Kasus Impor Gula
Tom Lembong Datangi Ombudsman, Tindak Lanjuti Laporan Terhadap Auditor BPKP di Kasus Impor Gula
Tom Lembong mendatangi Kantor Ombudsman, Jakarta, pada hari ini, Selasa (12/8/2025), untuk menindaklanjuti laporan pada auditor BPKP.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Bobby Wiratama
Sebelum hadiri Kantor Ombudsman hari ini, Senin (11/8/2025) kemarin, Tom Lembong sudah terlebih dulu mendatangi Kantor Komisi Yudisial di Jakarta Pusat.
Kedatangannya ke KY ini dalam rangka untuk melaporkan tiga hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang menyidangkan dirinya.
Adapun majelis hakim yang menyidangkan kasus Tom Lembong di Pengadilan Tipikor yakni:
1. Dennie Arsan Fatrika (Ketua Majelis), jabatan: Hakim Madya Utama
2. Purwanto S. Abdullah (Hakim Anggota), jabatan: Hakim Madya Muda
3. Alfis Setyawan (Hakim Anggota ad-hoc), jabatan: Hakim Ad Hoc Tipikor
Baca juga: Komisi Yudisial Bakal Telisik Kejanggalan Vonis Tom Lembong oleh Hakim Pengadilan Tipikor

Tom menegaskan, pelaporan hakim ke KY yang dilakukannya ini bukan bertujuan untuk merusak karier hakim.
Melainkan murni untuk memperbaiki penegakan hukum serta perangkat pengadilan dalam menangani suatu perkara.
"Kami menyampaikan bahwa tujuan kami dalam mengajukan laporan termasuk para hakim Komisi Yudisial itu 100 persen motivasi kami adalah konstruktif. Tidak ada 0,1 persen pun niat destruktif."
"Inti daripada karir saya itu selalu mensukseskan orang dan mensukseskan lembaga. Tidak ada, dalam rekam jejak saya mencoba menjatuhkan atau menggagalkan seseorang atau sekelompok orang atau apalagi sebuah institusi," kata Tom saat jumpa pers di Gedung KY, Kramat, Jakarta Pusat.
Tom menilai, perkara yang menjeratnya kemarin soal dugaan korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) periode 2015-2016 menjadi momen yang positif untuk melakukan perbaikan proses peradilan.
Baca juga: Tom Lembong Sambangi Komisi Yudisial, Ingin Benahi Proses Hukum Khususnya Perilaku Majelis Hakim
Pasalnya menurut Tom, proses peradilan yang menjeratnya kemarin mendapatkan perhatian publik luas.
Dirinya beranggapan, adanya kemungkinan pengaruh politis atau diskriminasi terhadap perkara yang membuatnya sempat hidup sekitar 9 bulan di balik jeruji tahanan tersebut.
"Tadi kami sepakat ini tanggungjawab bersama untuk tidak melakukan pembiaran. Dan justru kalau bisa dijadikan momentum untuk berbenah dan memperbaiki, seperti yang disampaikan, bagi saya tidak ada."
"Justru berbenah itu sesuatu yang patut dibanggakan dan patut kita pandang sebagai sesuatu yang mulia," tegasnya.
Baca juga: Anies Ungkap Reaksi Istri Tom Lembong Saat Tahu Suami Ditangkap: Tenang dan Rasional, Luar Biasa
Vonis dan Abolisi Tom Lembong

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.