Jumat, 26 September 2025

Cak Imin dan Ribuan Jemaah Tarekat Hadiri Hari Guru Tokoh Tasawuf di Surau Qutubul Amin Depok

Menko Abdul Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Gus Muhaimin dan berlatarbelakang keluarga kiai terkemuka NU

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Surau Qutubul Amin (SQA)
Menko Gus Muhaimin diapit Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun (paling kiri) dan Mantan Kakorlantas Polri Irjen Pol (Purn) Istiono menghadiri Ziarah Akbar Hari Guru/ Hari Silsilah Kemursyidan Prof Dr Maulana Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya MA, MSc Al Khalidi an Naqsyabandi qs, di Surau Qutubul Amin, Arco, Kel. Duren Seribu, Kec. Bojongsari, Depok.  

Ribuan jamaah yang membanjiri area surau seluas 4 hektare, kemudian antre untuk berziarah di makam Almaqfurlah ini.

Uniknya, tidak ada suara saling berisik, apalagi gaduh. Semuanya tenang, khidmat, dan hening. 

Ketua Majelis Surau Qutubul Amin (SQA), Abangda H Suroso Surya Atmadja mengatakan, perhelatan ziarah akbar Hari Guru tahun 2025 ini merupakan peringatan Hari Guru atau Hari Silsilah ke 108.

Diselenggarakan Yayasan Qutubul Amin setiap tahun tepat pada tanggal 20 Juni.

“Sejak 1999, Ayahanda Guru setelah hijrah dari Qutubul Amin Medan ke Qutubul Amin, Arco, Duren Seribu, Depok ini, Beliau mengawai menggelar Hari Guru di surau ini,” kata Surya Atmadja. 

Ayahanda Guru, sebutan lazim jamaah tarikat ini terhadap Mursyid Maulana Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya MA, MSc. 

Guru Mursyid ini melazimkan Hari Guru tersebut merupakan hari ziarah akbar bagi segenap murid tarekat di bawah bimbingannya, yang tersebar di Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.  

"Sesuai amanah Beliau, kami sebagai anak murid wajib melazimkan ziarah akbar memperingati Hari Guru ini,” ujarnya. 

Tahun ini, murid-murid tarikat Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya yang dari luar negeri juga ikut datang berziarah Hari Guru.

Mereka ada yang dari Inggris, Malaysia, Singapura, Australia, termasuk Amerika. 

”Pimpinan Surau-surau Negara Serumpun Malaysia juga ikut hadir," jelas Abangda Suroso, Khadam Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya era tahun-tahun menjelang akhir hayat sang mursyid ini.  
  
Momen ini, sekaligus memperingati hari akbar para ahli silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidyah yang ilmunya bernasab dari Nabi Muhammad SAW diturunkan ke Sayyidina Abu Bakar.

Hingga kemudian pada tahun 1952, Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dinisbatkan sebagai ahli silsilah ke 35 oleh guru-guru tarikat yang pernah berkhidmat di Jabal Qubais, Makkah. 

Tokoh tasawuf ini keilmuannya diakui dunia mampu mengilmiahkan tasawuf.

Pengakuan itu, termasuk oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno. Bahkan awal 80-an, Guru mursyid yang dilahirkan dari keluarga tarekat di Padangsidempuan, Sumut pada 20 Juni 1917 ini mampu membuktikan energi Teknologi Alquran dapat meredam bencana letusan Gunung Galunggung, Jawa Barat. 

Sebagai cendekiawan yang juga ahli atom, Prof Dr Kadirun Yahya di era Presiden RI ke-2 Soeharto selain memperoleh sederet bintang jasa sebagai pejuang kemerdekaan RI, juga sebagai Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).  

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan