Wamendagri Minta CFD Dievaluasi: Berubah Jadi Pasar Kaget, Lebih Banyak yang Jajan Seblak atau Cilok
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mendorong agar program car free day (CFD) dievaluasi.
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mendorong agar program Car Free Day (CFD) dievaluasi.
Pasalnya, Bima melihat CFD kini berubah menjadi ‘pasar kaget’ dan berujung menghasilkan limbah bekas jajanan.
Hal itu diungkapkan Bima melalui sambutannya dalam Konferensi Nasional Pendanaan Ekologis VI yang berlangsung hybrid di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
“Car Free Day ini lama-lama berubah menjadi pasar kaget di pagi hari. Yang jajan seblak, cilok, basreng lebih banyak dari pada yang keringetan karena lari. Sampahnya numpuk,” kata Bima.
CFD yang disorot Bima tidak hanya di Jakarta. Namun di wilayah Indonesia secara keseluruhan.
Ia pun mendorong Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengevaluasi kawasan-kawasan yang CFD menurutnya absurd.
“Jadi sudah absurd juga ini CFD dimana-mana. Mungkin Pak Wamen LH bisa kontrol bersama-sama, CFD mana yang perlu dievaluasi, setop aja dulu,” tuturnya.
“Kalau Jakarta oke saya lihat, sudah mulai pengaturan kulinernya bagus, orang lari, naik sepeda dan sebagainya. Bagus lah Jakarta. Tapi kalau daerah lain itu masih sekadar jadi pasar saja, jauh lah dari target-target net zero emission tadi,” pungkasnya.
Saat dihubungi, Bima menegaskan ihwal tujuan dari CFD yakni meningkatkan ekonomi, hiburan, serta mengurangi gas emisi.
Terkhusus tujuan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, tentu menurutnya masih ada beberapa hal yang perlu dievalusi.
“Kalau target ke arah lingkungan hidup, maka ditata semua, untuk healty lifestyle, berarti apa? Limbahnya harus dikelola dengan baik, fasilitas juga untuk warga bisa olahraga dengan nyaman, karena saya lihat di banyak kota CFD itu berubah menjadi pasar,” ujar Bima.
Baca juga: Momen Kapolri Listyo Turun ke CFD Jakarta, Bagi Kacamata Gratis dan Nyanyi ‘Rumah Kita’
“Kalau target untuk ekonomi ya enggak apa-apa, tapi bedakan target dengan yang lain,” pungkasnya.
Car Free Day (CFD) adalah kegiatan rutin di mana jalan raya ditutup sementara untuk kendaraan bermotor, dan dibuka khusus untuk pejalan kaki, pesepeda, serta aktivitas komunitas.
Tujuannya adalah menciptakan ruang publik yang sehat, ramah lingkungan, dan bebas polusi.
Tujuan Car Free Day
- Mengurangi polusi udara dan emisi karbon
- Mendorong gaya hidup sehat melalui olahraga dan aktivitas luar ruang
- Meningkatkan kesadaran lingkungan
- Memperkuat interaksi sosial antar warga kota
- Pelaksanaan di Jakarta
Diadakan setiap Minggu pagi pukul 06.00–11.00 WIB
Lokasi utama: Jl. Sudirman – Jl. M.H. Thamrin (Bundaran HI ke Bundaran Senayan)
Juga digelar di berbagai titik lain seperti:Jl. Gajah Mada & Hayam Wuruk (minggu kedua)
Jl. Pemuda, Jl. R.A. Fadillah, Jl. Pangeran Antasari, dan lainnya
Kegiatan Populer Saat CFD
- Jogging, bersepeda, senam massal
- Pameran komunitas dan bazar UMKM
- Kampanye lingkungan dan edukasi publik
- Pertunjukan seni jalanan
Car Free Day bukan sekadar menutup jalan, tapi membuka ruang untuk kesehatan, kreativitas, dan kebersamaan.
Jajanan Pasar Nusantara: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Alam Indonesia |
![]() |
---|
Istana Sebut Sosialisasi Tema dan Logo HUT ke-80 RI Akan Dilakukan Saat Car Free Day di Jakarta |
![]() |
---|
Ingatkan Tantangan Krisis Iklim, Ratusan Kader PKB Punguti Sampah di Area CFD |
![]() |
---|
Wamendagri Pertanyakan Posisi MK dalam Ketatanegaraan Usai Putuskan Pemilu 2029 Tak Serentak |
![]() |
---|
Momen Kapolri Listyo Turun ke CFD Jakarta, Bagi Kacamata Gratis dan Nyanyi ‘Rumah Kita’ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.