Program Makan Bergizi Gratis
SPPG Minta Pelajar Penerima MBG Buang Sampah ke Dalam Ompreng, Ini Alasannya
Hal tersebut dilakukan selain untuk menjaga kebersihan ruangan kelas, sampah-sampah dari MBG itu juga akan dijadikan bahan evaluasi di masa mendatang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang guru di salah satu SMP Negeri di Jakarta berinisial NH mengatakan, sekolahnya meminta para murid untuk membuang sampah dari Makan Bergizi Gratis (MBG) ke dalam ompreng. Pihak sekolah juga mengimbau para murid untuk tidak membuang sampah dari paket menu MBG ke tempat sampah yang disediakan sekolah.
Baca juga: Wartawan Dicekik saat Liput Keracunan MBG di Pasar Rebo, Polisi: Kami Usut
Hal tersebut dilakukan selain untuk menjaga kebersihan ruangan kelas, sampah-sampah dari MBG juga akan dijadikan bahan evaluasi di masa mendatang.
"Dari awal kita sudah kasih tahu, apapun yang ada di MBG harus dimasukkan di rantang itu. Nggak boleh dibuang di tempat sampah kita," kata NH, saat ditemui Tribunnews.com di sekolahnya di kawasan Jakarta Barat, Selasa (30/9/2025).
Selain itu, katanya, pihak SPPG di wilayahnya juga mengarahkan pihak sekolah untuk melakukan hal tersebut apakah makanan diterima atau tidak.
"Memang kata orang MBG itu untuk evaluasi mereka apakah makanan-makanan itu diterima atau nggak," jelasnya.
Sementara itu, NH mengatakan, variasi menu MBG harus menjadi perhatian pihak dapur. Hal itu dikarenakan, menu makanan yang disukai murid satu dengan murid lainnya beragam.
Baca juga: Puluhan Siswa di Ciamis Keracunan MBG, Dapur SPPG Dibekukan Sementara
"Ada anak yang tidak mau, dia pasti kasih temannya. Ada anak yang 'bu, kurang (porsi makanan) kita'. Bisa dua porsi, tiga porsi," pungkasnya.
Diketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) dimulai pada 6 Januari 2025 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Program ini dilaksanakan melalui Badan Gizi Nasional (BGN). Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak sekolah dan kelompok rentan, serta mendorong kualitas belajar siswa.
Program ini ditargetkan untuk dapat mencakup hingga 82,9 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2029.
Presiden Prabowo Subianto saat Munas VI PKS menyebut dari 30 juta penerima manfaat MBG jumlah kasus keracunan yang terjadi di bawah satu persen, atau 0,0017 persen.
Baca juga: MBG Versi China Bikin 200 Siswa TK Keracunan Timbal, Pejabat Lokal Disuap Investor demi Tutupi Kasus
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.