Lapangan Kerja Sulit, JK Ungkap Banyak Sarjana Jadi Pengemudi Ojol
JK mengingatkan para lulusan Universitas Indonesia (UI) bahwa dunia kerja saat ini jauh lebih berat dibanding masa-masa sebelumnya.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, mengingatkan para lulusan Universitas Indonesia (UI) bahwa dunia kerja saat ini jauh lebih berat dibanding masa-masa sebelumnya.
JK yang merupakan alumni Universitas Hasanuddin Makassar ini meminta lulusan pergurjan tinggi tidak menjadi beban masyarakat.
"Jangan menjadi beban masyarakat dengan menganggur. Walaupun saya tahu banyak sarjana sekarang ini yang menjadi pengemudi ojol. Walaupun itu mungkin kelihatannya tidak terlalu tinggi. Tapi dia hidup karena itu," kata JK.
Hal tersebut diungkapkan oleh JK pada acara wisuda Universitas Indonesia (UI), di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, banyak lulusan yang kesulitan mencari pekerjaan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
Terlebih, pemerintah telah membatasi untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Dunia usaha juga dalam suasana yang stagnan, meski ada juga yang berkembang.
"Bekerja dengan sesuai profesi memang pada dewasa ini, pada keadaan ekonomi bangsa seperti ini, tidaklah mudah mendapat pekerjaan. Karenanya ini tantangan yang dihadapi oleh kita semua," tuturnya.
JK mencontohkan beberapa figur yang sukses bukan semata-mata karena gelar akademis, melainkan karena inovasi dan kerja keras.
Ia menyebut nama Chairul Tanjung, salah satu alumnus UI yang berhasil menjadi pengusaha besar dengan memanfaatkan kemampuan logika dan membaca peluang.
“Jangan khawatir lurus pada jurusan, tapi lurus pada logika dan kemampuan anda. Itu modal besar,” ujarnya.
“Yang paling dibutuhkan sekarang adalah keberanian berinovasi, keberanian memulai dari bawah. Tidak ada yang langsung dari atas,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor UI Heri Hermansyah berpesan kepada para lulusan agar selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam setiap langkah kehidupan mereka.
“Jadilah agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Heri.
Heri juga menyinggung peran penting para wisudawan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Jumlah Pengangguran dari Sarjana di Indonesia
Data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2025 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang.
Ini setara dengan 4,76 persen dari total angkatan kerja nasional, yang berjumlah sekitar 153 juta orang.
Terjadi kenaikan jumlah pengangguran sekitar 83 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Kelompok usia 15–24 tahun (Gen Z) menyumbang tingkat pengangguran tertinggi yaitu 16,16%.
Jumlah pengangguran dari SMK: 8%
Lulusan SMA jadi pengangguran 6,35%
Lulusan sarjana/diploma IV ke atas yang jadi pengangguran 6,23%
SD ke bawah sebanyak 2,32%
Penyebab utama banyaknya pengangguran adalah PHK massal di awal tahun, pertumbuhan angkatan kerja baru dari lulusan sekolah dan ibu rumah tangga yang kembali bekerja, dan terjadinya ketimpangan antara jumlah pencari kerja dan lapangan kerja misalnya, di platform OLX, rasio pencari kerja terhadap lowongan mencapai 10:1
Meski angka pengangguran meningkat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru sedikit menurun dari 4,82% ke 4,76% karena bertambahnya jumlah angkatan kerja.
UAI Luluskan 510 Sarjana S1 dan Magister, 93 Raih Predikat Cum Laude |
![]() |
---|
Bripka Rohmad, Sopir Rantis Brimob Bergetar Didemosi 7 Tahun: Tak Ada Niat Mencederai |
![]() |
---|
Sidang Etik Tujuh Anggota Brimob Pelindas Pengemudi Ojol Digelar Mulai Rabu Lusa |
![]() |
---|
Pengemudi Ojol Tewas di Tengah Aksi Demonstrasi: Duka Rakyat adalah Amanah yang Wajib Dihormati |
![]() |
---|
UPDATE: Kericuhan Pecah Lagi di Mako Brimob Kwitang, TNI Mundur, Situasi Gelap dan Mencekam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.