Tunjangan DPR RI
5 Hal Diketahui Sejauh Ini soal Demo di Depan Gedung Parlemen, Mahasiswa Harap DPR Temui Massa
Aksi protes yang dipicu kemarahan publik atas kenaikan tunjangan DPR massa digelar di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Penulis:
Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa hal yang diketahui sejauh ini terkait demo massa dari kalangan mahasiswa hingga warga sipil di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).
Demo ini merupakan aksi protes besar-besaran yang dipicu kemarahan publik atas kenaikan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, khususnya tunjangan perumahan yang mencapai Rp50 juta per bulan.
Apalagi kenaikan tunjangan tersebut, terjadi di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit.
Massa aksi yang tergabung dalam gerakan “Revolusi Rakyat Indonesia” pun menyuarakan sembilan tuntutan, di antaranya Pembatalan kenaikan tunjangan dan gaji DPR, serta Transparansi gaji anggota DPR.
Demo sempat berlangsung ricuh di depan area Gedung Parlemen atau kompleks bangunan yang menjadi pusat aktivitas DPR RI, lembaga legislatif nasional yang berfungsi menyusun undang-undang, mengawasi pemerintah, dan menyuarakan aspirasi rakyat.
Massa aksi yang sebelumnya bertahan di depan gerbang utama dipukul mundur aparat kepolisian, hingga masuk ke ruas jalan tol Cawang-Grogol.
Hingga kini, pantauan Tribunnews pada Senin sore pukul 14.45 WIB, massa masih memadati area Gedung DPR, sedangkan para aparat berjaga di area demo.
5 Hal yang Diketahui soal Demo di DPR Sejauh Ini
1. Tuntutan Massa Aksi Demo
Massa aksi demonstrasi telah memadati Gedung DPR Jakarta, sejak pukul 9.30 WIB. Mereka menyuarakan sembilan tuntutan.
Baca juga: Pimpinan DPR Tanggapi Demo Ricuh di Gedung Parlemen: Kami Imbau Adik-adik Tertib
Beberapa tuntutan massa yang berdemo di depan DPR, di antaranya Pembatalan kenaikan tunjangan dan gaji DPR, Transparansi gaji anggota DPR, Pembubaran DPR RI dan Kabinet Merah-Putih.
Kemudian, Penolakan RKUHAP, Penurunan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran, serta Pengusutan kasus pelanggaran HAM dan korupsi.
Selain itu, sejumlah driver ojol (pengemudi ojek online) ikut demo satu suara. Mereka meminta para anggota DPR RI memperhatikan nasib rakyat dibandingkan kepentingan pribadinya sendiri.
Pengemudi ojol bernama Ari (26), meminta para wakil rakyat di Senayan memikirkan nasib pekerja jalanan seperti dirinya.
"Tolong jangan mikirin perutnya sendiri lah. Enak banget kan gajinya naek padahal itu juga kan dari kita (pajaknya)," ujar Ari saat mengikuti aksi demo 25 Agustus di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025), dilansir WartaKotalive.com.
Ari berpendapat, saat ini nasib ojol semakin sengsara.
2. Mahasiswa Harap Perwakilan DPR Temui Massa
Seorang mahasiswa menyampaikan aspirasinya saat demo di depan Gedung DPR RI.
Ia menuntut sejumlah hal dalam demo tersebut, yakni agar DPR mempercepat RUU perampasan aset.
Kemudian, menuntut agar tunjangan gaji bagi DPR dipertimbangkan lagi. Hal itu, dinilai berbanding terbalik dengan gaji yang diterima tenaga pendidik di Indonesia.
Lebih lanjut, massa demonstran bernama bernama El itu, berharap perwakilan DPR dapat menemui langsung massa di depan gedung.
"Harapan kami, perwakilan dari DPR hadir menemui massa aksi. Karena kemarin statement Bu Puan Maharani (Ketua DPR) 'silakan datang ke gedung DPR, pintu terbuka lebar untuk menyampaikan kritik dan saran'."
"Maka kita datang, (berharap) dibuka, namun kita lihat bersama kita dibenturkan oleh pihak kepolisian," katanya dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Senin.
3. Sempat Ricuh
Demo di depan Gedung DPR itu, rupanya tadi sempat diwarnai keributan.
Massa aksi yang sebelumnya bertahan di depan gerbang utama dipukul mundur aparat kepolisian hingga masuk ke ruas jalan tol Cawang-Grogol.
Pantauan Tribunnews sekira pukul 12.30 WIB, situasi memanas setelah massa dipukul mundur dari arah barat menuju timur oleh aparat.
Aparat kepolisian yang berjaga terus mendorong kerumunan massa aksi menggunakan kendaraan pengurai massa dan water cannon. Gas air mata turut ditembakkan.
