Minggu, 24 Agustus 2025

Tahun Baru Islam

Link Live Streaming Mubeng Beteng Malam 1 Suro 2025 Keraton Yogyakarta, Kirab Mulai Pukul 23.00 WIB

Pihak Keraton Yogyakarta telah memersiapkan tayangan live streaming untuk acara Mubeng Beteng 2025 kali ini.

Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tangkap Layar Instagram kratonjogja
MUBENG BETENG YOGYAKARTA - Unggahan akun resmi Kraton Yogyakarta untuk mempromosikan Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa Dal 1959 yang akan diselenggarakan pada Kamis (26/06) malam Jumat, pukul 23.00 WIB.Berikut adalah link live streaming yang telah disediakan oleh pihak Keraton Yogyakarta 

Terkait Jadwal pelaksanaan Mubeng Beteng pada tahun ini, kegiatan rencananya mulai dilaksanakan pada Kamis, 26 Juni 2025, malam Jumat.

Dikutip dari unggahan akun resmi Keraton Yogyakarta di @kratonjogja, Acara tersebut akan dimulai pukul 23.00 WIB.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Hajad Kawula Dalem yang diselenggarakan setiap malam 1 Suro dalam kalender Jawa.

Sebelum kirab dimulai, akan diadakan pembacaan Macapat selepas waktu salat Isya di Bangsal Ponconiti, Kompleks Kamandungan Lor (Keben), Keraton Yogyakarta .

Setelah pembacaan kirab selesai, peserta kirab kemudian dijadwalkan akan memulai perjalanan dari lokasi yang sama pada pukul 23.00 WIB.

Rute Mubeng Beteng 2025

Rute Mubeng Beteng biasanya dilakukan berlawanan arah jarum jam.

Adapun jalur melawan arah jarum jam ini digunakan sebagai simbol "lampah prihatin" (langkah duka) dan refleksi spiritual, berbeda dengan momen gembira yang menggunakan arah searah jarum jam.

Berikut rincian rute umum yang dilalui peserta Mubeng Beteng di Yogyakarta berdasarkan berbagai sumber:

  • Titik Awal :
    Kamandungan Lor (Keben) atau Bangsal Ponconiti di Pelataran Keben (halaman Keraton Yogyakarta).
  • Perjalanan Awal :
    Dari Keben menuju Ngabean (area barat Keraton) melalui Jalan Agus Salim atau Jalan Sultan Agung.
  • Pojok Beteng Kulon :
    Melintasi Pojok Beteng Kulon (sudut barat benteng) dan terus ke Jalan MT Haryono atau Plengkung Gading.
  • Pojok Beteng Wetan :
    Menuju Pojok Beteng Wetan (sudut timur benteng) melalui Jalan Wahid Hasyim atau Jalan Mayjen Sutoyo.
  • Jalan Ibu Ruswo :
    Melanjutkan ke Jalan Ibu Ruswo dan kembali ke area Alun-alun Utara.
  • Penutupan :
    Kembali ke titik awal (Keben ) setelah menempuh jarak sekitar 4–5 kilometer, biasanya sebelum waktu Subuh.

Rute dapat sedikit bervariasi tergantung pihak penyelenggara, seperti melalui Jalan Brigjen Katamso atau Regol Puro Pakualaman untuk versi Puro Pakualaman.

Sejarah Mubeng Beteng

Sejarah Mubeng Beteng merujuk pada era Sri Sultan Hamengkubuwono II, yang memerintah pada periode 1792–1810, 1811–1812, dan 1826–1828.

Semula, Mubeng Beteng merupakan upacara kenegaraan Keraton Yogyakarta yang dilaksanakan atas perintah sultan dan diikuti oleh abdi dalem.

Tradisi ini termasuk bagian dari tirakat lampah ratri , yaitu bentuk munajat atau usaha spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui perjalanan mengikuti lintasan tertentu.

Prosesinya terinspirasi dari hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, yang sarat dengan perjuangan dan keprihatinan.

Dalam pelaksanaannya, peserta Mubeng Beteng berjalan tanpa alas kaki mengitari benteng keraton sejauh sekitar lima kilometer, dilakukan dalam keheningan (tapa bisu) sebagai simbol refleksi diri dan penyucian jiwa.

Upacara dimulai dengan pembacaan tembang Macapat di Bangsal Srimanganti, diawali dengan lonceng Kyai Brajanala yang dibunyikan 12 kali.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan