama Umat Manusia." Kata “silaturahmi” berasal dari dua suku kata yaitu “shilah” dan “rahim”. Shilah yang berarti hubungan dan rahim yang berarti berkasih sayang. Maka yang dimaksud dengan silaturahmi adalah tindakan menyambung hubungan tali persaudaraan dan berkasih sayang kepada sesama manusia. Bahkan perilaku silaturahmi bernilai luas terhadap ciptaan Allah Swt bahwa berkasih sayang tidak hanya kepada manusia, melainkan kepada semua makhluk ciptaan-Nya.
Berbicara tentang silaturahmi, maka dibenak kita hadir sebuah sikap mempersatukan karena adanya perbedaan yang cenderung pada kenegatifan. Apalagi dikaitkan dengan Indonesia sebagai negara yang memiliki ribuan perbedaan. Beberapa daerah di Indonesia, ikatan persaudaraan seringkali terkikis oleh konflik yang muncul diakibatkan adanya berbagai perbedaan.
Dengan luas wilayah dari sabang Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote, maka perbedaan terlihat jelas dari keanekaragaman agama, ras, suku, dan lainnya. Dengan minim ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, perbedaan tersebut dianggap musuh sehingga konflik sosial horizontal tidak terelakkan. Banyak konflik terjadi yang menyebabkan perpecahan sosial yang memunculkan rasa saling curiga, sehingga menciptakan suasana yang tidak kondusif untuk hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati.
Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,
Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, mengajarkan umatnya saling mencintai, menolong, dan menghormati sesama tanpa memandang agama, suku, ras, atau status sosial. Ajaran Islam tentang persaudaraan dibagi dalam tiga konsep: ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Semuanya bertujuan menciptakan kehidupan yang harmonis, damai, dan penuh kasih sayang.
Nabi Muhammad saw juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antarsesama. Imam Nawawi dalam kitabnya yang berjudul Syarh Shahih Muslim, berkata:
وَأَمَّا صِلَةُ الرَّحِمِ فَهِيَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ حَالِ الْوَاصِلِ وَالْمَوْصُولِ فَتَارَةً تَكُونُ بِالْمَالِ وَتَارَةٌ بِالْخِدْمَةِ وَتَارَةٌ بِالزِّيَارَةِ وَالسَّلَامِ وَغَيْرِ ذَلِكَ.
“Adapun persaudaraan adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya.”
Islam mengakui perbedaan dan keberagaman adalah fitrah yang harus dihargai, dan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh asal-usul atau status sosial, melainkan oleh ketakwaannya. Penanaman nilai persaudaraan yang universal akan mendorong umat manusia untuk hidup dalam harmoni, saling menghormati, dan mengedepankan akhlak mulia dalam menjalin hubungan antarsesama. Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisa [4] ayat 1, yaitu:
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan silaturahmi".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.