Sri Mulyani Ungkap Banyak Sekolah Gunakan Dana Pendidikan untuk Beli Cat dan Kursi Baru
Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keprihatinannya terhadap pola penggunaan dana pendidikan di sejumlah sekolah yang dinilai belum efisien.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keprihatinannya terhadap pola penggunaan dana pendidikan di sejumlah sekolah yang dinilai belum efisien.
Dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8/2025), Sri Mulyani menceritakan bagaimana dirinya adalah sosok yang menggagas Dana Abadi Pendidikan.
Pada tahun 2009, Sri Mulyani memulai Dana Abadi Pendidikan dengan dana sebesar Rp1 triliun.
Menurut Sri Mulyani, Dana Abadi Pendidikan dibentuk agar anggaran pendidikan tidak terbuang percuma.
"Make sure bahwa anggaran 20 persen di dalam APBN Yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Jadi kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi," ujar Sri Mulyani.
Namun demikian, kata Sri Mulyani, sempat ada fenomena banyak sekolah yang tidak tahu cara menggunakan dana pendidikan secara efisien.
Sehingga banyak yang menghabiskan dana pendidikan untuk perbaikan sarana sekolah.
Ia menyebut banyak sekolah yang justru menggunakan anggaran pendidikan untuk membeli kursi baru dan mengecat bangunan, meski fasilitas tersebut masih layak pakai.
“Banyak sekolah yang tidak tahu bagaimana menggunakan dana pendidikan. Jadi mereka beli kursi, padahal kursinya masih bagus. Melabur atau mengecat. Melabur itu bahasa saya, bahasa orang tua, karena bingung mau dipakai untuk apa,” ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani Jawab Keraguan soal Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Kita Tetap Percaya BPS
Sri Mulyani menjelaskan bahwa fenomena tersebut menjadi salah satu alasan dirinya menggagas Dana Abadi Pendidikan pada tahun 2009, yang saat itu dimulai dengan dana sebesar Rp1 triliun.
Tujuannya adalah agar anggaran pendidikan yang tidak terpakai tidak menjadi sia-sia, melainkan dialihkan untuk investasi jangka panjang.
“Kita harus pastikan anggaran 20 persen dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Kalau tidak terbelanjakan, maka harus menjadi dana abadi,” tegasnya.
Selain efisiensi anggaran, Sri Mulyani juga menyoroti akses pendidikan tinggi bagi masyarakat Indonesia.
Ia mengaku prihatin karena banyak anak bangsa yang tidak mampu melanjutkan studi ke universitas terbaik dunia.
“Saya merasa minder karena banyak orang Indonesia yang tidak mampu sekolah di the best university,” ungkapnya.
Kini, Dana Abadi Pendidikan telah tumbuh signifikan dan mencapai Rp154 triliun.
Dana ini digunakan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional, termasuk beasiswa dan pengembangan sumber daya manusia.
Termasuk Anies, Ini 4 Tokoh Besar di RI yang Gunakan Simbol One Piece |
![]() |
---|
Sosok Bram Patria Yoshugi, Pemenang Sayembara Logo HUT Ke-80 RI, Lulusan ITB |
![]() |
---|
FSRD ITB Gelar Simposium Nasional Dorong Ruang Kreatif Inklusif untuk Pendidikan Anak |
![]() |
---|
20 Kampus Terbaik di Indonesia versi EduRank 2025: UI Tempati Posisi Pertama |
![]() |
---|
ITB Ajak Pengelola Homestay Raja Ampat Tingkatkan Layanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.