Jumat, 8 Agustus 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Prabowo: Indonesia Hadapi Tarif Amerika Serikat dengan Tenang Tanpa Emosi

Presiden Prabowo mengungkap sikap pemerintah terhadap pemberlakuan tarif dagang dari Amerika Serikat kepada Indonesia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Taufik Ismail
TARIF IMPOR AS - Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, (6/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyinggung kondisi geoekonomi dan geopolitik global dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, (6/8/2025).

Terkait geoekonomi, Prabowo mencontohkan pemberlakuan tarif dagang dari Amerika Serikat kepada Indonesia.

Menurut Presiden dalam menghadapi tarif Impor tersebut Indonesia bersikap tenang dan terukur.

 

Sehingga Indonesia hanya dikenakan tarif Impor sebesar 19 persen untuk barang barang dari tanah air ke Amerika Serikat.

"Belum lagi kita hadapi kondisi Geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang," katanya.

Prabowo menyampaikan apresiasinya kepada jajaran tim ekonomi nasional yang telah bekerja secara solid dan terkoordinasi.
Mulai dari tim Kemenko Perekonomian Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Dewan Ekonomi Nasional, Kementerian  Investasi, dan juga Kementerian Luar Negeri.

"Kita semua bekerja sebagai satu tim, berunding tanpa emosional, tanpa terpancing,” katanya.

Menurut Presiden, kunci utama dari ketahanan Indonesia di tengah gejolak global adalah kekompakan dan pendekatan diplomasi yang rasional. Pemerintah, kata dia, selalu menempatkan perlindungan terhadap rakyat Indonesia sebagai prioritas tertinggi, termasuk perlindungan terhadap para pekerja dan keluarga mereka.

"Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Untuk itu kita telah mencapai suatu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita," katanya.

Selain geoekonomi, kondisi geopolitik pun kata Presiden semakin rumit. Kondisi tersebut akan berdampak dan harus dihadapi oleh bangsa Indonesia.

"Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang," kata Prabowo.

Sekarang ini kata Presiden, konflik terjadi di sejumlah kawasan. Mulai dari Ukraina, kawasan Timur Tengah yakni Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah dan lainnya yang begitu dahsyat, dan  memakan korban begitu banyak.

"Di depan mata seluruh dunia, perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai," katanya.

Belum lagi konflik India-Pakistan di Kawasan Asia, dan Thailand-Kamboja di Asia Tenggara. Bahkan konflik Thailand -Kamboja kata Prabowo belum terlihat akan menuju ke arah damai.

Baca juga: Presiden Prabowo: 10 Bulan Pertama Pemerintahan Penuh Karya dan Prestasi

"Walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita," pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan