Selasa, 2 September 2025

Pendaki Jatuh di Gunung Rinjani

Agam Rinjani akan Pakai Donasi Rp1,3 Miliar dari Netizen Brasil untuk Beli Perlengkapan Keselamatan

Donasi itu diberikan oleh netizen Brasil untuk Agam sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilannya mengevakuasi jenazah Juliana yang jatuh di Rinjani.

|
Penulis: Rifqah
Editor: Salma Fenty
Instagram @tyo_survival/@ajulianamarins
PROSES EVAKUASI JULIANA MARINS - Agam Rinjani (kiri) saat menginap bersama rekan-rekan tim SAR lainnya di jurang Gunung Rinjani, Selasa (24/6/2025) malam, ketika proses mengevakuasi jenazah WN Brasil, Juliana Marins (kanan). Agam dan rekan-rekannya menginap satu malam bersama jenazah Juliana, sebelum akhirnya dievakuasi pada Rabu (25/6/2025). Donasi itu diberikan oleh netizen Brasil untuk Agam sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilannya mengevakuasi jenazah Juliana yang jatuh di Rinjani. 

TRIBUNNEWS.COM - Agam Rinjani, pemandu gunung di Rinjani, Nusa Tenggara Barat, mendapatkan donasi sebesar R1,3 miliar dari netizen Brasil, usai mengevakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins.

Donasi itu diberikan oleh netizen Brasil untuk Agam sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilannya mengevakuasi jenazah Juliana yang jatuh di jurang Gunung Rinjani sedalam lebih dari 600 meter.

"Orang-orang Brasil yang meminta. Mereka memaksa untuk memberikan apresiasi," kata Agam dalam diskusi di Jakarta Selatan, dikutip dari Kompas.com, Minggu (29/6/2025).

Namun, Agam menegaskan, jika uang donasi itu benar-benar diterimanya nanti, tidak akan digunakan untuk kepentingan pribadinya.

Melainkan, bakal dia pakai untuk peningkatan keselamatan dengan memberi perlengkapan keselamatan.

"Karena dia orang (orang Brasil) menyuruh uang yang nanti dikirim, nanti kamu belikan alat untuk bisa lebih safety dan lain-lain, belikan perlengkapan," ujar Agam.

Agam pun memastikan tim relawan yang ikut terlibat dalam evakuasi juga akan dilibatkan dalam pengelolaan dana agar dapat memperkuat prosedur keselamatan di jalur pendakian.

“Kami peserta tim akan memperbaiki itu semua supaya lebih bagus lagi rescue, khususnya di Gunung Rinjani,” tegasnya.

Selain itu, Agam juga akan menggunakan uang donasi itu untuk kelestarian Gunung Rinjani, seperti penanaman pohon di kawasan sana.

“Kalau ada uang sisa, kami akan melakukan penanaman pohon untuk oksigen, untuk lingkungan,” ujarnya.

Agam mengatakan, seluruh inisiatif ini ia lakukan demi keselamatan dan kelestarian kawasan di Gunung Rinjani.

Baca juga: Bukan Pertama, Agam Rinjani Ternyata Pernah Evakuasi WNA Malaysia Jatuh di Jurang Rinjani Mei Lalu

“Untuk kebutuhan Rinjani, bagaimana supaya orang bisa mendaki aman dan nyaman,” ujarnya.

Sebelumnya, lewat akun Instagram pribadinya, Agam membagikan video saat mengevakuasi jenazah Juliana dari jurang sedalam 600 meter.

Dalam video tersebut, Agam tampak bergelantung di tali sambil membawa jenazah Juliana yang telah dibungkus rapat.

Aksi heroik Agam itu membuat netizen Brasil menyebutnya sebagai "pahlawan rakyat Brasil".

Dalam bio Instagram-nya @agam_rinjani, Agam diketahui berprofesi sebagai guide gunung dan pantai yang tergabung dalam Etnoshop Adventure.

Agam juga dikenal sebagai spesialis vertical rescue dan penjelajah gua (caver).

Aksinya saat mengevakuasi Juliana itu dilakukan bersama tim SAR gabungan yang bertugas di Gunung Rinjani.

Agam Menginap di Tepi Tebing Sedalam 590 M

Lewat akun Instagramnya itu, Agam juga membagikan perjuangannya bermalam di tebing kedalaman 590 meter saat berusaha mengevakuasi jenazah Juliana.

Agam mengatakan bahwa proses evakuasi Juliana itu tidaklah mudah, karena medan yang curam, berpasir, dan mudah longsor, sehingga membuat tim SAR harus hati-hati.

Bahkan, Agam dan tim juga harus menginap dengan sistem Flying Camp atau camp secara menggantung di tebing demi bisa mengevakuasi jenazah Juliana.

Agam terus menjaga jenazah Juliana agar tidak meluncur ke bawah lagi.

"Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana 1 malam dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter," tulis Agam di Insta Story Instagramnya @agam_rinjani pada Kamis (26/6/2025) lalu.

Agam juga membagikan beberapa video saat dirinya berada di jurang dan tampak sebuah tali yang terhubung ke tubuhnya, dengan kondisi sekitarnya dipenuhi kabut.

Perjuangan Agam ini menuai banyak pujian dari warganet Indonesia dan Brazil.

Namun, meski sudah berhasil mengevakuasi jenazah Juliana, Agam tetap merasa bersalah karena dia tidak bisa menyelamatkan Juliana dalam kondisi hidup setelah terjatuh.

Agam pun meminta maaf kepada warga Brasil yang turut menyoroti peristiwa tragis yang menimpa Juliana tersebut.

Permintaan maaf Agam tersebut disampaikan saat melakukan live di akun Tiktok miliknya dan diunggah oleh akun X, @aingriwehuy.

Dalam video tersebut, Agam tengah melakukan siaran langsung bersama dengan seorang wanita yang diduga keluarga Juliana.

Agam mengatakan, alasan tidak bisa menyelamatkan Juliana karena medan yang berat.

"Saya minta maaf tidak bisa membawa pulang dengan selamat karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah," katanya dalam video tersebut.

Dia juga mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya, memang kesempatan untuk bisa hidup ketika jatuh ke jurang di Gunung Rinjani sangatlah kecil.

"Sudah banyak kasus di Rinjani, memang susah hidup ketika jatuh di lubang-lubang itu karena terlalu curam," tuturnya.

Sebelumnya, proses evakuasi Juliana menjadi sorotan karena memakan waktu hingga lima hari lamanya.

Juliana diketahui jatuh ke arah Danau Segara Anak pada Sabtu (21/6/2025), dan baru berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025) oleh Tim SAR Gabungan dari jurang sedalam 600 meter.

Proses evakuasi itu memakan waktu karena tim penyelamat terkendala cuaca di Gunung Rinjani yang berkabut, sehingga menyebabkan jarak pandang terbatas.

Awal Juliana ditemukan masih dalam kondisi selamat, tetapi pada Selasa (24/6/2025), pendaki asal Brasil itu ditemukan sudah meninggal dunia.

Helikopter bantuan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) awalnya juga dikerahkan untuk melakukan evakuasi pada Selasa siang.

Akan tetapi, proses evakuasi menggunakan helikopter itu terhambat karena kondisi cuaca dan kabut tebal. 

Juliana baru berhasil dievakuasi dari jurang sedalam 600 meter pada Rabu pukul 13.51 WITA, kemudian dibawa menuju Sembalun dengan ditandu dan tiba pada pukul 20.45 WITA.

Setelah itu, jenazah Juliana dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dan selanjutnya diautopsi di RS Bhayangkara Bali Mandara.

(Tribunnews.com/Rifqah) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan