Sabtu, 13 September 2025

Prabowo Mengumpat saat Pidato di Harlah PKB, Diduga Buntut Stafnya Salah Bikin Minum

Prabowo mengumpat saat berpidato di Harlah PKB. Adapun penyebabnya diduga karena stafnya salah membuat minuman.

Tangkapan layar dari YouTube DPP PKB
HARLAH PKB - Momen ketika Presiden Prabowo Subianto bercanda saat memberikan sambutan di Hari Ulang Tahun (Harlah) ke-27 PKB di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, pada Rabu (23/7/2025). Candaan Prabowo terkait cangkir yang dikira olehnya berisi kopi ternyata teh. Lalu, dia dengan bercanda menyalahkan stafnya karena salah menyediakan minuman baginya. Namun, dalam candaan tersebut, Prabowo sempat mengumpat yang diduga ditujukan kepada stafnya tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto mengumpat saat berpidato dalam Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat,  DKI Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Umpatan itu bermula ketika secangkir minuman yang berada di dekat podium tempatnya berpidato bukanlah kopi tetapi teh.

Awalnya, Prabowo bercerita terkait padatnya agenda yang harus dijalaninya pada hari ini.

"Saya hari ini sudah berapa kali pidato. Pagi ini pelantikan perwira, habis itu ketemu pengusaha-pengusaha asing."

"Kemudian launching logo (HUT RI ke-80), sebelumnya ketemu pimpinan MPR RI, malam ada undangan PKB lagi," katanya, dikutip dari YouTube DPP PKB.

Lalu, Prabowo bercerita bahwa dirinya bisa tetap menjalani seluruh agenda tersebut karena meminum kopi.

Dia lantas mengaku terlebih dahulu meminum kopi sebelum hadir di acara Harlah PKB.

Selanjutnya, Prabowo tampak mencari sesuatu dari sebuah meja yang berada di sebelah podium.

Baca juga: Prabowo Terkesan Sambutan Maruf Amin: Saya Jarang Lihat Tokoh Nasional Bicara Pasal 33 UUD 1945

Ternyata, dirinya tengah mengecek cangkir yang dikiranya berisi minuman kopi. Hanya saja, cangkir tersebut justru berisi teh.

Kemudian, Prabowo menyebut bahwa hal ini bisa terjadi karena kesalahan dari stafnya.

"Ini staf saya nggak benar ini. Ini cangkir isinya teh bukan kopi," kata Prabowo sambil mengangkat cangkir berwarna putih dan disambut tawa dari peserta Harlah PKB.

Prabowo lantas mengungkapkan kegemarannya meminum kopi lah yang membuatnya pintar.

Lalu, pada momen inilah, Prabowo lantas mengumpat yang diduga ditujukan kepada stafnya karena salah membuat minuman.

"Kopi itu senjata rahasia saya. Kalau saya minum kopi, saya jadi pintar. Emang b******k," ujarnya.

Umpatan dari Prabowo itu pun kembali disambut tawa oleh peserta Harlah PKB yang hadir.

Harlah ke-27 PKB yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu malam ini dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti pimpinan lembaga negara dan pimpinan partai politik.

Bahkan, mantan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, turut hadir dan memberikan pidatonya.

Berdasarkan catatan Tribunnews.com, berikut daftar petinggi partai dan pejabat negara yang hadir dalam Harlah PKB:

  • Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka
  • Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani
  • Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno
  • Wamenko Polkam Lodwijk Paulus
  • Wamenko Hukum HAM Imigrasi Otto Hasibuan
  • Menteri Luar Negeri Sugiono
  • Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Menko Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono
  • (AHY)
  • Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
  • Ketua Umum PAN sekaligus Menko Pangan Zulkifli Hasan
  • Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf
  • Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep

Sejarah Singkat PKB

PKB merupakan salah satu partai politik (parpol) di Indonesia yang berdiri pada 23 Juli 1998.

Dikutip dari laman PKB, partai ini didirikan oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU) seperti Mustofa Bisri, A Muhith Muzadi, hingga Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Kini, PKB diketuai oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Berdirinya PKB pun berawal dari usulan warga NU dari seluruh Indonesia agar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendirikan parpol.

Namun, usulan itu ditanggapi hati-hati oleh karena adanya hasil Muktamar ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984, yang menyatakan NU adalah organisasi yang tidak akan melakukan kegiatan politik.

Hal ini membuat sejumlah kalangan NU tidak sabar dan justru mendeklarasikan untuk mendirikan parpol.

Beberapa parpol pun sempat berdiri seperti Partai Bintang Sembilan di Purwokerto, Jawa Tengah, dan Partai Kebangkitan Ummat di Cirebon, Jawa Barat.

Petinggi PBNU pun lantas menanggapi langkah dari kalangan akar rumput itu dengan menggelar Rapat Harian Syuriyah pada 3 Juni 1998.

Dalam prosesnya, dibentuklah Tim Lima dan Tim Asistensi untuk melakukan rapat untuk menyusun rancangan awal pembentukan parpol.

Namun, dalam dinamikanya, Gus Dur pun prihatin karena kelompok NU justru ingin mendirikan parpol sehingga membuat kesan mengaitkan agama dengan politik partai.

Akhirnya, Gus Dur pun bersedia menginisiasi kelahiran parpol dengan landasan ahlussunah wal jemaah.

Hal itu pun didukung oleh kiai NU seperti Mustofa Bisri dan Munasir Ali. Akhirnya, terbentuklah PKB lewat deklarasi pada 23 Juli 1998.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Reza Deni)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan