Kemlu RI Tunggu Klarifikasi Otoritas Timor Leste Soal Peristiwa Penembakan WNI di NTT
KBRI Dili sudah membawa korban ke RSUD Kefamenanu, Timor Tengah Utara untuk mendapatkan perawatan medis. Kejadian terkait mempertahankan batas negara.
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
willy Widianto
"Mereka datang langsung tembak. Tidak omong bagaimana-bagaimana. Senjata itu mereka pegang. Tembak kita di situ di kita punya wilayah itu," ujarnya.
Saat itu, Paulus dan warga yang lain sedang berada di lereng bukit. Sedangkan UPF dan Warga Timor Leste berada di puncak bukit tersebut. Sementara Paulus berada pada barisan paling belakang dari masyarakat.
Usai ditembak oleh UPF Timor Leste, kata Paulus, masyarakat kemudian melempar batu ke arah mereka. Beberapa orang warga juga terlibat perkelahian jarak dekat dengan UPF Timor Leste.
Ia mengaku tidak merasakan sakit luar biasa usai ditembak. Paulus masih sempat menggerakkan tangannya usai peluru menembus kulitnya. Usai ditembak, ia kemudian diantar oleh anaknya dan beberapa orang warga ke Puskesmas Inbate untuk menerima perawatan medis.
Baca juga: Timor Leste Dinyatakan Resmi Bebas Penyakit Malaria, WHO Ucapkan Selamat
Menurutnya, tanah tersebut merupakan warisan leluhur Desa Inbate. Sejak zaman Belanda, diakui bahwa tanah tersebut merupakan tanah milik warga setempat. Selama ini, masyarakat mengolah lahan tersebut untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat menolak pembangunan patok perbatasan oleh pihak Timor Leste di atas tanah milik mereka.
"Dia melarang itu, kita tidak mau, mau jual kami punya negara, kami tidak mau. Saat itu kami sendiri. Tidak ada polisi (Indonesia), tidak ada tentara (Indonesia) "kata Paulus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.