BP Taskin Catat Ada 4,2 Juta Pemulung di Indonesia, 50-60 Persen tak Punya KTP
BP Taskin mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem justru di wilayah perkotaan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem justru berada di wilayah perkotaan.
Salah satu kelompok yang paling terdampak adalah para pemulung—pekerja sektor informal yang kerap luput dari perhatian kebijakan sosial.
Wakil Kepala BP Taskin, Nanik S. Deyang, menyebutkan bahwa jumlah pemulung yang tercatat di Indonesia saat ini mencapai sekitar 4,2 juta orang, dan sebagian besar berada di kota-kota besar.
“Jumlah pemulung yang tercatat saja sudah 4,2 juta, dan itu mayoritas tinggal di kota,” ujar Nanik saat ditemui di kantor BP Taskin, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025).
Namun, dari angka tersebut, sekitar 50–60 persen pemulung belum memiliki KTP, yang menjadi syarat utama untuk mengakses berbagai layanan sosial dan bantuan pemerintah.
Nanik menambahkan bahwa angka 4,2 juta kemungkinan belum mencerminkan jumlah sebenarnya.
Berdasarkan informasi dari Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), jumlah pemulung bisa mencapai hingga 10 juta orang, termasuk mereka yang belum terdata secara resmi.
“Menurut IPI, jumlah pemulung bisa jauh lebih besar dari yang tercatat. Banyak yang belum terdata, dan ini memperlihatkan betapa kompleksnya kemiskinan ekstrem di kota,” jelasnya.
Baca juga: Terekam CCTV, Polisi Tangkap Pencuri 3 HP di Kemayoran Jakpus yang Berpenampilan Seperti Pemulung
Upaya Pemerintah: Pemulung Harus Terdata
Untuk mengatasi persoalan ini, BP Taskin tengah menjalin kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar para pemulung, khususnya yang tergolong miskin ekstrem, bisa segera memiliki dokumen kependudukan seperti KTP.
“Kami sedang berkoordinasi dengan Kemendagri agar semua warga, terutama yang berada dalam kondisi ekstrem, bisa memperoleh KTP dan akses layanan sosial,” tegas Nanik.
Mengenal Pemulung
Pemulung adalah individu yang mencari dan mengumpulkan barang-barang bekas atau sampah bernilai ekonomi—seperti botol plastik, kardus, logam, dan kertas—untuk dijual kembali atau didaur ulang.
Karakteristik Pemulung:
- Bekerja secara mandiri dan tidak terikat perusahaan.
- Menggunakan alat sederhana seperti gerobak atau karung.
- Beroperasi di area publik seperti pasar, permukiman, dan tempat pembuangan sampah.
Peran Sosial dan Lingkungan:
- Membantu mengurangi volume sampah dan mendukung daur ulang.
- Berkontribusi pada ekonomi sirkular.
Di beberapa negara, mereka dijuluki “pahlawan lingkungan” karena peran pentingnya dalam pengelolaan limbah.
Tantangan yang Dihadapi:
- Rentan secara ekonomi dan sosial.
- Minim akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan hukum.
Terekam CCTV, Polisi Tangkap Pencuri 3 HP di Kemayoran Jakpus yang Berpenampilan Seperti Pemulung |
![]() |
---|
Awal Mula Anak Pemulung di Bekasi Ditolak Masuk SMP Negeri: Nilai Saya Bagus |
![]() |
---|
Beathor Dipecat Dari BP Taskin Karena Langgar Kode Etik, Diduga Buntut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi |
![]() |
---|
Sosok Keimita Ayuni, Anak Pemulung Ditolak Masuk SMP Negeri di Bekasi, Saat SD selalu Ranking 1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.