Kamis, 18 September 2025

Polisi akan Gandeng 100 Ribu Ustaz Ajarkan Toleransi Sejak SD, Wakabaintelkam: Banyak Friksi Agama

Polri menggandeng lebih dari 100 ribu ustaz dan ustazah dari madrasah di seluruh Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai toleransi sejak jenjang SD

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/Igman Ibrahim
Acara Harlah ke-13 dan Rapimnas Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) di Hotel Bidakara, Jakarta pada Sabtu (19/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Wakabaintelkam) Polri, Irjen Pol Yuda Gustawan membeberkan rencana Polri menggandeng lebih dari 100 ribu ustaz dan ustazah dari madrasah di seluruh Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai toleransi sejak jenjang pendidikan dasar.

“Kita yakin, Bapak-Ibu sekalian, ustaz-ustazah, bisa menyampaikan kepada putra-putri kita di daerah, dari SD, SMP, hingga SMA. Kesadaran untuk saling menghormati dan menghargai kerukunan beragama itu prinsip dasar untuk memelihara Kamtibmas,” kata Yuda saat berbicara pada Harlah ke-13 dan Rapimnas Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) di Hotel Bidakara, Jakarta pada Sabtu (19/7/2025).

Ia menekankan bahwa pendekatan melalui tokoh agama menjadi kunci untuk menjangkau lapisan masyarakat hingga ke desa-desa. 

Terlebih saat kepolisian memiliki keterbatasan menjangkau semua wilayah.

“Dengan bantuan bapak-ibu sekalian, ustaz-ustazah, nanti bisa berkolaborasi dengan Bhabinkamtibmas. Insyaallah nanti akan bisa menciptakan kamtibmas yang kondusif,” ujarnya.

Yuda juga menyinggung banyaknya friksi atau gesekan sosial di masyarakat yang berakar dari isu agama. 

Menurutnya, keterlibatan tokoh agama sangat penting untuk membangun kesadaran kolektif sejak dini agar tidak terjadi konflik serupa di masa depan.

Baca juga: Polri Bongkar 3 Markas Judi Online Jaringan Cina-Kamboja, 22 Pengelola Server-Operator Ditangkap

“Kalau kita lihat saat ini, yang menjadi konsen Bapak Kapolri adalah menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi. Banyak friksi di lapangan yang bisa bermunculan dalam masalah agama,” katanya.

Ia mengisahkan pengalamannya saat kecil di Magetan yang selalu belajar agama dari para ustaz sepulang sekolah. 

Dari pengalaman itu, ia percaya peran tokoh agama tidak hanya membentuk karakter spiritual tetapi juga kesadaran sosial dan nasionalisme.

“Dulu sore pasti ke madrasah atau masjid. Saya belajar ngaji, belajar agama dari ustaz-ustaz saya yang ada di SD. Guru SD pagi ngajar di sekolah, sore mengajar di madrasah. Tahun 70-an, 80-an begitu,” ungkapnya.

Menurut Yuda, ustaz-ustazah yang tersebar di 34 provinsi akan menjadi kepanjangan tangan kepolisian dalam menyampaikan pesan-pesan kamtibmas dengan pendekatan religius.

"Saya yakin itu akan membantu kita ke depan agar lebih mudah polisi untuk pemeliharan Kamtibmas. Dan Bapak Kapolri berharap ini semua bisa disampaikan kepada seluruh santri-santriwatinya untuk bisa saling menghargai, menghormati sesama umat beragama. Karena toleransi adalah basic awal untuk modal kita hidup rukun sesama bangsa Indonesia," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan