Kamis, 7 Agustus 2025

Menuju 2029, Partai Berkarya Fokus Rangkul Generasi Muda

Kekompakan para pengurus baru Partai Berkarya terlihat saat bermain olahraga padel di kawasan Jakarta Selatan.

Editor: Hasanudin Aco
Istimewa/Tribunnews.com
KONSOLIDASI PARTAI BERKARYA - Ketua Umum Mochammad Ridwan Andreas. Partai Berkarya terus melakukan konsolidasi antar pengurus dan kader, sebagai upaya membangun kekompakan dan team building menuju Pemilihan Umum 2029 mendatang. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pasca Musyawarah Nasional (Munas) Partai Berkarya pimpinan Ketua Umum Mochammad Ridwan Andreas, terus melakukan konsolidasi antar pengurus dan kader, sebagai upaya membangun kekompakan dan team building menuju Pemilihan Umum 2029 mendatang. 

Kekompakan para pengurus baru Partai Berkarya terlihat saat bermain olahraga padel di kawasan Jakarta Selatan.

Para pengurus Partai Berkarya nampak sangat antusias saat berolahraga padel, yang turut dihadiri oleh kalangan anak-anak muda ini.

“Ini bagian dari konsolidasi tentunya menja kekompakan antar pengurus baru. Kita berolahraga juga sekaligus sambil menunggu SK Menkum hasil Munas 1 Partai Berkarya,” tutur Ketua Umum Mochammad Ridwan Andreas dalam keterangannya, Kamis (7/8/2025).

Ridwan melanjutkan, saat ini Partai Berkarya juga tengah fokus merangkul kawula muda sebagai persiapan menuju tahun politik di 2029 mendatang.

Generasi muda adalah kelompok individu yang tergolong dalam usia relatif muda, biasanya antara 15 hingga 30 tahun, meskipun beberapa ahli memperluas batasannya hingga usia 35 atau bahkan 40 tahun, tergantung konteks sosial dan budaya.

"Momen Munas kemarin adalah kebangkitan kembali Partai Berkarya. Sekarang tugas kita, generasi muda, untuk melanjutkan cita-cita para pendiri partai agar bisa eksis dan berkompetisi di 2029," katanya.

Dia melanjutkan, salah satu strategi utama yang disiapkan untuk menuju tahun politik pada 2029 mendatang, adalah dengan membentuk Berkarya Institut.

Lembaga ini akan menjadi "dapur" untuk menggembleng para kader muda.

"Berkarya Institut akan melatih kader tentang wawasan kebangsaan, metodologi kampanye, dan penggalangan massa. Dengan ini, ke depan kita tidak perlu lagi menyewa lembaga riset atau survei," kata Ridwan yang berlatar belakang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat itu.

Lembaga ini diharapkan bisa mengukur popularitas dan elektabilitas partai di berbagai tingkatan, dari daerah hingga nasional. Sehingga target lolo ke parlemen di 2029 bisa digapai oleh seluruh kader.

Partai Berkarya juga tengah berupaya mengintegrasikan peran generasi tua dan muda. Meskipun persentase kader muda akan lebih banyak, Ridwan menegaskan, figur senior tetap akan diakomodasi. Figur senior diperlukan untuk memberikan pengalaman dalam berorganisasi bagi mereka anak-anak muda.

"Kita tetap akomodir yang senior karena bagaimanapun mereka yang lebih dulu menakhodai partai ini. Kami generasi muda mendorong agar partai ini lebih inovatif dan kreatif," ujar Ridwan.

Hal ini menjadi penting mengingat banyaknya swing quarter atau pemilih muda yang menjadi penentu kemenangan. Menurutnya, partai harus lebih "membumi" agar bisa mengajak kaum milenial terlibat aktif dalam politik, bukan hanya sekadar merangkul.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan