Program Makan Bergizi Gratis
Aturan Baru untuk Dapur MBG usai Keracunan Massal: Ada Chef Bersertifikat, Pegawai Wajib Lembur
BGN mengeluarkan aturan baru yang ditujukan untuk dapur SPPG imbas terjadinya keracunan massal di berbagai wilayah. Ini daftarnya.
"Saya harus akui 3-4 bulan pertama, tidak ada masalah karena anak-anak SPPI itu dulu-dulu menjaga dapur. Tapi belakangan, sudah bergeser atau turun kinerja mereka."
"Dan hanya datang jam 4 sore sampai jam 8 malam dan datang lagi paginya," kata Nanik.
Data Keracunan MBG di Indonesia Versi Istana hingga JPPI
Selama hampir 10 bulan program MBG berjalan, kasus keracunan yang dialami siswa terus terjadi.
Menurut Istana, total total jumlah korban keracunan MBG mencapai lebih dari 5.000 siswa.
Adapun data tersebut mengutip dari BGN, Kementerian Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 10 September 2025.
“(Data) dari Kemenkes, 60 kasus dengan 5.207 penderita, data 16 September. Kemudian BPOM, 55 kasus dengan 5.320 penderita, data per 10 September 2025,” ujar Kepala Staf Presiden (KSP), Mohammad Qodari di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (22/9/2025).
Qodari menuturkan kasus keracunan terbanyak terjadi di Jawa Barat.
“Puncak kejadian tertinggi pada bulan Agustus 2025 dengan sebaran terbanyak di Provinsi Jawa Barat,” ucap dia.
Sementara, data berbeda justru diungkap oleh BGN yang datanya turut dikutip oleh Qodari. Pasalnya, Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan total ada 4.711 kasus keracunan MBG.
“Jadi total catatan kami itu ada sekitar 4.711 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan,” ungkap Dadan dalam konferensi pers yang digelar di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Senin.

Dari total tersebut, kasus keracunan tersebar di tiga wilayah besar di Indonesia yakni Wilayah I sebanyak 1.281 kasus, Wilayah II 2.606 kasus, dan Wilayah III menyumbang 824 kasus.
Temuan berbeda juga disampaikan oleh Cisdi di mana total keracunan MBG dari pertama kali peluncuran yakni 6 Januari 2025 hingga 19 September 2025 mencapai 5.626 kasus.
Dikutip dari laman Cisdi, angka tersebut berdasarkan pemantauan pemberitaan dan informasi resmi dari perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) di berbagai daerah.
Founder dan CEO Cisdi, Dian Saminarsih, menganggap masifnya kasus keracunan MBG menjadi wujud program ini dilaksanakan secara terburu-buru.
"Pangkal persoalan program makan bergizi gratis adalah ambisi pemerintah yang menargetkan 82,9 juta penerima manfaat pada akhir 2025. Demi mencapai target yang sangat masif itu, program MBG dilaksanakan secara terburu-buru sehingga kualitas tata kelola penyediaan makanan hingga distribusinya tidak tertata dengan baik," kata Diah pada Jumat (19/9/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.