Gas air mata merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan kerumunan atau mengurai massa dengan cara mengiritasi mata, hidung, kulit, dan saluran pernapasan.
Massa aksi yang terdesak pun berlarian masuk ke ruas jalan tol di sekitar akses exit toll DPR.
Situasi sempat kacau, sejumlah pengendara yang melintas ikut terganggu karena jalur tol mendadak dipenuhi kerumunan.
Akibatnya, palang pintu keluar tol rusak, sampai beberapa separator busway juga rusak berceceran.
Sementara itu, aparat kepolisian bergerak memukul mundur massa aksi hingga massa terurai ke jalan Gerbang Pemuda.
"Kami sudah memberi waktu untuk menyampaikan aspirasi. Ini bukan unjuk rasa tapi pengerusakan," kata Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, dari atas mobil komando kepolisian.
Baca juga: 1.250 Personel Gabungan Amankan Demo Mahasiswa di DPR Hari Ini, Warga Diimbau Cari Jalur Alternatif
4. Pimpinan DPR Tanggapi Demo Ricuh di Gedung Parlemen
Merespons aksi massa yang ricuh, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menegaskan pihaknya menghormati hak masyarakat dalam menyampaikan aspirasi.
Politisi Partai Gerindra ini, memastikan lembaga legislator akan menerima setiap aspirasi yang disampaikan pendemo.
“Pada dasarnya kita menghormati hak untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat dan tentunya menyuarakan aspirasi kepada DPR RI kita akan terima dengan baik dan kita akan lakukan intropeksi-intropeksi ke dalam,” kata Dasco saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Meski demikian, ia meminta masyarakat agar melakukan aksi unjuk rasa dengan tertib sesuai aturan.
"Namun kami imbau kepada para masyarakat ataupun adik-adik yang menunjukkan aspirasi kepada negara agar tertib melalui aturan yang berlaku," jelasnya.
Terkait permintaan audiensi, Dasco menyebut, DPR telah menugaskan perwakilan anggota untuk menerima aspirasi dari massa aksi.
“Saya kebetulan di sini kita sudah delegasikan kepada kawan-kawan yang stand by di DPR demikian,” jelas Dasco.
5. Arus Lalu Lintas Dialihkan
Polda Metro Jaya mengalihkan arus lalu lintas di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.
Untuk mencegah kemacetan dan menjaga keamanan, arus dari Semanggi menuju Slipi dialihkan ke Gerbang Pemuda dan Asia Afrika, sementara jalur TransJakarta masih dibuka secara terbatas.
Kepala Bagian Operasi Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Robby Hefados, menjelaskan arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi sementara waktu dialihkan.
Menurutnya, langkah ini guna menghindari kepadatan lalu lintas dan menjaga keamanan di sekitar lokasi unjuk rasa.
"Bahasanya pengalihan jalan, yang dari arah Semanggi menuju Slipi sementara kita alihkan dulu ke arah Gerbang Pemuda dan ke arah Asia Afrika," ujarnya kepada wartawan, Senin (25/8/2025).
"Jadi sementara tidak bisa dilintasi dulu yang ke arah depan DPR karena ada aksi unjuk rasa," sambung Robby.
Pengalihan arus dilakukan di bawah kolong Ladokgi, dekat pintu 9 Gelora Bung Karno (GBK).
Kendaraan dialihkan ke kiri agar dapat kembali ke Semanggi, lalu menuju Slipi melalui Jalan Bendungan Hilir.
Sementara jalur TransJakarta (TJ) di depan Gedung DPR masih dapat dilintasi secara terbatas.
"Apabila massa unjuk rasa sudah semakin banyak dan tidak bisa dilintasi kami sudah berkoordinasi dengan TransJakarta supaya rute ke arah Slipi bisa dialihkan dulu," katanya.
Polisi menyampaikan jalur tol di sekitar kawasan DPR/MPR masih berjalan normal serta belum berdampak atas aksi unjuk rasa.
"Masyarakat masih bisa melintas di depan DPR/MPR melalui tol," tambah Robby.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Alfarizy Ajie Fadhillah, Reynas Abdila, Igman Ibrahim, Wartakotalive.com)
Sumber: TribunSolo.com
Tunjangan DPR RI
Demo 25 Agustus di DPR RI Ricuh, Dasco Minta Massa Tertib, Klaim Ada Perwakilan yang Terima Aspirasi |
---|
DPR Janji Tampung Aspirasi Masyarakat, Puan Maharani Tegaskan Komitmen Keterbukaan |
---|
Satu Unit Sepeda Motor Dibakar Massa Aksi Demontrasi di Gedung DPR |
---|
Pimpinan DPR Tanggapi Demo Ricuh di Gedung Parlemen: Kami Imbau Adik-adik Tertib |
---|
Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas Imbas Demo Tunjangan DPR Pecah di Depan Gedung Parlemen |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.