Rabu, 13 Agustus 2025

Tahun Baru Islam 1447 H

Pawai Obor Sambut Tahun Baru Islam, MUI: Bukan Sekadar Tradisi, Tapi Seruan Hijrah

Selain pawai obor, sejumlah daerah seperti Solo juga menggelar kirab sebagai bentuk memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah,

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
PAWAI OBOR MUHARAM - Warga mengikuti pawai obor di Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/6/2025). Kegiatan pawai obor yang diikuti lebih dari 1.300 warga dari mulai anak-anak hingga orang dewasa tersebut dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1447 Hijriah yang jatuh pada 27 Juni 2025. Pawai obor yang sedianya akan dilepas Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan pada pukul 20.00 WIB itu terlambat hingga satu jam lebih, baru dilepas pukul 21.09 WIB oleh Camat Sumur Bandung, Wahyu Rinjaningsih, karena Muhammad Farhan tidak kunjung datang di lokasi yang membuat warga gusar karena lama menunggu. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Malam pergantian Tahun Baru Islam 1 Muharram disambut meriah di berbagai daerah Indonesia dengan tradisi pawai obor.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa tradisi ini bukan sekadar simbol seremonial, melainkan mengandung makna mendalam: semangat hijrah menuju kehidupan yang lebih baik.

“Pawai obor dimaknai dengan semangat perbaikan yang jauh lebih baik, terutama dari segi peribadatan umat kepada Allah SWT maupun kehidupan yang sifatnya duniawi seperti kesejahteraan,” tutur KH Miftahul Huda, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Jumat (27/6/2025), dikutip dari laman resmi MUI.

Makna Hijrah Lebih dari Sekadar Perpindahan Fisik

KH Miftahul Huda menjelaskan bahwa hijrah bukan hanya terbatas dimaknai sebagai perpindahan fisik dari suatu daerah ke daerah yang lain, tetapi juga dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik.

Dalam konteks saat ini, hijrah perlu dimaknai secara faktual dan aktual.

“Hijrah yang dalam arti faktual dan aktual sekarang dimaknai sebagai perpindahan keburukan ke kebaikan, dari sifat-sifat sombong, negatif menuju kepada sifat-sifat positif, ke akhlak mahmudah,” tuturnya.

Baca juga: Kemenag Minta Takmir Masjid Tidak Bersikap Galak kepada Anak-anak

Selain pawai obor, sejumlah daerah seperti Solo juga menggelar kirab sebagai bentuk memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah, karena pintu dakwah tertutup. Tradisi ini diyakini mampu menghidupkan semangat kolektif untuk berbenah diri secara pribadi dan sosial.

MUI berharap, semangat Tahun Baru Islam bukan hanya dirayakan secara euforia, tapi menjadi momentum reflektif untuk memperkuat keimanan dan memperbaiki kualitas kehidupan umat Islam di berbagai aspek.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan