Rabu, 10 September 2025

Reshuffle Kabinet

Menkeu Baru Purbaya Yudhi Jawab soal Hubungannya dengan Luhut Binsar: Saya Dekat dengan Semua

Menkeu baru Purbaya Yudhi megakui ia memang dekat dengan Luhut. Tapi, tak hanya Luhut, Purbaya mengaku dekat dengan semua orang.

Tribunnews.com Taufik Ismail/Endrapta Pramudhiaz
PURBAYA YUDHI DAN LUHUT BINSAR - Purbaya Yudhi Sadewa setelah resmi dilantik menjadi Menteri Keuangan di Istana Negara, Senin (8/9/2025) (kiri). Luhut Binsar Pandjaitan di Media Center World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Selasa (21/5/2024) (kanan). Saat sesi tanya jawab bersama awak media, Senin (8/9/2025), Purbaya Yudhi ditanya mengenai kedekatannya dengan Luhut. 

TRIBUNNEWS.com - Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani, Senin (8/9/2025).

Resmi dilantik, Purbaya Yudhi melakukan sesi tanya jawab bersama awak media di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, didampingi pejabat Kemenkeu, termasuk Wakil Menteri, Thomas Djiwandono.

Dalam kesempatan itu, Purbaya Yudhi mendapat pertanyaan dari awak media mengenai kedekatannya dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Untuk kedekatan dengan Pak Luhut?" tanya awak media, Senin, dikutip dari YouTube KompasTV.

"Siapa? Pak Luhut?" tanya Purbaya Yudhi memastikan.

Ia pun menjawab, dirinya memang dekat dengan sosok Luhut.

Baca juga: Ditanya soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu Baru Purbaya Yudhi: Mungkin Hidupnya Masih Kurang

Namun, Purbaya Yudhi juga menegaskan ia dekat dengan semua pihak yang berkontribusi dalam membangun negara, baik itu Luhut maupun orang lain, seperti Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

"Saya dekat dengan Pak Luhut, saya dekat dengan Pak Hatta, saya dekat dengan Pak SBY, saya dekat dengan Pak Sete, saya dekat dengan Pak Jokowi, saya dekat dengan semua yang membantu membangun negara," katanya sembari tersenyum.

Sosok Purbaya Yudhi menjadi sorotan setelah resmi dilantik sebagai Menkeu baru.

Ia disebut-sebut sebagai orang Luhut.

Bukan tanpa alasan, Purbaya Yudhi tercatat sudah beberapa kali menjadi anak buah Luhut di berbagai instansi.

Luhut dan Purbaya Yudhi "pertama kali" bekerja sama saat periode pertama Jokowi memimpin.

Dikutip dari laman Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden RI pada April-September 2015.

Dalam kurun waktu tersebut, Luhut menjabat sebagai Kepala Staf Kepresiden RI selama satu tahun, yaitu 2014-2015.

Saat Luhut "dimutasi" menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI pada 2015-2016, Purbaya Yudhi juga ikut pindah.

Ia dipercaya sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Luhut selama menjabat Menko Polhukam (November 2015-Juli 2016).

Dari Polhukam, Luhut kembali "dimutasi" menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman selama 2016-2019.

Lagi-lagi, Purbaya Yudhi ikut serta dan menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi (Juli 2016-Mei 2018).

Keduanya kembali bekerja sama saat Luhut dilantik sebagai Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinves) di periode kedua kepemimpinan Jokowi.

Di Kemenko Marinves, Purbaya Yudhi menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi selama hampir 2,5 tahun, yakni Mei 2018-September 2020.

Perintah Prabowo

Setelah resmi dilantik menjadi Menkeu baru, Purbaya Yudhi Sadewa mendapat perintah dari Presiden Prabowo Subianto.

Ia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga delapan persen.

Prabowo, kata Purbaya Yudhi, berharap pencapaian itu bisa diraih dalam setidaknya 100 hari masa kerjanya sebagai Menteri Keuangan yang baru.

Menurut Purbaya Yudhi, target yang diberikan Prabowo termasuk sulit.

Sebab, kata dia, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen pada saat ini cukup sulit.

Ia menilai peluang itu bisa terwujud setidaknya dua hingga tiga tahun mendatang.

Meski demikian, Purbaya Yudhi akan mencoba menjalankan perintah Prabowo.

Namun, ia menyebut hal yang menjadi prioritasnya saat ini adalah mengembalikan situasi ekonomi yang melambat.

"Tiga bulan, 100 hari itu ya? Wah dia (Prabowo) kasih angka tinggi banget, gede juga saya bilang, betapa kita leverage. Kita sampaikan delapan persen itu (besar)."

"Dia bilang jangan lama-lama, cepat. Ya kita cobalah," tutur Purbaya Yudhi, Senin.

"Kalau sebagai ekonom ya, tahun ini delapan persen mungkin agak sulit. Dua tahun, tiga tahun ke depan ada peluangnya yang dicapai."

"Kita balikin arah ekonomi yang melambat menjadi lebih cepat dulu, kita sesuaikan," tukasnya.

Leverage adalah penggunaan dana pinjaman (utang) untuk membeli aset atau melakukan investasi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan potensi imbal hasil investasi atau keuntungan bisnis.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Taufik Ismail)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan