Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
5 Hoaks yang Menjadi Sorotan TNI Terkait Demonstrasi Berujung Kericuhan di Sejumlah Wilayah
Kejadian di Sumatera Utara di mana muncul video yang dinarasikan anggota TNI menjadi provokator demonstrasi.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Markas Besar TNI membeberkan lima hoaks atau berita bohong yang muncul pada saat dan setelah demonstrasi berujung kericuhan di sejumlah wilayah di Indonesia yang melukai hati pihaknya.
Demonstrasi adalah bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan oleh individu atau kelompok, biasanya untuk menyuarakan protes, tuntutan, atau dukungan terhadap suatu isu sosial, politik, atau kebijakan pemerintah.
Baca juga: Dudung Belum Terima Laporan Resmi terkait Isu Penangkapan Intelijen TNI Jadi Provokator saat Demo
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah mengungkapkan hoaks pertama adalah terkait adanya foto dan narasi yang menyebut adanya anggota BAIS TNI yang ditangkap oleh anggota Brimob saat kericuhan di kawasan Pejompongan Jakarta Pusat pada Kamis (28/8/2025) lalu.
Hoaks adalah informasi palsu atau bohong yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk menyesatkan, memprovokasi, atau memanipulasi opini publik.
Ia mengakui bahwa orang dalam foto yang beredar adalah anggota BAIS TNI berinisial Mayor SS yang sedang menjalankan tugas bersama empat anggotanya untuk memantau aksi unjuk rasa di kawasan fly over Slipi, Jakarta.
Baca juga: Prajurit TNI AD Masih Gelar Patroli Obyek Vital di Jakarta Sampai Kondisi Dipastikan Aman
"Yang saya sangkal adalah narasinya, karena narasi yang disampaikan itu ditangkap Polri, yang kedua adalah provokator," ujar Freddy saat konferensi pers di Mabes TNI Jakarta pada Jumat (5/9/2025).
Hoaks kedua, kata Freddy, adalah munculnya video viral yang menunjukkan seorang anggota TNI berinisial Pratu Handika Novaldo diamankan oleh personel Brimob Polda Sumsel saat kerusuhan di DPRD Sumsel pada Minggu (31/8/2025) dini hari.
Menurutnya wajar kemudian munculnya video tersebut kemudian disalahartikan oleh publik karena dalam video tersebut anggota TNI tampak dipiting.
"Dari video tersebut telah dilaksanakan klarifikasi oleh Dansat Brimob Polda Sumsel memohon maaf atas penindakan yang berlebihan dan kesalahpahaman yang terjadi Pada anggota TNI AD Pratu Handika Novaldo saat aksi berujung rusuh Di kantor DPRD Sumsel," ucap dia.
"Kemudian kejadian itu sudah ditegaskan oleh Kapendam bahwa prajurit tersebut sama sekali tidak terlibat aksi unjuk rasa maupun oknum provokasi, melainkan sedang mencari makan dan mengisi BBM motor saat peristiwa terjadi di SPBU," ungkap dia.
Ketiga, kejadian di Sumatera Utara di mana muncul video yang dinarasikan anggota TNI menjadi provokator demonstrasi.
Peristiwa tersebut, lanjut dia, terjadi pada Senin 1 September 2025 sekira pukul 16.58 WIB ketika massa dari aliansi Akbar Melaksanakan orasi di depan kantor DPRD Sumut.
Seorang pria bernama Fajri Buhang (26 tahun) warga Medan Tembung diamankan oleh peserta aksi setelah kedapatan mengambil dokumentasi dari depan barisan massa.
Baca juga: Prajurit TNI di Papua Tembak Juru Parkir hingga Tewas, Pelaku dan Korban Sama-Sama Mabuk
Pria tersebut, lanjut dia, kemudian diserahkan kepada aparat kepolisian yang berjaga.
"Dari hasil pemeriksaan awal yang bersangkutan tidak dapat menyebutkan NRP, asal satuan, maupun menunjukkan kartu tanda anggota TNI. Dengan demikian dipastikan bahwa pria tersebut bukan anggota TNI, melainkan warga sipil yang berprofesi di bidang transportasi," ucap dia.
"Saat ini yang bersangkutan telah diserahkan kepada pihak kepolisian untuk proses pendalaman lebih lanjut," kata Freddy.
Keempat, informasi yang menyebut seorang anggota TNI tertangkap ikut menjadi provokator kerusuhan di Ternate.
Ia menjelaskan peristiwa tersebut telah diklarifikasi Kapolres Ternate melalui keterangan resmi di Polres Ternate.
"Didampingi ibu dari yang bersangkutan, yang diamankan tersebut bukan anggota TNI Melainkan seorang pelajar berusia 16 tahun Bernama Pascal Mamangkey," ujarnya.
Kelima, beredar video pengakuan tersangka berinisial M yang menyebut dirinya diperintah anak anggota TNI untuk menyerang Markas Brimob Cikeas.
"Namun Kapolres Bogor AKBP Wika Menegaskan hal itu tidak benar. Pengakuan tersangka M hanya akal-akalan agar bisa lolos dari proses hukum. Dia sengaja mencatut nama anak anggota TNI Supaya mendapat perlindungan," ungkapnya.
Selain itu, kata dia, ada beberapa video yang muncul di media sosial yang mencoba mengait-kaitkan prajurit TNI dengan kerusuhan yang terjadi di sejumlah wilayah.
Untuk itu, ia menegaskan narasi-narasi dan konten tersebut tidak benar.
Ia juga memastikan TNI akan mengambil langkah hukum terkait hal tersebut.
"Terus terang saya sampaikan di sini bahwa dampak dari pemberitaan yang meluas yang terkait dengan TNI dalang kerusuhan, TNI tertangkap, ditangkap Polri, kemudian TNI provokator, itu betul-betul bagi kami statement maupun pemberitaan itu betul-betul melukai hati para prajurit dan instansi TNI," pungkas Freddy.
Baca juga: Prajurit TNI di Papua Tembak Juru Parkir hingga Tewas, Pelaku dan Korban Sama-Sama Mabuk
Apa yang disampaikan Freddy seluruhnya tidak dibantah oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko yang duduk di sebelahnya saat konferensi pers.
Trunoyudo mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk berkonsentrasi melakukan pemulihan keamanan dengan segera.
"Bisa dirasakan dengan langkah-langkah nyata TNI dan Polri. Ada doa bersama, ada patroli skala besar gabungan bersama. Ini sebagai wujud kehadiran negara antara TNI dan Polri hadir bersama dan ada di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan nyaman," pungkas Trunoyudo.
Konferensi pers dihadiri oleh sejumlah pejabat utama Mabes TNI dan Mabes Polri.
Mereka di antaranya Kapuspen TNI, Danpuspom TNI, Kababinkum TNI, Waasintel TNI, Dansatsiber TNI, Karopenmas Mabes Polri, dan Karo Provost Divpropam Mabes Polri.
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Hengky Kurniawan Prihatin Rumah Pejabat Dijarah, Ingatkan Demo Jangan Melenceng Jadi Anarkis |
---|
PB HMI Sebut Penumpang Gelap di Demo Berujung Ricuh Kayak Kentut, Ada Baunya Tapi Tak Tahu Bentuknya |
---|
Tanggapan Sejumlah Partai Politik soal 17+8 Tuntutan Rakyat |
---|
Ganindra Bimo Ingin 17+8 Tuntutan Rakyat Diwujudkan DPR |
---|
Hari Ini Deadline Tuntutan 17+8, Massa Mahasiswa dari UNPAD Geruduk Gedung DPR RI |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.