Jumat, 29 Agustus 2025

TNI Gelar Latihan Pertempuran Jarak Dekat Hingga Patroli Hutan dengan Tentara AS dan Jepang

TNI gelar Force Integration Training (FIT) bersama tentara Amerika Serikat (US Armed Forces) dan Jepang (Japanese Ground Self-Defense Forces).

Penulis: Gita Irawan
Puspen TNI
GARUDA SHIELD - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar Force Integration Training (FIT) bersama pasukan militer dari Amerika Serikat (US Armed Forces) dan Jepang (Japanese Ground Self-Defense Forces) di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor Jawa Barat pada Selasa (26/8/2025). Materi yang dilatihkan mulai dari patroli hutan hingga pertempuran jarak dekat. (HO/Puspen TNI-Penerangan Multinasional) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar latihan bersama atau Force Integration Training (FIT) bersama tentara Amerika Serikat (US Armed Forces) dan Jepang (Japanese Ground Self-Defense Forces).

Latihan ini berlangsung di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor Jawa Barat pada Selasa (26/8/2025), kemarin.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan latihan pendahuluan tersebut menjadi tahap penting dalam rangkaian Latihan Bersama Multinasional Super Garuda Shield 2025.

Super Garuda Shield adalah latihan militer gabungan multinasional berskala besar yang diselenggarakan oleh TNI bersama Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (US INDOPACOM).

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas, kesiapan tempur, dan kerja sama pertahanan antarnegara mitra di kawasan Indo-Pasifik.

Latihan Super Garuda Shield 2025 tersebut, kata dia, tidak hanya menguji keterampilan militer, melainkan juga mempererat jalinan persahabatan, membangun rasa saling percaya, serta memperkuat semangat kolektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

"Selama FIT, prajurit TNI berintegrasi dengan pasukan multinasional melalui berbagai materi latihan seperti prosedur operasi bersama, komunikasi taktis, koordinasi manuver, jungle patrol (patroli hutan), dan jungle survival yang menuntut ketangguhan fisik, kecerdikan, serta kerja sama lintas negara dalam menghadapi kondisi ekstrem di medan tropis," kata Freddy saat dikonfirmasi pada Rabu (27/8/2025).

"Tak hanya itu, dilatihkan pula Pertempuran Jarak Dekat (Close Quarter Battle/CQB) yang merujuk pada pertempuran sengit dalam jarak sangat pendek, sering kali melibatkan tim-tim kecil yang terkoordinasi di ruang terbatas seperti gedung, ruangan, atau lingkungan perkotaan," ungkapnya.

Freddy menjelasjan CQB mengutamakan prinsip kejutan, kecepatan, dan kekerasan terkendali guna menetralkan ancaman secara cepat dan efisien.

Latihan itu, lanjut fia, meliputi penggunaan senjata api dan teknik Pertempuran jarak dekat, dengan elemen kunci berupa akses masuk, teknik entri, pengamanan ruang, pergerakan antar area, serta pemeliharaan komando dan kendali.

Selain latihan pertempuran jarak dekat, digelar juga Tactical Combat Casualty Care (TCCC) atau standar perawatan pra-rumah sakit untuk menangani cedera di medan pertempuran. 

TCCC, jelasnya, berfokus pada pencegahan kematian dan perlindungan korban dengan tiga fase utama yakni Care Under Fire, Tactical Field Care, dan Tactical Evacuation Care. 

"Kehadiran dan partisipasi aktif pasukan multinasional dalam kegiatan ini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkokoh kerja sama pertahanan, membangun kepercayaan internasional, serta menjaga Indo-Pasifik tetap aman, stabil, dan terbuka bagi semua bangsa," pungkasnya.

6.501 Prajurit dari 13 Negara

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 6.501 prajurit dari 13 negara resmi menggelar Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2025 di Indonesia.

Sebanyak 13 negara tersebut yakni Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Brazil, Jepang, Republik Korea, Singapura, dan Selandia Baru.

Dalam latihan tersebut TNI mengerahkan 4.105 prajurit, Amerika Serikat 1.347 prajurit, Australia 254 prajurit, Kanada 35 prajurit, Inggris 3 prajurit, Jepang 490 prajurit, Korea Selatan 100 prajurit, Belanda 84 prajurit, Selandia Baru 3 prajurit, Singapura 62 prajurit, Jerman 4 prajurit, Prancis 10 prajurit, dan Brazil 4 prajurit.

Tercatat, Brazil menjadi pendatang baru yang mengirimkan pasukannya dalam latihan yang telah digelar secara rutin sejak tahun 2008 tersebut.

Pada Super Garuda Shield tahun 2024 sebelumnya, Brazil tercatat hanya mengirimkan pengamat atau observer.

Selain itu, terdapat juga total 22 observer atau pengamat dari 12 negara mengikuti latihan yang diinisiasi atas kerjasama TNI dengan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (US INDOPACOM) tersebut.

Sebanyak 12 negara yang mengirimkan pengamatnya yakni Kanada, Prancis, Belanda, Inggris, Jerman, Brazil, Selandia Baru, India, Malaysia, Kamboja, Timor Leste dan Papua Nugini.

Kemudian, terdapat lima negara yang mengerahkan alutsistanya dalam latihan tersebut yakni Indonesia, Amerika, Australia, Jepang, dan Prancis 

Alutsista yang dikerahkan di antaranya helikopter Black Hawk, helikopter Apache, helikopter Panther, helikopter Caracal, dan pesawat terbang Osprey.

Sejumlah materi yang dilatihkan di antaranya Staffex (materi mengenai prosedur pengambilan keputusan kepemimpinan dan perintah operasi), Cyberex (materi mengidentifikasi, mengamankan, mempertahankan dari ancaman Siber), Airborne Operations, Jungle FTX, dan Special Operation Force (Operasi Pasukan Khusus).

Selain itu juga Military Free Fall (terjun bebas militer), Infiltrasi, Air Assault (serangan udara), Amphibious Operation (operasi amfibi yang dilakukan prajurit marinir TNI AL), Engineer Civil Action Project (pembangunan sarana dan prasarana desa), dan Combine Arm Life Fire Exercise (CALFEX) (latihan penembakan munisi tajam terintegrasi antar kecabangan).

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan