Soal Zikir Kebangsaan di Masjid Istiqlal, Sekjen PB Jatma Aswaja: Kami Undang Presiden dan Menag
Zikir Kebangsaan dipandang sebagai ruang kolektif untuk menghadirkan kembali nilai-nilai ketuhanan
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Akan Gelar Zikir Kebangsaan di Masjid Istiqlal, Sekjen PB Jatma Aswaja: Kami Undang Presiden
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabaroh Ahlussunnah Wal Jamaah (PB Jatma Aswaja), akan menggelar Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal pada 10 Agustus 2025 mendatang pukul 19.00 WIB.
Zikir kebangsaan ini digelar menjelang HUT RI ke-80.
Baca juga: Gelar Zikir Bulan Kemerdekaan, Menteri Agama: Bangsa ini Berdiri karena Doa Ulama dan Tokoh Agama
Pengurus Besar Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabaroh Ahlussunnah Wal Jamaah (PB Jatma Aswaja) adalah organisasi keagamaan yang berfokus pada pengembangan spiritualitas Islam melalui pendekatan thariqah (tarekat) yang moderat dan inklusif.
Menurut Sekretaris Jenderal PB Jatma Aswaja, KH A. Helmy Faishal Zaini, kegiatan ini juga akan dihadiri oleh berbagai tokoh penting nasional.
"Kami mengundang secara khusus Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto, Menteri Agama (Menag Nasaruddin Umar), para menteri kabinet, pimpinan TNI-Polri, serta para pemuka agama lintas iman," jelas Helmy, Kamis (7/8/2025).
Kegiatan ini dirancang sebagai momentum spiritual untuk memperkuat komitmen kebangsaan dan persatuan umat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Zikir Kebangsaan dipandang sebagai ruang kolektif untuk menghadirkan kembali nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Susunan Acara
Acara akan diawali Majelis Sholawat Az Zahir Pekalongan sebagai pembuka suasana penuh mahabbah dan doa untuk keselamatan bangsa.
Selanjutnya, akan dilakukan pembacaan ikrar bela negara dan zikir kebangsaan yang dipimpin langsung oleh para masyayikh dan mursyid thariqah.
Menurut Helmy, di tengah dinamika kebangsaan global, acara ini dirancang bukan sekadar seremoni keagamaan.
"Zikir dan baiat bukan hanya bentuk ibadah individual, melainkan menjadi gerakan kolektif untuk memperkuat persatuan, ketahanan ideologi, dan menolak segala bentuk ekstremisme yang dapat mengancam keutuhan bangsa," katanya.
Dalam tradisi thariqah, baiat merupakan ikrar kesetiaan murid kepada mursyid dalam menempuh jalan spiritual menuju Allah SWT.
Meski begitu, jelasnya, dalam konteks kebangsaan, baiat juga dimaknai sebagai komitmen menjaga akidah, keutuhan negara, dan peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Kegiatan ini, kata Helmy, juga menunjukkan aktualisasi nilai-nilai Islam wasathiyah (Islam moderat) dalam kehidupan publik.
Prabowo Akan Lantik Wakil Panglima TNI Tanggal 10 Agustus 2025, Ini Daftar Calon yang Potensial |
![]() |
---|
Happy Dengan Kinerja Anak Buahnya, Sejumlah Menteri Bocorkan Soal Kemungkinan Reshuffle Kabinet |
![]() |
---|
Yulisman: PLTSa Jadi Magnet Investasi Rp48 T, Instruksi Presiden Momentum Strategis Transisi Energi |
![]() |
---|
Prabowo: Indonesia Hadapi Tarif Amerika Serikat dengan Tenang Tanpa Emosi |
![]() |
---|
Presiden Prabowo: 10 Bulan Pertama Pemerintahan Penuh Karya dan Prestasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.