Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Puan Janji Pimpin Reformasi DPR, Tapi Baru Sebatas Pangkas Tunjangan dan Tunda Kunker
Puan janji pimpin reformasi DPR. Tapi demonstran masih turun ke jalan, tuntut perubahan nyata lewat 17+8 Tuntutan Rakyat.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Acos Abdul Qodir
Ringkasan Utama
- Puan Maharani janji pimpin langsung reformasi DPR
- Tunjangan perumahan anggota DPR resmi dihentikan
- Kunjungan kerja luar negeri DPR ditunda melalui moratorium
- Langkah awal dinilai belum menyentuh reformasi struktural
- Demonstrasi masih berlangsung di depan Gedung DPR
- Publik dan mahasiswa tetap suarakan 17+8 Tuntutan Rakyat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani menyatakan akan memimpin langsung reformasi kelembagaan DPR.
Namun, langkah awal yang diumumkan dalam rapat bersama pimpinan fraksi dan pimpinan DPR lainnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/9/2025), baru menyentuh aspek fasilitas tunjangan rumah Dewan dan perjalanan kunjungan kerja (kunker) luar negeri.
“Semua Ketua Fraksi sepakat menghentikan tunjangan perumahan bagi anggota, dan melakukan moratorium kunjungan kerja bagi anggota dan komisi-komisi DPR,” kata Puan, dalam keterangan pers, Kamis (4/9/2025).
“Saya sendiri yang akan memimpin Reformasi DPR,” imbuhnya.
Rapat tersebut digelar untuk membahas transformasi DPR sekaligus merespons aspirasi masyarakat yang belakangan ramai disuarakan, termasuk dari kalangan mahasiswa.
Langkah ini menyusul pertemuan DPR RI dengan perwakilan 16 organisasi mahasiswa di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (3/9/2025).
Pertemuan tersebut digelar sebagai respons atas gelombang aksi massa nasional yang berlangsung pada 25–31 Agustus 2025, di mana ribuan mahasiswa dan masyarakat sipil menyuarakan 17+8 Tuntutan Rakyat.
Baca juga: Mabes TNI Buka Suara soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Prajurit Kembali ke Barak hingga Proyek Sipil
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa masukan dari mahasiswa menjadi bahan pertimbangan serius dalam proses evaluasi internal.
“Reformasi DPR akan dipimpin langsung oleh Ketua DPR, Ibu Puan Maharani untuk menjadi DPR yang lebih baik dan transparan,” kata Dasco, sebelumnya.
“Ya kami sudah melakukan evaluasi bahkan sebelum acara hari ini,” tambahnya.
Tuntutan Publik dan Mahasiswa: Apa yang Sudah Dijawab DPR?

Gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil mengusung 17+8 Tuntutan Rakyat, yang terdiri dari 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang.
Format ini pertama kali mencuat di media sosial pada akhir Agustus 2025, menyusul gelombang aksi nasional di berbagai daerah.
Tuntutan tersebut disusun secara kolektif oleh berbagai elemen gerakan sipil, termasuk BEM SI, GMNI, KAMMI, DEMA PTKIN, dan jaringan aktivis independen. Tagar #17+8 dan #IndonesiaBerbenah sempat menjadi trending di X (Twitter), Instagram, dan TikTok, menandai besarnya dukungan publik terhadap agenda reformasi kelembagaan, transparansi anggaran, dan supremasi sipil.
Beberapa poin utama dari 17+8 Tuntutan Rakyat:
- Penghapusan tunjangan dan fasilitas DPR
- Transparansi anggaran dan harta kekayaan anggota
- Reformasi struktural DPR dan partai politik
- Pengesahan RUU Perampasan Aset
- Penghentian keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil
- Pembentukan tim investigasi independen atas kekerasan aparat
- Pembebasan demonstran yang ditahan
- Penataan ulang relasi sipil-militer dan penguatan KPK
- Pembenahan sistem pemilu dan partisipasi politik rakyat
Langkah DPR yang diumumkan hari ini baru menyentuh dua poin administratif:
- Penghentian tunjangan perumahan anggota DPR
- Moratorium kunjungan kerja luar negeri
Belum ada pernyataan resmi terkait tuntutan struktural dan regulatif lainnya yang menjadi sorotan utama gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil.
Aksi Unjuk Rasa Masih Berlangsung di Depan DPR

Pada Kamis (4/9/2025), sejumlah kelompok mahasiswa, aktivis hingga influencer kembali menggelar aksi damai di depan Gedung DPR RI dan Gerbang Pancasila, belakang Gedung DPR RI, Jakarta.
Mereka mengangkat aspirasi dan ingin melakukan penyerahan simbolis tuntutan rakyat kepada wakil parlemen.
Baca juga: BREAKING NEWS: Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Laptop
Koordinator BEM SI, Muzzamil Ihsan, menyatakan bahwa aksi ini bertujuan untuk menagih komitmen DPR dan memastikan bahwa tuntutan rakyat tidak berhenti di ruang dialog.
“Hasil pertemuan memang DPR berkomitmen untuk membahas dan mempertimbangkan (tuntutan), tapi kita tetap akan melakukan aksi damai,” ujar Ihsan, dalam keterangan tertulis sebelum unjuk rasa, 4 September 2025.
Sejumlah figur publik seperti Abigail Limuria, Andovi da Lopez, dan Fathia Izzati turut hadir untuk mengamplifikasi suara rakyat.
Aksi ini juga menjadi bagian dari rangkaian tekanan publik menjelang tenggat waktu 5 September 2025 untuk pemenuhan tuntutan jangka pendek.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.